Dewi Ratnasari*: Jenazah Covid 19 Ditolak, Siapa Yang Harus Bergerak?

Opini474 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merasa teriris hatinya tatkala mendengar kabar peristiwa penolakan pemakaman jenazah Covid-19.

Penolakan tersebut dilakukan oleh sekelompok warga di daerah Sewakul, Ungaran, Kabupaten Semarang pada Kamis (9/4/2020).

Ganjar mengaku kaget dengan peristiwa tersebut, terlebih saat mengetahui bahwa jenazah yang ditolak pemakamannya itu adalah seorang perawat yang bertugas di RSUP Kariadi Semarang.

Dengan sorot mata yang berkaca-kaca, Ganjar pun menyampaikan permintaan maaf.

Ganjar dalam cuplikan video yang diunggah di akun instagram @ganjar_pranowo, Jumat (10/4/2020) menyatakan permohonan maaf atas laporan yang didapat terkait penolakan oleh sekelompok warga Ungaran yang menolak pemakaman pasien Covid-19.

Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga mungkin itulah pepatah yang pas untuk menggambarkan kondisi keluarga yang salah satu sanak keluarganya meninggal akibat wabah covid 19.

Sudah kehilangan orang tersayang ditambah dikucilkan warga bahkan masyarakat menolak untuk menerima jenazah orang yang meninggal akibat covid 19.

Peristiwa seperti itu bukan hanya terjadi sekali tapi di beberapa wilayah tertentu sudah terjadi.

Pemerintah sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas pandemi ini sebaiknya segera ambil langkah dan kebijakan sehingga kasus semacam ini tidak terjadi membali. Pemerintah tidak boleh acuh tak acuh san berdiam diri melihat peristiwa ini.

masih acuh tak acuh terhadap pentingnya sosialisasi firus corona kepada masyarkat umum. Terutama kepada masyarakat pelosok.

Karena wabah bukan masalah pribadi tapi masalah ummat. Menangani wabah layaknya penyakit pribadi adalah sikap egoisme dan mementingkan diri sendiri.

Islam sebagai agama yang sempurna sudah menjelaskan secara detail terkait kewajiban seorang muslim terhadap muslim yang lain. Salah satunya ketika ada yang meninggal maka muslim yang masih hidup wajib mengurusi jenazah muslim tersebut hingga tahap menguburkan.

Namun karena covid 19 maka protap dari kemenkes menjadi panduan wajib bagi yang mengurusi jenazah demi keselamatan bersama. Tapi sikap penolakan jenazah covid 19 secara cuma – cuma dengan alasan takut tertular adalah hal yang begiku tak etis dan tak manusiawi. Kita boleh minim pengetahuan tapi kita tidak boleh bertindak seperti bukan manusia.

Ditambah efek lamban pemerintah dalam menangani wabah covid 19 mengakibatkan ratusan nyawa melayang sia – sia.

Sikap pemerintah pusat yang tidak sejalan  dengan sikap pemda dalam penanganan dan pencegahan pandemi ini tampak tidak terkordinasi dengan baik sehingga muncul kebijakan yang tidak kompak dan terintegrasi.

Seharusnya kepentingan rakyat menjadi prioritas utama dan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan antara pusat dan daerah.

Harusnya semua ini membuat kita sadar bukan hanya semakin menjaga imun juga meningkatkan iman tapi merefleksikan diri akan kemaksiyatan yang tetstruktur dan masif ini. []

*Ibu rumah tangga

Comment