Calon Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar, Priyo Budi Santoso.[Gofur/radarindonesianews.com] |
Priyo Budi Santoso rupanya telah menyiapkan strategi untuk membangun
kembali Partai Golkar ke arah yang lebih baik, jika dirinya memang
terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Golkar di zaman reformasi, di mana pada kondisi tiga pemilu terakhir,
tren Partai Golkar cenderung selalu semakin menurun. Untuk itu, kata
dia, perlu ada strategi dan lompatan besar.
Birokrat Golkar). Tetapi, ABG yang saya maksud adalah keluarga
besarnya, bukan militernya, bukan birokrasinya,” ujar Priyo di Jakarta,
Senin 25 April 2016.
Purnawirawan Jendral yang diajaknya untuk memimpin partai. Selain
Purnawirawan, dia juga akan mengajak berbagai elemen, baik itu dari
lembaga negara, maupun para aktivis.
aktivis, ICW (Indonesia Corruption Watch), atau apapun kita harus
bersahabat,” katanya.
branding dari Partai Golkar. Untuk itu, menurutnya, pemimpin harus
memiliki nilai positif ketika berhubungan dengan masyarakat, serta
bersahabat dengan kalangan pers dan aktivis.
hubungan dengan masyarakat. Bukan pemimpin yang berjaga jarak,”
tuturnya.
memberikan karpet merah pada pemimpin partai yang energik, muda ,dan fresh, serta berisiko terhadap kepemimpinan yang tidak menuju tren kerakyatan tersebut.
Selanjutnya, mantan Wakil Ketua DPR RI tersebut berkeinginan untuk
menjadikan kantor Partai Golkar sebagai pusat komando, sekaligus pusat
penyampaian aspirasi rakyat.
“Tanpa ini, saya khawatir Golkar akan sebagai kuburan. Saya impikan
pusat komando itu jadi wilayah rakyat sampaikan aspirasi,” paparnya.
Yang kelima, kata dia, karena Pilkada serentak merupakan salah satu
ujian bagi Partai Golkar. Golkar kata dia, seolah-olah seperti partai
yang antara ada dan tiada.
“Akibat konflik Golkar yang menimbulkan efek luar biasa bagi pilkada
lalu. Ini akan kita gunakan untuk juga merebut puncak kepemimpinan di
bupati, wali kota dan gubernur, Golkar akan kembali menunjukkan
esensinya untuk itu,” kata dia.
Selain itu, untuk yang keenam, Priyo berjanji akan membuat sekolah
kader, agar sistem kaderisasi Partai Golkar menjadi lebih baik. Serta
yang ketujuh, adalah mengedepankan tata krama luhur yang tidak hanya
menjadi pemburu kekuasaan melainkan ada karya yang dihasilkan.
“Saya akan mengedepankan politik luhur yang mengedepankan tata krama,
bukan hanya pemburu kekuasaan semata, di posisi gubernur, doktrin
kekaryaan, itulah esensi dari kekaryaan dan politik luhur,” katanya.
(asp/[vv)
Comment