Mengenal Bermacam Macam Kecerdasan

Opini573 Views

 

 

Oleh : Rega Armella, M. Pd, Dosen UINSI Samarinda

________

RADARINDONESIANEWS.COM,  JAKARTA — Setiap manusia lahir ke dunia ini dibekali dengan masing-masing kecerdasan. Namun, tak banyak diketahui bahwa kecerdasan yang dimiliki manusia sangat beragam. Hal ini dikarenakan perspektif masyarakat khususnya di Indonesia masih terpaku memaknai kecerdasan.

Kecerdasan yang dimaknai oleh dominan masyarakat berarti pandai dalam pelajaran di sekolah. Padahal, pandai dalam pelajaran, ranking kelas, dan sederet prestasi akademik lainnya hanya merupakan salah satu jenis dari kecerdasan yang dimiliki oleh manusia.

Anak seringkali dituntut untuk harus bisa dalam semua mata pelajaran.

Ada rasa kekhawatiran pada diri orang tua tentang nilai yang diperoleh anaknya disekolah, misalnya bagimana jika anak saya tidak bisa mendapat ranking, bagaimana bisa nilai mata pelajaran olahraga anak saya rendah, nilai fisikanya sangat tidak memuaskan, dan sederet reaksi lainnya yang diungkapkan oleh orang tua terhadap nilai sekolah anaknya.

Padahal, Allah SWT menciptakan manusia dengan berbagai macam kecerdasan (multiple intelligences) sebagai modal dasar manusia untuk mengembangkan berbagai potensi yang berbeda antar satu dengan yang lainnya. Macam-macam kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, yaitu :

1. Kecerdasan Verbal-Linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik berkaitan erat dengan kata-kata, baik lisan maupun tertulis beserta dengan aturan-aturannya. Seorang anak yang cerdas dalam verbal-linguistik memiliki kemampuan:

a. berbicara yang baik dan efektif;

b. cenderung dapat mempengaruhi orang lain melalui kata-katanya;

c. suka dan pandai bercerita serta melucu dengan kata-kata;

d. terampil menyimak dan suka bermain bahasa;

e. cepat menangkap informasi lewat kata-kata;

f. mudah hafal kata-kata, nama (termasuk nama tempat);

g. memiliki kosakata yang relatif banyak;

h. cepat mengeja kata-kata;

i. berminat terhadap buku (membuka-buka, membawa, mengoleksi);

j. cepat membaca dan menulis
2. Kecerdasan Logika-Matematika
Kecerdasan logika-matematika berkaitan dengan kemampuan mengolah angka
dan atau kemahiran menggunakan logika. Anak-anak yang mempunyai kelebihan dalam kecerdasan logika-matematika :

a. tertarik memanipulasi lingkungan serta cenderung suka menerapkan strategi coba-ralat;

b. menduga-duga sesuatu;

c. terus menerus bertanya dan memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang peristiwa di sekitarnya. Pertanyaan seperti, “mengapa telur berubah jadi ayam?” merupakan contoh pertanyaan yang berhulu logika-matematika;

d. relatif cepat dalam kegiatan menghitung, gemar berhitung, dan menyukai permainan strategi seperti permainan catur;

e. cenderung mudah menerima dan memahami penjelasan sebab-akibat;

f. suka menyusun sesuatu dalam kategori atau hierarki seperti urutan besar ke kecil, panjang ke pendek, dan mengklasifikasi benda-benda yang memiliki sifat sama. Apabila dihadapkan pada komputer atau kalkulator, anak-anak dengan kecerdasan logika-matematika akan cenderung menikmatinya sebagai permainan yang mengasyikkan.

3. Kecerdasan Visual-Spasial
Kecerdasan visual-spasial berkaitan dengan kemampuan menangkap warna, arah, dan ruang secara akurat serta mengubah penangkapannya tersebut ke dalam bentuk lain seperti dekorasi, srsitektur, lukisan, patung. Anak yang cerdas dalam visual-spasial :

a. memiliki kepekaan terhadap warna, garis-garis, bentuk-bentuk, ruang, dan bangunan;

b. memiliki kemampuan membayangkan sesuatu, melahirkan ide secara visual dan spasial (dalam bentuk gambar atau bentuk yang terlihat mata) (Armstrong, 1996);

c. memiliki kemampuan mengenali identitas objek ketika objek tersebut ada dari sudut pandang yang berbeda;

d. mampu memperkirakan jarak dan keberadaan dirinya dengan sebuah objek (Indra Supit, dkk., 2003:39);

e. suka mencoret-coret, membentuk gambar, mewarnai, dan menyusun unsure-unsur bangunan seperti puzzle dan balok-balok;

f. dapat mempergunakan apa pun untuk membentuk sesuatu yang bermakna baginya. Penjepit kain dapat dikait-kaitkan membentuk pesawat terbang, dinaosaurus, bahkan orang-orangan. Bola sepak diberi coretan sehingga menyerupai gambar orang. Kemampuan dan kecenderungan membayangkan suatu bentuk mewarnai aktivitas bermain mereka.

4. Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan gerak-kinestetik berkaitan dengan kemampuan menggunakan gerak seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaannya serta keterampilan mempergunakan tangan untuk mencipta atau mengubah sesuatu.

Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan da keakuratan menerima rangsang, sentuhan, dan tekstur. Anak yang cerdas dalam gerak-kinestetik :

a. terlihat menonjol dalam kemampuan fisik (terlihat lebih kuat, lebih lincah) daripada anak-anak seusianya;

b. suka bergerak, tidak bisa duduk diam berlama-lama;

c. mengetuk-ngetuk sesuatu;

d. suka meniru gerak atau tingkah laku orang lain yang menarik perhatiannya;

e. senang pada aktivitas yang mengandalkan kekuatan gerak seperti mamanjat, berlari, melompat, berguling;

f. suka menyentuh barang-barang;

g. suka bermain tanah liat dan menunjukkan minat yang tinggi ketika diberi tugas yang berkaitan dengan keterampilan tangan;

h. memiliki kecerdasan gerak-kinestetik memiliki koordinasi tubuh yang baik

i. gerakan-gerakan mereka terlihat seimbang, luwes, dan cekatan;

j. cepat menguasai tugas-tugas motorik halus seperti menggunting, melipat;

k. menjahit, menempel, merajut, menyambung, mengecat, dan menulis;

l. secara artistik mereka kemampuan menari dan menggerakkan tubuh mereka dengan luwes dan lentur.

5. Kecerdasan Musikal
Kecerdasan musikal berkaitan dengan kemampuan menangkap bunyi-bunyi, membedakan, menggubah, dan mengekspresikan diri melalui bunyi-bunyi atau suarasuara yang bernada dan berirama. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada irama, melodi, dan warna suara. Anak-anak yang cerdas dalam musikal :

a. cenderung cepat menghafal lagu-lagu dan bersemangat ketika kepadanya diperkenalkan lagu;

b. menikmati musik dan menggerak-gerakkan tubuhnya sesuai irama musik tersebut;

c. Mengetuk-ngetukkan benda ke meja pada saat menulis atau menggambar;

d. Mereka cenderung senang bermain alat musik atau bahkan bermusik dengan benda-benda tak terpakai;

e. suka menyanyi, bersenandung, atau bersiul;

f. mudah mengenali suara-suara di sekitarnya seperti suara sepeda motor, burung, kucing, sapi, dll;

g. dapat mengidentifikasi perbedaan suara-suara sejenis, seperti suara-suara sepeda motor dari merk yang berbeda, suara berbagai burung, suara kucing, suara beberapa guru dan temannya ;
h. mudah mengenali suatu lagu hanya dengan mendengar nada-nada pertama lagu tersebut.

6. Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal melibatkan kemampuan untuk memahami dan bekerjasama dengan orang lain. Anak-anak yang memiliki kecerdasan interpersonal:

a. cenderung mudah memahami perasaan orang lain;

b. sering menjadi pemimpin di antara teman-temannya ;

c. pandai mengorganisasi teman-temannya dan pandai mengkomunikasikan keinginannya pada orang lain;

d. memiliki perhatian yang besar pada teman sebayanya sehingga acapkali

e. mengetahui berita-berita di seputar mereka;

f. memiliki kemahiran mendamaikan konflik dan menyelaraskan perasaan orang-orang yang terlibat konflik;

g. mudah mengerti sudut pandang orang lain, dan dengan relatif akurat;
h. mampu menebak suasana hati dan motivasi pribadi orang lain;

i. cinta damai, pengamat dan motivator yang baik.

j. mempunyai banyak teman;
k. mudah bersosialisasi serta senang terlibat dalam kegiatan atau kerja kelompok

l. menikmati permainan-permainan yang dilakukan secara berpasangan atau berkelompok;

m. suka memberikan apa yang dimiliki dan diketahui kepada orang lain, termasuk masalah ilmu dan informasi;
n. tampak menikmati ketika mengajari teman sebaya mereka tentang sesuatu, seperti membuat gambar, memilih warna, atau bahkan cara bersikap (Armstrong, 1993).

