![]() |
Foto: copyright odditycentral.com |
suatu keinginan untuk bisa berbuat lebih banyak untuk orang lain. Setiap
manusia pada dasarnya dilahirkan untuk bisa saling memberi manfaat. Ada
kebahagiaan dan kepuasan batin sendiri saat kita bisa melakukan sesuatu
yang bermanfaat untuk lebih banyak orang.
Hernando Guanlao,
setelah pensiun dari profesinya sebagai akuntan, dia melakukan sesuatu
yang memberi manfaat untuk lebih banyak orang di sekitarnya. Dilansir
dari odditycentral.com, pria Filipina ini membuat perpustakaan
di tempat tinggalnya untuk anak-anak. Selain ingin menyediakan ruang
baca untuk anak-anak, keputusannya membuat perpustakaan ini juga
didasari atas niatnya untuk menghormati kedua orang tuanya yang telah
memberi warisan berupa harta karun yang sangat berharga, buku.

“Sebagai
seorang warga Filipina yang tak berkesempatan pergi ke tempat-tempat
lain, saya ingin melakukan sesuatu sebelum mencapai usia 70 tahun dan
dapat membantu masyarakat Filipina lain,” paparnya. Dan buku jadi
medianya untuk bisa membantu lebih banyak orang. Dengan buku, Hernando
bisa membantu memperkaya wawasan dan ilmu pengetahuan anak-anak dan
orang-orang di sekitarnya.
Cuma satu aturan membaca dan meminjam
buku di perpustakaan Hernando. “Aturan satu-satunya adalah tak ada
aturannya,” begitu kata Hernando. Ide membangun perpustakaan ini berawal
dari tahun 2000. Saat itu ia memiliki pojok baca yang berisi koleksi
buku bacaannya waktu kecil. Tak disangka, banyak orang yang kemudian
mendonasikan buku-bukunya. Sehingga koleksi buku Hernando semakin banyak
saja.
Menurut reporter Al Jazeera, Marga Ortigas, Manila
memiliki sekitar 50 perpustakaan umum. Hanya saja
perpustakaan-perpustakaan itu susah diakses karena aturan yang ketat dan
rumitnya penggunaan kartu perpustakaan. Sehingga perpustakaan Hernando
ini jadi angin segar tersendiri bagi masyarakat sekitar, khususnya
anak-anak yang putus sekolah. Di lingkungan Hernando, banyak anak-anak
yang putus sekolah demi mencari nafkah untuk membantu perekonomian
keluarga.

Stella
Monsanto, remaja berusia 14 tahun ini sangat senang dengan keberadaan
perpustakaan Hernando. Karena ekonomi keluarga, ia harus putus sekolah
dan akhirnya jadi pemulung untuk membantu keuangan. Di sela-sela waktu
luangnya sebagai pemulung, Stella menghabiskan waktunya membaca di
perpustakaan. “Saat membaca kita jadi lupa waktu,” papar Stella. Dengan
buku, Stella bisa belajar banyak hal dan perhatiannya bisa teralihkan.
Selain
membangun dan merawat perpustakaannya sendiri, Hernando juga membantu
orang dan pihak lain yang juga ingin membangun perpustakaan. Pernah ia
memberikan sejumlah kotak berisi buku-buku pada pria yang berusaha
membangun perpustakaan di provinsi Bicol. Dia juga pernah membantu
temannya yang ingin membuat “perahu buku” di pulau-pulau yang ada di
Sulu dan Basilian.
Buku sudah seperti jiwanya sendiri. Menurut
Hernando, buku itu harus digunakan dan terus digunakan kembali. Buku
punya kehidupan dan juga pesan. Dia merasa dirinya jadi manusia
seutuhnya dengan menjadi seorang perawat buku.
Sungguh mulia
sekali ya apa yang dilakukan Hernando ini. Memang benar jika kita baru
benar-benar bahagia saat kita bisa menghadirkan dan menciptakan
kebahagiaan untuk orang lain.[vem]
Comment