Genk Motor Makin Meresahkan, di Mana Peran Keluarga dan Negara?

Opini1405 Views

 

 

Penulis : Fitriani | Mahasiswi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Fenomena genk motor yang meresahkan semakin menjadi perhatian, seperti yang baru-baru ini terjadi di Jambi. Polisi di Jambi menangkap lima orang diduga terlibat dalam pelemparan batu terhadap sekelompok remaja.

Akibat aksi tersebut, beberapa remaja mengalami luka. Polisi masih menyelidiki motif di balik peristiwa ini, mengumpulkan bukti dan saksi untuk memperjelas peran masing-masing tersangka. Dari beberapa motor itu, salah satunya melempar batu ke arah kepala korban hingga terluka.

Mereka berpapasan diduga sama berandalan bermotor, jumlahnya ada 5 unit sepeda motor mengarah ke Pall X. Salah satu diduga dari berandalan bermotor ini melempar batu mengarah kepada korban dan kena kepalanya. Pihak kepolisian berkomitmen untuk mengusut kasus ini lebih lanjut demi menegakkan hukum,sebagaimana diberitakan di Detik.com.

Peristiwa ini tidak hanya menimbulkan ketakutan di masyarakat, tetapi juga menjadi bukti nyata bahwa permasalahan genk motor membutuhkan solusi mendalam. Tindakan kriminal ini tidak hanya merugikan korban secara langsung, tetapi juga menciptakan ketidaknyamanan dan ketakutan di masyarakat.

Ketika keamanan lingkungan terganggu, masyarakat kehilangan rasa aman yang merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan. Awalnya dikenal sebagai kelompok yang melakukan balap liar, genk motor kini berkembang menjadi pelaku tindakan kriminal yang lebih serius, seperti perusakan dan kekerasan.

Meningkatnya jumlah kasus serupa di berbagai daerah menunjukkan bahwa ini bukan sekadar masalah lokal, melainkan fenomena sistemik yang membutuhkan penanganan komprehensif. Aksi kriminal oleh genk motor tidak hanya melukai korban, tetapi juga merusak tatanan sosial dan menciptakan keresahan publik.

Generasi sekarang hidup dalam dunia yang sangat dipengaruhi oleh sistem liberal dan sekuler, yang memberikan kebebasan pribadi yang luas dan memisahkan urusan agama dari kehidupan publik.

Namun, kebebasan ini, meskipun membawa banyak kemajuan, juga memunculkan tantangan besar, terutama dalam hal perilaku anak muda. Salah satu fenomena yang mencolok adalah munculnya geng motor yang semakin meresahkan. Dalam konteks ini, kita bisa melihat bagaimana kerusakan yang dibawa oleh sistem liberal dan sekuler mempengaruhi cara pandang dan perilaku anak muda.

Dalam sistem liberal, kebebasan individu sangat dihargai. Anak muda zaman sekarang diberi ruang untuk memilih dan menjalani hidup sesuai dengan kehendak mereka, tanpa terlalu terikat pada norma-norma tradisional.

Namun, kebebasan ini sering kali disalahgunakan. Geng motor, sebagai contoh, muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap aturan sosial yang dianggap membatasi kebebasan mereka. Kelompok-kelompok ini sering kali mencari identitas dalam kebebasan yang ekstrem, seperti melakukan aksi-aksi yang meresahkan masyarakat, tanpa memikirkan dampaknya bagi orang lain.

Di sisi lain, sistem sekuler yang memisahkan agama dari urusan negara memberikan pengaruh yang tak kalah besar. Dengan tidak adanya panduan agama yang mengatur perilaku di ruang publik, banyak anak muda yang merasa kebebasan mereka seakan tanpa batas. Mereka lebih fokus pada hak individu dan cenderung mengabaikan norma-norma sosial yang lebih mengedepankan tanggung jawab bersama.

Dalam banyak kasus, ini menyebabkan mereka kehilangan rasa empati dan tanggung jawab sosial, yang akhirnya berujung pada perilaku merusak seperti bergabung dengan geng motor. Namun, di tengah kebebasan yang ditawarkan oleh sistem liberal dan sekuler, peran keluarga dan masyarakat menjadi sangat penting.

Keluarga, sebagai tempat pertama bagi pendidikan karakter, harus mampu membimbing anak-anak untuk memahami bahwa kebebasan yang mereka miliki harus diimbangi dengan tanggung jawab. Begitu pula masyarakat, yang harus menjadi contoh yang baik dan menciptakan lingkungan yang mendukung nilai-nilai positif.

Jika keluarga dan masyarakat gagal dalam memberikan bimbingan dan pengawasan yang tepat, maka generasi muda bisa saja terjerumus ke dalam perilaku yang merusak.

Kebebasan yang diberikan oleh sistem liberal dan sekuler memang memberi banyak kesempatan bagi anak muda untuk berkembang, tetapi tanpa adanya akidah islam yang kuat, kebebasan itu bisa menjadi bumerang.

Geng motor adalah salah satu dampak dari kebebasan yang tidak diimbangi dengan pengawasan dan pemahaman tentang tanggung jawab sosial. Untuk itu, penting bagi keluarga dan negara mendidik dan membimbing generasi muda.

Keluarga berperan dalam memberikan pendidikan moral dan akhlak, sedangkan negara harus menegakkan hukum yang adil serta menyediakan solusi bagi pelaku yang ingin bertaubat. Kedua peran ini saling mendukung untuk mencegah kekerasan.

Geng motor semakin marak

Geng motor kini semakin marak dan tampaknya tidak ada rasa jera dari para anggotanya, meskipun berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi permasalahan ini. Fenomena ini menggambarkan ketidakseimbangan antara kebebasan individu, pengaruh lingkungan, dan sistem penegakan hukum yang ada.

