FSPMI Selenggarakan Rakernas Di Yogyakarta

Berita430 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, YOGYAKARTA – Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (SPAMK – FSPMI) menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Hotel Ross In, Yogyakarta pada tanggal 4 – 6 Mei 2017. Rakernas SPAMK FSPMI diikuti oleh 147 peserta yang terdiri dari pengurus Pimpinan Pusat, Pimpinan Cabang, dan perwakilan PUK SPAMK FSPMI dari seluruh Indonesia

“Tema Rakernas kali ini adalah tak kenal lelah pantang menyerah,” ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat SPAMK FSPMI Heriyanto dalam sambutan pembukaan di Yogjakarta, Kamis (4/5/2017). Lebih lanjut Heri menjelaskan, Rakernas adalah forum untuk melakukan evaluasi terhadap program kerja setahun sebelumnya dan merumuskan program kerja dalam setahun yang akan datang.

Sebagai salah satu serikat pekerja yang menjadi anggota Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) dan afiliasi Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Heri menegaskan bahwa SPAMK-FSPMI akan bekerja keras dan berpartisipasi aktif untuk dalam memperjuangkan keputusan organisasi.

Sebagai serikat pekerja yang basis anggotanya dari industri automotif, mesin, dan komponen, SPAMK FSPMI tersebar di 9 provinsi, yaitu Aceh, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.

Rakernas ini sengaja diselenggarakan di Yogjakarta, untuk mendorong upah buruh di Yogjakarta dan Jawa Tengah bisa tinggi. “Jawa Tengah ibarat cekungan. Upah minimum di Jawa Timur dan Jawa Barat mencapai 3 juta ke atas, tapi di Jawa Tengah kebanyakan kurang dari 2 juta. Karena itu Rakernas kali ini kita adakan disini agar buruh di tengah pulau Jawa ini bangkit untuk memperjuangkan uoah. Agar kedepan menjadi busur panah, tidak lagi menjadi cekungan,” kata Herianto.

Dalam sambutannya, Sekretaris Jenderal FSPMI Riden Hatam Aziz mengklarifikasi soal tuduhan rumah mewah Presiden FSPMI yang juga Presiden KSPI yang meme-nya tersebar kuas di media sosial. Menurut Riden, tidak benar jika rumah mewah itu dibangun dari iuran serikat pekerja.

“Apakah buruh tidak boleh sejahtera? Apakah salah jika pemimpin buruh membangun rumah dari usahanya sendiri?” Kata Riden.

Riden yakin, ini adalah upaya untuk melemahkan gerakan buruh. Dia juga menegaskan bahwa buruh tidak akan terpengaruh dengan fitnah-fitnah tersebut.[]

Berita Terkait

Baca Juga

Comment