Oleh: Anica Wildasari, Mahasiswa USN Kolaka
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA __ Kancah publik dihebohkan dengan pemberitaan umat Islam di India terkait adanya larangan memakai jilbab di beberapa lembaga pendidikan. Pelarangan penggunaan dinilai sebagai tindakan islamofobia. Pasalnya, tindakan tersebut membidik umat muslim.
Dilansir news.okezone, Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI Anwar Abbas menyesalkan larangan penggunaan jilbab di beberapa lembaga pendidikan di India. Tindakan tersebut dinilai sebagai islamofobia bagi umat muslim di sana.
“Majelis Ulama Indonesia (MUI) sangat menyesalkan adanya larangan memakai jilbab di sejumlah sekolah di India terutama di negara bagian Karnataka. Hal ini jelas-jelas mencerminkan islamfobia, permusuhan dan kebencian dari pihak pemerintah terhadap rakyatnya sendiri yang beragama islam,” kata Anwar dalam keterangan tertulisnya, Rabu, (09/2/2022).
Anwar mengatakan perlakuan buruk yang diterima oleh umat muslim di India, juga telah menyakiti hati umat Islam yang ada di seluruh dunia termasuk Indonesia sebagai negara dengan penduduk yang mayoritas muslim terbanyak di dunia.
Untuk itu MUI menghimbau dan mendesak pemerintah India supaya menghormati kebebasan bagi umat islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sesuai dengan keyakinan yang dianutnya. Di samping itu Majelis Ulama Indonesia meminta kepada pemerintah Indonesia untuk melakukan pendekatan-pendekatan agar hubungan baik antara Indonesia dan India yang sudah terbangun selama ini tidak rusak dan terganggu atas kejadian tersebut.
Beberapa waktu lalu Menteri Pendidikan Karnataka, SM Nagesh, memerintahkan bahwa aturan berpakaian sekolah telah ditetapkan setelah meninjau keputusan pengadilan dari seluruh negeri untuk melarang jilbab di lembaga pendidikan. Hal ini direspon oleh Pemerintah Karnataka, di mana 12% dari populasinya adalah muslim dan diperintah oleh Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP) yang mendukung Perdana Menteri Narendra Modi, mengatakan dalam sebuah perintah pada 5 Februari bahwa semua sekolah harus mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan oleh manajemen.
Menilik Akar Persoalan
Ketiadaan negara Islam dalam menerapkan syariat Islam secara menyeluruh menyebabkan arus moderasi beragama semakin terang-terangan dikampanyekan oleh musuh Islam. Lagi-lagi islamofobia telah menjadi kebiasaan bagi umat muslim di era kapitalisme. Hal ini tidak bisa dipungkiri di India minoritas kaum muslim tertindas dan ditekan oleh pemerintah India untuk tidak menggunakan jilbab.
Pelarangan penggunaan jilbab di India menjadi pusat perhatian oleh banyak orang. Larangan jilbab ini adalah bagian dari bukti kekejaman rezim islamphobia India terhadap kaum muslim. Rezim penguasa dari partai radikal Hindu makin banyak mengeluarkan kebijakan anti Islam. Pemerintah India semakin menunjukkan kebenciannya terhadap umat muslim yang menggunakan jilbab dengan melakukan tindakan pelarangan penggunaan jilbab di sekolah-sekolah, sehingga siswi muslim tidak diperbolehkan memakai jilbab di sekolah.
Kekuasan di India yang dipimpin langsung oleh BJP yang mendukung Perdana Menteri Narendra Modi, kaum muslim di India menjadi sasaran tertindas yang tidak dijamin kebebasanya. Rezim radikal kelompok Ultra Nasionalis Hindu Eksrem semakin anti islam dan fobia terhadap kaum muslim di India yang merupakan masih rakyatnya sendiri.
Kelompok tersebut hanya akan mempertontonkan kekejaman dan tindakan kekerasan terhadap minoritas muslim di India yang disponsori oleh negara. Kekuasaan yang telah membutakan hati nurani seorang pemimpi dan membenci Islam dengan terus melakukan berbagai cara untuk menjauhkan umat muslim pada agamanya.
Islamofobia di India sangat terasa saat ini, tentu akan sangat berdampak bagi kaum muslim India yang minoritas, tindakan brutal yang dilakukan pemerintah India terhadap pelarangan penggunaan jilbab di lembaga-lembaga telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Pemerintah India bukan hanya melakukan tindakan diskriminasi, melainkan nampak dengan jelas membangun, mengembangkan, dan memperkuat spirit islamofobia.
Para radikal ekstrimis di India menganggap bahwa berpakaian apapun, termasuk berpakaian terbuka merupakan kebebasan dalam berekspresi, tidak ada yang menganggu bahkan perbuatannya itu adalah hak mereka. Sedangkan bagi muslim yang menganggap berpakaian syari termasuk penggunakan jilbab adalah kewajibannya dalam mentaati syariat pencipta. Akan tetapi, kebebasan berekspresi kaum muslim dalam hal agama ditindas, dimaki, dicaci, bahkan dilakukan tindakan kekerasan fisik yang dilakukan tidak selayaknya manusia.
