Penulis: Annisa Putri, S.Pd | Pendidik
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Baru saja memasuki bulan kedua di tahun 2024, kini sudah terjadi berbagai tindak kriminal oleh pemuda. Seperti kasus yang menghebohkan jagat raya awal bulan lalu.
Dikutip dari laman Regional Kompas.com, seorang siswa SMK tega membunuh satu keluarga terdiri dari ayah, ibu dan tiga anaknya secara sadis di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Sebelum melakukan itu, pelaku sempat mabuk-mabukkan bersama teman-temannya.
Dari pengakuan tersangka, setelah membunuh 5 korban. J juga sempat memperkosa mantan pacarnya atau korban R yang sudah meninggal dunia. Tidak hanya itu, pelaku juga memperkosa SW, ibu dari mantan kekasihnya tersebut.
Prilaku Semakin Sadis
Sungguh pilu melihatnya, jika kita tengok kebelakang kejadian pembunuhan di usia belia ternyata bukanlah hal baru melainkan sudah banyak kasus serupa terjadi sebelumnya. Dengan begitu, menandakan pemuda saat ini sedang tidak baik-baik saja – semakin hari kian parah. Hal ini tentu bukan semata hanya persoalan moral individu yang rusak melainkan ada hal lain yang mengkondisikan rusaknya generasi hari ini.
Pada kenyataanya, dunia saat ini sedang dalam kungkungan ide sekulerime-liberal tak terkecuali tanah air. Pemikiran yang datang dari Barat inilah yang memporak-porandakan keimanan umat Islam. Sekulerisme, memisahkan Islam dengan umatnya, berusaha mengkaburkan ajaran yang benar, mengganti pandangan hidup kaum muslimin dengan pemikiran Barat hingga berhasil membuat lupa akan identitasnya sebagai seorang muslim.
Alhasil, terbentuklah pribadi-pribadi bebas, menjalani kehidupan tanpa aturan agama, melanggar norma etika, tak lagi memandang halal-haram. Sehingga berani melakukan hal-hal yang keji seperti minum-minuman keras, penganiayaan hingga pembunuhan dan lainnya. Na’udzubillah!
Selanjutnya, semakin maraknya kasus yang bermunculan terkait penganiayaan atau kejahatan oleh pemuda juga salah satunya disebabkan tidak adanya sanksi tegas dan efek jera yang diberikan. Hukuman penjara nampak hanya sebagai tempat persinggahan yang para pelaku lalu lalang di dalamnya.
Inilah yang membuat kasus biadab terus ada. Berbagai regulasi yang dibuat nampaknya belum memberi efek besar untuk menekan angka kejahatan yang bermunculan.
Ditambah lagi belum adanya pencegahan juga penjagaan maksimal yang dilakukan hari ini. Misal dari social media yang tidak bisa dipungkiri sangat besar pengaruhnya pada masa sekarang. Mudahnya mengakses tayangan-tayangan yang merusak dan tidak senonoh, yang berpotensi menjadi pemicu terjadinya berbagai kejahatan.
Maka, hal ini tidak boleh dibiarkan, butuh keseriusan yang besar untuk memberantas segala kejahatan dan menyelamatkan remaja dari lubang kerusakan yang ada. Sebab, jika terus menerus dibiarkan dalam kubangan hitam itu masa depan generasi akan terancam.
Islam Selamatkan Generasi
Islam memiliki sistem komperhensif untuk mengatur kehidupan manusia, tak terkecuali pemuda. Dalam Islam, pemuda dibentuk menjadi pribadi yang bertakwa kepada Allah sehingga setiap perbuatan yang mereka lakukan tak pernah lepas dari ketaatan dan jauh dari maksiat sebab landasan iman yang menghujam kuat di dalam dada.
Pemuda muslim juga termasuk kelompok yang diserukan Allah sebagai umat terbaik, seperti dalam firman Allah: “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS Ali Imran: 110).
Selanjutnya, bagi pelaku yang terbukti melakukan tindak kriminal atau kemaksiatan ada sanksi tegas yang diberikan sesuai dengan syariat Islam serta kebijakan khalifah (pemimpin) nantinya. Tentu sanksi tegas yang diterapkan tersebut bukan tak ada artinya, melainkan memiliki dua fungsi, yakni sebagai efek jera (zawajir) bagi pelaku dan orang-orang sekitarnya, agar tidak terulangnya kasus perundungan tadi. Kedua, sebagai penebus dosa (jawabir) bagi pelaku dan orang-orang sekitarnya, agar tidak terulangnya kasus perundungan tadi. Ketiga sebagai penebus dosa (jawabir) bagi pelaku di akhirat kelak.
Dalam Islam negara juga berperan sebagai pencegah sekaligus pemegang kekuasan penuh. Dengan system politik Islam yang diterapkan akan menutup segala akses yang menyebabkan seseorang jatuh pada kemaksiatan: pembunuhan, perzinahan, perundungan dan lainnya.
Salah satunya dengan memblokade seluruh media-media yang mengandung unsur kekerasan. Negara secara optimal memastikan tayangan-tayangan yang dikonsumsi kaum muslimin adalah tayangan yang sholih bermanfaat bagi masyarakat.
Islam juga bukan hanya menjadikan pemuda ahli ibadah, melainkan cerdas dalam dunia sains dan ilmu pengetahuan. Terbukti dengan banyaknya ilmuwan muslim yang bermunculan kala itu, seperti Ibnu Sina, Al-Khaytam, Al-Khawarizmi dan lainnya yang karya-karya mereka masih bermanfaat bagi umat manusia hingga saat ini.
Kesemua generasi hebat itu lahir dari sistem shahih yakni Islam yang diterapkan secara keseluruhan dalam kehidupan. wallahu’alam bisshawab.[]
Comment