Dari pandangan negara, ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa geng motor terus berkembang dan tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

1. Adanya kekosongan dalam pembinaan karakter, baik di tingkat keluarga maupun masyarakat. Negara, dalam hal ini, mungkin lebih fokus pada penegakan hukum daripada mengatasi akar masalahnya yaitu pendidikan karakter dan pembentukan moral sejak dini.

Dalam banyak kasus, anggota geng motor berasal dari lingkungan yang kurang mendapat perhatian, baik dari keluarga maupun sekolah. Tanpa adanya pengawasan yang ketat dan bimbingan yang memadai, anak muda lebih rentan untuk terjerumus ke dalam perilaku negatif ini.

Mereka mencari identitas dan rasa kebersamaan dalam kelompok, yang memberikan mereka pengakuan dan rasa aman, meskipun cara yang digunakan salah.

2. Lemahnya penegakan hukum juga menjadi faktor penyebab. Geng motor sering kali beroperasi dengan cukup bebas, bahkan ketika telah ada tindakan hukum terhadap mereka.

Penegakan hukum yang tidak tegas, atau hukuman yang tidak memberikan efek jera, membuat mereka merasa tidak ada konsekuensi serius dari tindakan mereka.

Hukum yang ada mungkin sudah mencakup ancaman pidana, namun jika eksekusinya tidak berjalan efektif, geng motor tetap merasa aman dan terus melanjutkan kegiatan mereka.

3. Dari sisi ekonomi dan sosial, banyak anggota geng motor yang merasa terpinggirkan atau tidak mendapatkan kesempatan yang layak untuk berkembang.

Dalam banyak kasus, mereka datang dari keluarga yang kurang mampu atau berada dalam situasi sosial yang tidak mendukung, sehingga mereka mencari pelarian dalam kegiatan-kegiatan yang mereka anggap bisa memberi mereka rasa bangga dan penerimaan.

Negara, meskipun telah ada program-program pemberdayaan masyarakat, masih kesulitan dalam mencapai pemerataan yang lebih luas, sehingga kesenjangan sosial terus melahirkan celah-celah yang dimanfaatkan oleh geng motor untuk merekrut anggota baru.

4. Pengaruh teknologi dan media sosial juga memainkan peran penting. Geng motor tidak lagi hanya beroperasi secara lokal atau terisolasi.

Mereka menggunakan media sosial untuk mengorganisir kegiatan, menyebarkan citra kekuatan, dan bahkan merekrut anggota baru. Media sosial juga sering kali memberikan panggung bagi mereka untuk menunjukkan aksi-aksi yang dianggap berani atau mengesankan, yang justru memperkuat citra mereka di mata anak muda lain yang mungkin merasa terpinggirkan.

Solusi Islam Kaffah dalam Mengatasi Masalah Geng Motor

Islam kaffah, atau Islam yang menyeluruh, memandang segala aspek kehidupan dengan cara yang utuh, termasuk dalam menangani masalah sosial seperti kasus geng motor.

Pendekatan Islam kaffah dalam menyelesaikan masalah ini bukan hanya terbatas pada aspek hukum atau hukuman semata, tetapi melibatkan berbagai dimensi, seperti pendidikan, pembinaan, keadilan sosial, dan peran masyarakat dalam mengajak umat untuk kembali ke jalan yang benar.

Islam itu universal, mengatur seluruh tatanan kehidupan baik itu hal ibadah sampai pada tatanan hukum suatu negara dan termasuk lah solusi setiap problematika yang menimpa manusia akibat kerusakan yang mereka lakukan.

Seperti yang Allah katakan dalam firmanNya :

“Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Al Baqarah 208

Dalam konteks ini, ada beberapa perspektif Islam untuk menangani masalah geng motor.

1. Pendidikan karakter sejak dini

2. Pencegahan dengan Dakwah dan Bimbingan : Dakwah dalam Islam tidak hanya dilakukan oleh para ulama atau pemimpin agama, tetapi juga oleh setiap anggota masyarakat yang peduli. Pendekatan dakwah yang penuh kasih sayang, hikmah, dan nasihat yang baik adalah salah satu metode yang efektif untuk mencegah terjadinya perilaku meresahkan seperti geng motor.

3. Salah satu penyebab munculnya geng motor adalah masalah sosial seperti kemiskinan, ketidakadilan, atau kurangnya peluang. Negara yang menerapkan sistem Islam kaffah akan memastikan bahwa kesenjangan sosial berkurang, dengan memperhatikan distribusi kekayaan dan menciptakan peluang bagi masyarakat yang terpinggirkan.

Dengan pemberdayaan sosial dan ekonomi yang tepat, anak muda yang merasa terpinggirkan atau kurang diperhatikan dapat menemukan tujuan hidup yang lebih positif, alih-alih bergabung dengan geng motor.

4. Penegakan Hukum : Dalam Islam, kekerasan seperti yang dilakukan oleh geng motor, termasuk pelemparan batu terhadap seseorang, dianggap sebagai pelanggaran besar terhadap hak orang lain.

Hukum Islam mengharuskan pelaku kekerasan untuk bertanggung jawab atas tindakan mereka. Pelaku dapat dikenakan hukuman sesuai dengan prinsip keadilan yang berlaku dalam hukum Islam, yang meliputi qishash (pembalasan setimpal) atau denda (diat), tergantung pada tingkat keparahan dan kerugian yang ditimbulkan. Selain itu, Islam mendorong taubat dan rehabilitasi bagi pelaku yang ingin berubah.

Maka dari itu islam kaffah tidak akan bisa terwujud jika tidak menerapkan syariat islam di dalamnya. Butuh system yang mengatur segala urusan yang berpedoman dengan Al Quran dan As Sunnah.[]

Comment