Penulis: Imas Sunengsih, S.E., M.E | Aktivis Muslimah Intelektual
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Dunia Maya kembali diingatkan akan tragedi pembunuhan Vina pada tahun 1996 silam. Kisah tersebut semakin viral ketika dijadikan film. Mirisnya, pelakunya sampai detik ini belum diketemukan oleh pihak yang berwenang. Sungguh malang nasib Vina dan pastinya masih banyak Vina lainnya yang memiliki nasib serupa.
Kasus kejahatan kian meningkat setiap harinya, Ditreskrimum Polda Metro Jaya mengungkapkan terjadi 352 kasus kejahatan hasil OPS pekat 2024 selama 15 hari.
Kasus kriminalitas yang terjadi sungguh seperti jamur yang terus merebak, seakan tidak pernah habisnya. Nyawa menjadi tidak berharga, sangat mudah orang untuk membunuh hanya dikarenakan masalah sepele. Sungguh mengiris hati, melihat realitas yang terjadi.
Banyak kasus pembunuhan yang terjadi, pelakunya pasangan pasutri, bisa suami membunuh istri ataupun sebaiknya. Sebenarnya apa yang terjadi sehingga manusia -manusia ini memiliki sifat sadis tak berbelas kasihan dan di mana keimanan mereka?
Tentu ini harus ada kajian mendalam, apa sebetulnya yang mendasari seseorang melakukan tindak kriminal, juga menemukan duduk persoalan yang sedang dihadapi negeri ini sehingga menghasilkan produk manusia yang sadis. Artinya harus dicari sampai keakarnya, agar solusi yang ditawarkan mampu mencabut semua hingga ke akar-akarnya.
Para pakar menyebutkan bahwa tindak kriminal terjadi karena disebabkan beberapa di antaranya faktor ekonomi, sosial, politik dan lainnya. Namun, jika ditelusuri lebih dalam ternyata ada yang salah dengan sistem yang diterapkan negeri ini.
Pasalnya, sistem ini telah banyak menyebabkan manusia mengalami depresi. Mereka mengeluh terkait sulitnya hidup dengan kebutuhan primer yang selangit. Ditambah gaya hidup yang terus mendominasi kehidupan tanpa diimbangi keimanan yang akhirnya membelenggu dengan persoalan hidup yang tak kunjung selesai.
Mereka mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan problematika yang dihadapi; ada yang terjerat riba, narkoba, zinah, aborsi, geng motor, perampok, bunuh diri atau bahkan membunuh, Astagfirullah, inilah realitas yang terjadi.
Kehidupan seperti ini tentu tidak membuat nyaman masyarakat. Masyarakat yang kian babak belur dengan kondisi yang sulit ditambah rasa was-was dengan banyaknya kasus kriminalitas yang terjadi. Hal ini menyebabkan keamanan yang tidak terjamin lagi.
Kembali kepada sistem yang diterapkan hari ini telah menjadikan manusia khususnya seorang muslim jauh dari agama. Mereka telah begitu jauh memisahkan agama dari kehidupan. Lihat saja kehidupan mereka yang serba bebas, melakukan apapun sebebas-bebasnya tanpa batas. Inilah sekulerisme yang telah melahirkan faham kapitalisme, nasionalisme, hedonisme, dan isme-isme yang lain.
Jika dianalisis, faham ini sejatinya bukan dari Islam sehingga tidak cocok dijadikan pedoman aturan untuk seorang muslim. Sedangkan muslim sendiri telah mempunyai perangkat aturan yang sempurna dalam upaya mengatur tatanan kehidupan secara menyeluruh.
Sekulerisme, ketika diterapkan tidak akan membawa kemaslahatan bagi masyarakat. Lihat saja faktanya, hari ini begitu banyak kerusakan yang terjadi dari individu, masyarakat dan negara. Di level negara banyak kasus besar yang telah terjadi seperti korupsi yang menggurita, ketidakadilan hukum, banyak kebijakan yang menyengsarakan rakyat, dan masih banyak lagi.
Sistem ini sudah cacat dari lahir sehingga tidak layak untuk diterapkan terlebih oleh seorang muslim. Wajar saja jika terjadi banyak kerusakan di semua lini kehidupan. Sistem ini memang sengaja ditanamkan sebagai warisan penjajah untuk mencengkeram negeri-negeri kaum muslim termasuk Indonesia.
Berbagai kerusakan yang terjadi tidak boleh dibiarkan begitu saja, apalagi abai atau tidak peduli dengan kondisi yang terjadi saat ini. Jika ini terus dibiarkan maka akan menimbulkan dampak yang lebih besar lagi, terkhusus kepada umat Islam yang terus mengalami keterpurukan sehingga mereka tidak mampu bangkit dan gemilang seperti dulu.
Umat Islam disibukkan dengan perkara yang tidak urgent seperti sibuk dengan pekerjaan, gaya hidup, bola, makanan, jalan-jalan ataupun yang lainnya. Mereka tidak fokus kepada sesuatu yang urgent apalagi memperjuangkan Islam sebagai solusi atas problematika kehidupan.
Negara yang menerapkan Islam senantiasa menumbuhkan keimanan dan ketakwaan di tengah-tengah masyarakat dengan berbagai tsaqofah Islam. Tayangan pornografi dan pornoaksi aksi akan ditiadakan. Begitupun dengan situs-situsnya.
Ini sudah terbukti selam hampir 14 abad ketika sistem Islam diterpakan, kasus kriminalitas bisa dihitung dengan jari.
Sudah saatnya kaum muslim menyadari bertapa penting kehidupan yang diatur dengan Islam yang akan memberi kemaslahatan, keadilan, kemananan dan juga kesejahteraan bagi umat. Berislam secara menyeluruh merupakan kewajiban seorang muslim, sebagaimana firman Allah Swt dalam surah Al Baqarah ayat 208:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ ٢٠٨
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam (kedamaian) secara menyeluruh dan janganlah ikuti langkah-langkah setan! Sesungguhnya ia musuh yang nyata bagimu.
Untuk itu, ketika kesadaran ini sudah terbentuk maka selanjutnya mengimplementasikan dalam kehidupan pribadi, keluarga dst. Inilah yang harus menjadi kerinduan seluruh kaum muslimin dunia.
Kehidupan yang tercipta pun penuh dengan keberkahan, keadilan dan juga kesejahteraan. Tidak ada lagi tindak kriminal dalam kehidupan. Berjuanglah wahai kaum muslim. Wallahu’alam bish shawab.[]
Comment