![]() |
kiblatnet |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Siapa yang tak kenal Kotak Amal Masjid yang setiap Jumat menghampiri setiap jamaah yang hendak melaksanakan shlat? Semua pasti paham betul dengan kotak yang satu ini. Kotak untuk jamaah berinfak atas kelebihan harta yang dimilikinya. Kotak itu seperti ajaib dan mengajarku menjadi orang yang lebih bijak memandang dan menilai seseorang.
Seperti biasa, setiap hari Jumat, saya melaksanakan sholat berjamaah di sebuah Masjid yang berada di dekat rumah. Setiap saat yang sama saya memperhatikan orang yang duduk di samping saya. Dia duduk sambil mulutnya berkomat kamit dengan doa yang mungkin dibacanya tanpa mempedulikan kotak amal yang menghampiri duduknya. Ini berlangsung cukup lama sehingga terucap dalam hati saya betapa orang tersebut sangat pelit dan kikir dengan rizki dan karunia yang Allah berikan.
Dari penampilan dan pakaian kantoran yang dikenakannya tentu orang ini cukup berduit. Prasangka buruk saya semakin besar ketika usai sholat, orang ini mengenakan kendaraan roda dua yang cukup berharga.
“Orang ini sangat sombong dengan tidak mengisi kotak amal yang menghampiri dirinya. Biarlah nanti Allah akan mengambil kembali harta miliknya itu.” Bisik saya kesal dalam hati.
Saat usai sholat, beberapa jamaah menyalami orang tersebut sambil menciumi tangannya. Saya mulai berikir dan bertanya-tanya, “Siapa sih orang ini?”
Dari beberapa anak yang menyalaminya, saya bertanya tentang orang itu. Salah seorang menjawab kalau bapak muda berpenampilan necis dan kantoran itu adalah bapak angkat mereka yang kini tidak punya kedua orang tua.
“Saya dan temen-temen dikasih goceng buat dimasukin ke kotak amal.” Ujar anak-anak yang berjumlah lebih dari 5 orang itu.
Saya menarik nafas dalam-dalam dan menilai ulang laki-laki parlente itu. Betapa saya yang hanya dua ribu beramal sudah menjustifikasi seseorang dengan pandangan negatif padahal dia jauh lebih baik dari apa yang saya prasangkakan.
Sejak itulah saya menyadari bahwa kotak amal itu telah mengajari saya agar tidak terkecoh oleh pikiran pribadi dalam menilai seseorang.[GF]
Comment