Mencari Solusi Ideal Terhadap Persoalan Banjir

Opini1100 Views

 

Oleh : Mutiara Aini, Pegiat Literasi

__________

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Banjir, kini menjadi persoalan khas perkotaan, bukan hanya terjadi di salah satu Kota di negeri ini tapi juga kota-kota lain di Indonesia.

Pengelolaan tata ruang perkotaan yang serampangan, penggunaan areal serapan air yang masif untuk pemukiman, hingga perambahan hutan di kawasan hulu sungai menjadi penyebab melemahnya daya dukung lingkungan ketika terjadinya hujan deras. Sejumlah kawasan terendam air, mulai pusat kota hingga areal pemukiman warga.

Banjir Bukan Sekadar Masalah Teknis

Bencana banjir ini bukanlah hal yang baru. Nyaris setiap musim penghujan bencana banjir pasti jadi langganan. Risiko ekonomi dan sosial yang ditimbulkan pun sudah tidak terhitung lagi. Sementara masyarakat dipaksa menerima keadaan, dengan dalih semua terjadi lantaran faktor alam.

Padahal, penyebab banjir bukan hanya terjadi karena faktor alam. Ada banyak hal yang harus dievaluasi dari perilaku manusia, utamanya terkait budaya dan kebijakan struktural dalam pembangunan. Begitupun dengan dampak yang ditimbulkan.

Adakalanya negara gagap dalam melakukan mitigasi bencana, sehingga berbagai dampak tidak terantisipasi dengan baik. Juga akibat kebijakan pembangunan kapitalistik yang eksploitatif dan tidak memperhatikan aspek daya dukung lingkungan.

Jika hutan-hutan tidak ditebangi, tanah resapan tidak dibetoni, daerah aliran sungai tidak mengalami abrasi, dan sistem drainase dibuat terintegrasi, curah hujan yang tinggi tidak akan jadi masalah.

Namun, meluasnya bencana banjir justru menunjukkan gurita kapitalisme makin mencengkeram. Eksploitasi lahan tambang, alih fungsi lahan, dan deforestasi faktanya memang kian tak terkendali.

Cara Islam Menanggulangi Banjir

Berbeda dengan Islam. pemerintah Islam akan berusaha semaksimal mungkin untuk melindungi rakyatnya dari bencana, termasuk banjir. Dengan kebijakan yang efektif dan efisien baik sebelum, ketika dan pasca terjadinya banjir, pemerintah akan mengupayakan hal-hal berikut:

Pertama, membangun bendungan-bendungan yang mampu menampung curahan air dari aliran sungai, curah hujan dan sebagainya.

Kedua, membuat kebijakan berupa syarat-syarat mendirikan bangunan, yakni harus memperhatikan faktor drenaise, daerah resapan air dan topografi daerah. Hal ini berfungsi untuk mengantisipasi genangan air yang berpotensi banjir.

Ketiga, mencabut izin pendirian bangunan apabila melanggar dalam syarat-syarat yang sudah ditentukan dan akan menindak tegas.

Dalam sistem kapitalisme, kebijakan penguasa yang lebih memihak pada kepentingan para pemilik modal justru jadi sumber kerusakan, sementara dalam sistem Islam lahir dari keimanan dan ketundukan pada Zat Pencipta dan Pemelihara seluruh Alam.

Ajaran Islam benar-benar mengajarkan harmoni dan keseimbangan. Adab terhadap alam bahkan dinilai sebagai bagian dari iman.Wallahu àlam bishowwab.[]

Comment