“Pembangunan BLKI Sidoarjo dilaksanakan antara bulan Agustus sampai dengan Desember 2016. Untuk proyek tersebut Kemenaker menyiapkan anggaran sebesar Rp6,599,829,000,” ujar Jajang Nurjaman Koordinator Investigasi Center for Budget Analysis, Kamis (20/4).
Seperti yang dikhawatirkan Center for Budget Analysis sebelumnya, terkait proyek revitalisasi BLK yang gencar dilakukan Kemenaker masih rawan akan tindakan penyelewengan. Begitu juga dengan pembangunan BLKI Sidoarjo.
Jajang pun mengutarakan, perusahaan yang dimenangkan Kemenaker untuk menjalankan proyek tersebut adalah PT. Wijaya Perdana yang beralamat di Jl. Fatmawati No. 1B Lantai 3 Jakarta Selatan DKI Jakarta. Anggaran yang dihabiskan untuk menjalankan proyek tersebut sebesar Rp6,401,728,000.
Nurjaman menambahkan, ada tiga perusahaan lain yang mencoba melakukan penawaran lebih murah kepada Kemenaker. Namun masih dengan lagu lama ketiga perusahaan tersebut ujung-ujungnya digugurkan dan uang sebesar Rp751,917,000 lagi-lagi menguap.
“Jadi, wacana Hanif Dhakiri agar kementerian yang dikomandoinya di tahun 2017 bisa mendapatkan limpahan anggaran untuk pendidikan vokasi sebesar Rp20 triliun sangatlah mengada-ada. Jangankan Rp20 triliun, anggaran senilai Rp1,4 triliun saja untuk revitalisasi BLK masih banyak yang bocor.” tukasnya.
Comment