7. Kecerdasan Intrapersonal
Kecerdasan intrapersonal berkaitan dengan aspek internal dalam diri seseorang, seperti, perasaan hidup, rentang emosi, kemampuan untuk membedakan emosi-emosi, menandainya, dan menggunakannya untuk memahami dan membimbing tingkah laku sendiri (Gardner, 1993:24-25). Anak-anak dengan kecerdasan intrapersonal yang baik

a. terlihat lebih mandiri;
b. memiliki kemauan yang keras;
c. penuh percaya diri;
d. memiliki tujuan-tujuan tertentu (Schmidt, 2002:36

e. tidak mengalami masalah ketika dibiarkan bekerja sendiri karena mereka cenderung memiliki gaya “belajar” tersendiri

f. suka menyendiri dan merenung (Armstrong, 2002:34).

8. Kecerdaan Naturalis
Kecerdasan naturalis berkaitan dengan kemahiran dalam mengenali dan mengklasifikasikan flora dan fauna dalam lingkungannya.

Kecerdasan ini juga berkaitan dengan kecintaan seseorang pada benda-benda alam, binatang, dan tumbuhan. Kecerdasan naturalis juga ditandai dengan kepekaan terhadap bentuk-bentuk alam, seperti dedaunan, awan, batu-batuan. Anak-anak yang memiliki kecerdasan naturalis:

a. c..enderung menyukai alam terbuka, akrab dengan hewan peliharaan

b. menghabiskan waktu mereka di dekat akuarium

c. memiliki keingintahuan yang besar tentang seluk-beluk hewan dan tumbuhan (Armstrong, 1993)

d. cenderung suka mengoleksi bunga-bunga dan daun-daun kering

e. mengoleksi mainan binatang tiruan, seperti dinosaurus, harimau, dan ular

f. menikmati “komunikasi” dengan binatang piaraan dan memberi mereka makan;

g. memiliki perhatian yang relatif besar terhadap binatang, tumbuhan, dan alam;
h. Mereka tidak takut memegang-megang serangga dan berada di dekat binatang (Indra-Supit, 2003:110).

9. Kecerdasan Ekstensial
Kecerdasan eksistensial berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menempatkan diri dalam lingkup kosmos yang terjauh, dengan makna hidup, makna kematian, nasib dunia jasmani maupun kejiwaan, dan dengan makna pengalaman mendalam seperti cinta atau kesenian (Armstrong, 1996).

Kecerdasan eksistensial juga berkaitan dengan kemampuan merasakan, memimpikan, dan menjadi pemikir menyangkut hal-hal yang besar (menjadi pemimpin) (Theacorn, 2003) Anak yang memiliki kecerdasan eksistensial :

a. cenderung memiliki kesadaran akan hakikat sesuatu;

b. menanyakan berbagai hal yang mungkin sekali tidak terpikirkan oleh anak lain sebayanya. Pertanyaan “Apakah benar ada hantu?”, “Mengapa kita harus berdoa pada Tuhan?”, dan “Di mana Tuhan berada?” merupakan contoh pertanyaan anak-anak yang berhulu pada kecerdasan eksistensial ini.

Stimulasi kecerdasan eksistensialis mungkin tidak mudah dilakukan. Meskipun demikian, tugas merenungkan sesuatu yang ada di sekitar anak dapat menumbuhkan kecerdasan ini.

Kegiatan bercerita yang diakhiri pertanyaan-pertanyaan yang menggugah kesadaran dapat digunakan sebagai stimulasi eksistensial, seperti “Bagaimana jika kita tidak punya ibu?”, “Bagaimana jika tidak ada air?”

Teori tentang multiple intelligences tesebut barang tentu menyadarkan kita bahwa setiap manusia pasti mempunya satu atau bahkan lebih potensi dalam dirinya. Multiple intelligences memperluas pandangan kita tentang kecerdasan, bahwa setiap manusia pada dasarnya cerdas, sesuai dengan potensi yang ada pada dirinya.

Dengan mengenal macam-macam (multiple intelligences) pada diri manusia, diharapkan mampu mengembangkan potensi, minat dan bakat yang dimiliki oleh masing-masing individu.

Pengetahuan mengenai multiple intelligences ini tidak hanya penting untuk diketahui oleh tenaga pendidik saja, tetapi orang tua dan semua unsur lapisan masyarakat. Sehingga persepsi tentang kecerdasan tidak lagi dimaknai dengan “kaku” dan terbatas pada nilai/hasil belajar sekolah.

Pengetahuan tentang multiple intelligences mempermudah kita untuk mengidetifikasi berbagai bibit –bibit pontensi yang muncul pada setiap individu sehingga orang tua, guru, tenaga pendidik dan orang dewasa lainnya dapat mewadahi potensi tersebut sehingga dapat berkembang secara maksimal.[]

Comment