Begitulah yang terjadi, sikap toleransi bagi kaum ekstremis radikal tidak diberlakukan untuk kaum muslim di India. Kebijakan yang diberlakukan para kelompok ekstrim gagal dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin dalam mengatur rakyatnya.
Islamofobia terhadap rakyat sendiri adalah sikap yang tidak patut dilakukan seorang pemimpin negara. Sikap fobia hanya akan menimbulkan kesan buruk terhadap rakyat karena mempertontonkan ketidaksukaan terhadap sesuatu yang dibencinya. Apatah lagi dengan rakyat yang berbeda-beda agama. Sebagai seorang pemimpin negara tidak boleh membeda-bedakan rakyatnya, hal ini tentu harus diperhatikan dan dijadikan pelajaran bagi pemimpin negara. Bukan hanya berlaku pada pemimpin, tetapi berlaku pada umat di seluruh dunia bahwa islamofobia adalah kebencian yang sangat mempengaruhi pemikiran yang dapat merusak siapapun.
Penyebab munculnya stigma islamofobia disejumlah negara dilatarbelakangi hal-hal berbeda salah satunya di Inggris kecurigaan terhadap penganut Islam muncul saat imigran banyak datang ke sana pada periode 1970-1980. Islampobia di sana dipicu oleh kebencian penduduk asli Inggris terhadap imigran. Kemudian saat ini yang sedang terjadi di India pelarangan penggunaan hijab di lembaga-lembaga ini juga menunjukan islamofobia.
Melihat potret yang terjadi, menujukkan betapa urgennya muslim di India mengharapkan bantuan dari negeri-negeri muslim. Jika peristiwa seperti ini terus berlangsung tentu akan sangat merugikam, tentu saja tidak mau hal demikian terjadi terus-menerus. Oleh sebab itu, sebagai negara penduduknya mayoritas muslim dan sangat menjujung tinggi toleransi beragama pemerintah Indonesia juga turut mengulurkan bantuan terhadap umat muslim India. Tak hanya Indonesia melainkan negara lain dapat ikut campur atas persoalan yang mendera kaum muslim.
Namun, sayangnya perlindungan atas muslim di India tidak serta-merta mudah di jalanan, sebab sistem kini yang mengatur kehidupan berada dalam bayang-bayang semu sekualrisme. Tak ada yang bisa dilakukan selain hanya turut merasa ibah.
Islam Solusi Atas Persoalan Umat
Islam adalah solusi tuntas dalam setiap permasalahan dengan diterapkannya syariat Islam yakni di bawah naungan khilafah. Sebagaimana yang pernah tercerminkan pada masa khalifah al-Mu’tashim Billah, khalifah kedelapan dinasti Abbasiyah pernah terjadi dimana seorang wanita dari sebuah kota pesisir sedang ditawan oleh tentara Romawi. Wanita yang ditawan oleh tentara Romawi ia berseru “Wahai Muhammad, wahai Mu’stashim!” setelah informasi itu terdengar oleh khalifah, ia pun segera menunggang kudanya bersama bala tentaranya untuk menyelamatkan wanita yang ditawan tersebut dan menaklukkan kota tempat para tentara Romawi. Setelah wanita tersebut diselamatkan oleh khalifah ia mengatakan “kupenuhi suaramu, wahai wanita!”
Diceritakan juga dalam kisah ar-Rahiq al-Makhtum karya Syaikh Shafiyurrahman Mubarakfury, bahwasannya ada seorang wanita Arab yang datang ke pasarnya orang Yahudi Bani Qainuqa. Dia duduk di dekat pengrajin perhiasan. Tiba-tiba beberapa orang diantara mereka hendak menyingkap kerudungnya dan auratnya seketika tersingkap wanita tersebut spontan berteriak dan seorang laki-laki muslim yang berada di dekatnya melompat ke pengrajin perhiasan itu dan membunuhnya. Orang-orang Yahudi kemudia membalas dengan mengikat laki-laki muslim tersebut lalu membunuhnya.
Pada saat itu juga informasinya menyebar sampai di telinga Rasulullah Shallahu’ Alahi Wassalam. Rasullulah Shallahu’ Alihi Wassalam sontak langsung memerintahkan pasukan kaum muslim untuk berangkat menuju tempat Bani Qainuqa dan mengepung mereka dengan ketat. Dan mengusir Bani Qainuqa untuk pergi sejauh-jauhnya dan tidak boleh datang di Madinah.
Harapan muslim India tentu saja mengharapkan perlindungan, maka hadirnya kehidupan adil dan tenang hanya bisa terwujud dalam naungan khilafah. Betapa indahnya Islam menjaga aurat wanita. Berbeda dengan kondisi saat ini, justru pelarangan penggunaan hijab yang terjadi di India, hal itu karena ketiadaan khilafah yang menerapakan aturan Islam, sehingga banyak umat Islam terzalimi, tindakan kekerasan secara fisik, umat terpecah belah disebabkan tidak diterapkannya sistem pemerintahan Islam, yakni khilafah.
Oleh sebab itu, umat manusia akan damai, sejahterah adil dan makmur hanya ada pada Islam yakni dengan diterapkannya seluruh aturan Islam di bawah naungan khilafah.[]
Comment