Fenomena Trend Childfree di Era Disrupsi Bertentangan dengan Islam

Berita84 Views

 

Oleh : Hardita Amalia , M.Pd.I, Mahasiswa Program Doctor Universitas Islam Jakarta, Dosen Sties Mitra Karya Bekasi

_________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA –Di era disrupsi, fenomena trend childfree hingga kini masih menjadi pembicaraan di kalangan masyarakat, bahkan menjadi trend di sebagian kalangan generasi milenials dan generasi Z. Hal ini jelas, perlu untuk dianalisis dan juga dikorelasi dari sudut pandang dan perspektif Islam.

Mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim. Indonesia adalah representasi negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Dalam hal ini penulis ingin mengulas dan menganalisis child free sebagai upaya edukatif bagi  masyarakat dalam perspektif Islam.

Issue ini makin menggeliat dan menjadi besar ketika salah seorang YouTuber menjadi sorotan di jagad maya.

Kali ini YouTuber tersebut menyebut bahwa pilihan untuk tidak mempunyai anak alias childfree membuatnya awet muda. Jelas pernyataan ini menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Ini jelas bertentangan dengan fitrah muslimah dalam Islam.

Seorang muslimah dalam Islam memiliki peran mulia sebagai madrasah utama dan pertama bagi anak. Untuk melahirkan dan mendidik anak agar menjadi generasi berakhlak karimah dan mampu menjadi khalifah di muka bumi.

Dalam Islam proses mengandung dan melahirkan adalah proses agung dalam Islam. Kesulitan yang dialami oleh ibu hamil, baik letih, sakit, gangguan kesehatan, kejiwaan, materi itu ada pahala dan balasan yang dicatat dengan ganjaran pahala yang sangat besar.

Seorang hamba muslim akan diberi pahala oleh Allah pada semua musibah yang menimpanya di dunia, hingga duri yang mengenainya, Allah akan hapuskan dosa-dosanya. Maka sakit saat melahirkan dan saat hamil, lebih agung dan lebih besar. Bahkan kalau sekiranya Allah takdirkan wanita ini meninggal dunia karena melahirkan, maka dia meninggal dalam kondisi syahid.

Sebagaimana disebutkan dalam surat Al-Ahqaf ayat 15:

وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا

Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan.”

Selain itu, Rasulullah SAW juga memberikan jaminan kepada para ibu hamil terakit risiko apapun yang dideritanya saat hamil, termasuk mengancam kematian maka dinilai sebagai syahid.

Ini sebagai dalil akan keutamaan kondisi seperti itu (hamil). Nabi sallallahu’alahi wa sallam bersabda:

“Dan wanita yang meninggal dunia karena melahirkan itu syahid.’ (HR. Abu Daud, 3111, dishahihkan oleh An-Nawawi di Syarh Muslim, 13/62).

Tidak hanya itu tugas mulia seorang wanita, dengan mendidik anak dan menjadi madrasah utama anak adalah sebuah tugas yang begitu mulia yang menjadikan Allah mengganjar dengan pahala dan syurgaNya.

Sehingga child free ini sangat bertentangan dengan konsep Islam, karena Islam menjadikan generasi yang kelak menjadi manivestasi khalifah di muka bui, dan dengan adanya konsep child free akan menyebabkan depopulasi sehingga menyebabkan angka kelahiran rendah, dan akan menjadi penghambat pembangunan di sebuh negara.

Maka ide ini tidak layak menjadi sebuah konsep yang dikembangkan di kalangan masyarakat bahkn generasi muda. Karena selain bertentangan dengan konsep ajaran Islam juga menghambat laju pembangunan nasional.[]

Comment