Hari Valentine  Dan Kehormatan Seorang Muslim 

Opini570 Views

 

Oleh: NH Aliyah, S.I.Kom*

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA —  “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.”

Ayat di atas merupakan terjemahan QS. Al-Isra’ [17]: 32. Ayat tersebut menjadi pengingat bagi kaum muslim untuk senantiasa menjaga kehormatan dan kemuliaan, agar tidak terjerumus ke dalam lubang perzinaan.

Dilansir Republika.co.id, (13/02/2019), peringatan hari valentine pada 14 Februari sering diartikan sebagai hari kasih sayang. Perayaan yang berasal dari budaya Barat ini biasanya dirayakan orang-orang bersama kekasih, orang tua, keluarga, atau teman dengan cara mengungkapkan cinta dan kasih sayang.

Namun hal tersebut menjadikan hari valentine bukan sekedar hari kasih sayang, banyak pemuda-pemudi kerap mengikuti perayaan hari valentine dengan mengadakan pesta hingga berujung pada seks bebas. Mengapa hari valentine banyak diikuti oleh kalangan muda-mudi yang sedang dimabuk asmara?

Hari valentine bukan Budaya Islam

Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur Ainul Yaqin seperti dikutip wartaekonomi.co.id, (12/02/2020), mengingatkan umat Islam, terutama muda-mudi, tentang Fatwa MUI Nomor 3 Tahun 2017 yang mengharamkan perayaan valentine day setiap 14 Februari. Merujuk hal itu, MUI mengimbau umat Islam agar tidak latah merayakan momentum yang lazim disebut hari kasih sayang itu.

Sebagai muslim tidak sepantasnya merayakan hari valentine, sebab hari valentine bukan bagian dari budaya Islam. Selain itu, budaya ini akan mendatangkan kemudharatan yang menyebabkan kerugian besar terhadap harga diri dan agama.

Sungguh ironi bahwa tak jarang kaum muslim yang justeru sibuk menyiapkan berbagai macam kebutuhan di hari valentine seperti cokelat, bunga, hingga alat kontrasepsi untuk berzina dengan pasangan di luar pernikahan.

Sudah menjadi kebiasaan kalangan remaja merayakan hari valentine, sebab mereka memaknai hari ini sebagai hari kasih sayang. Maka, banyak muda-mudi yang mengungkapkan rasa kasih sayangnya kepada pasangan di luar pernikahan dengan mengorbankan kehormatan dan harga diri sebagai muslim.

Inilah dampak dan ekses sekulerisme yang tanpa disadari telah mendorong kebebasan setiap individu untuk secara bebas berekspersi memenuhi hawa nafsu tanpa takut murka Allah SWT.

Padahal Allah SWT telah berfirman, “Dan janganlah kamu mendekati zina; (zinah) itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ [17]: 32).

Mendekatinya saja tidak dibolehkan dalam Islam, bagaimana jika pemuda-pemudi berkumpul merayakan hari valentine hingga terjadi hubungan di luar pernikahan. Na’udzubillahi mindzalik.

Itulah mengapa Islam sangat menjaga kehormatan dan kemuliaan setiap individu muslim.  Sadarlah bahwa tanpa aturan Islam maka hidup dan kehidupan manusia akan terhina.

Islam mampu menjaga kehormatan Muslim

Islam memiliki peraturan yang sempurna. Semua problematika dalam hidup ada solusinya, termasuk aturan pergaulan antara laki-laki dan perempuan.

Dalam hal ini, laki-laki dan perempuan hidup terpisah kecuali ada kepentingan syar’i yang diharuskan bertemu seperti pendidikan, muamalah, dan kesehatan, dengan syarat tidak berdua-duaan, tetap menutup aurat secara sempurna, tidak tabarruj serta didampingi oleh mahramnya.

Selain itu, laki-laki dan perempuan tidak sembarangan berinteraksi tanpa kepentingan syar’i, sebab jika pertemuan dua orang laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, maka yang ketiga adalah setan.

Rasulullah Saw. bersabda, “Ingatlah, bahwa tidaklah seorang laki-laki itu berkhalwat dengan seorang wanita kecuali yang ketiganya adalah setan” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi dan Al-Hakim).

Demikian Islam menjaga kehormatan manusia. Sebab tanpa peraturan yang shahih, manusia akan berlaku seperti hewan, mendatangi lawan jenisnya dan melakukan apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsunya. Wallahu a’lam bisshawab.[]

*Mahasiswi Universitas Sangga Buana YPKP, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Comment