Rajab Menjadi Momentum Penting Untuk Hijrah Hakiki

Opini718 Views

 

Oleh:  Sumiati, Pendidik Generasi dan Member Akademi Menulis Kreatif

_________

RADARINDONESIAMEWS.COM, JAKARTA — Allah Swt. berfirman, “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”(Q.S.9:36)

Ayat di atas menegaskan bahwa, Allah Swt. sudah menetapkan bulan, ada dua belas bulan. Rajab termasuk bulan haram. Bulan yang suci, yang diperintahkan di dalamnya untuk banyak beramal salih, kemudian memerangi orang-orang musyrikin, sebagaimana mereka memerangi umat muslim pada masa Rasulullah saw. hingga kini.

Saat ini, bulan Rajab, bulan berkah, yang seharusnya umat muslim bersuka cita menyambutnya, tetapi, umat masih dilanda duka akibat ekonomi yang semakin parah oleh pandemi.

Di sisi lain lonjakan harga bahan pokok melambung tinggi. Rencana pemindahan Ibukota pun makin jadi beban. Karena, seharusnya negara fokus mengurus rakyat tapi yang terjadi malah sibuk memindahkan Ibukota.

Tampaknya, penguasa kurang optimal terhadap kebutuhan rakyat yang mendesak untuk segera ditunaikan. Inilah buah dari menerapkan sistem kapitalisme.

Bagaimana pandangan Islam menyikapi berkahnya bulan Rajab di tengah himpitan kehidupan yang makin menyesakkan dada?

Seharusnya, sebagaimana umat muslim, momen Rajab ini, jadikan momen tafakur, bagaimana dan apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. di bulan mulia ini.

Ternyata bukan hanya mengamalkan berbagai ibadah mahdzah, tapi lebih dari itu, merenungi kembali masa-masa bahagia umat pada masa itu melakukan hijrah bersama Rasulullah saw.

Sudah sepantasnya umat, kembali hijrah dari keterpurukan ini, hijrah hakiki, bukan hanya meningkatkan ibadah mahdzah tetapi harus hijrah dalam bentuk lebih kaffah dalam segala hal.

Kemudian segala urusan diurus dengan dan dalam sistem Islam, sehingga tak ada permasalahan yang menyakiti masyarakat akibat kezaliman dari penguasa yang menerapkan sistem yang tidak cocok untuk manusia. Karena sistem apa pun yang dibuat manusia, tak akan ada yang cocok dengan fitrah manusia.

Satu-satunya sistem yang cocok untuk manusia, hanyalah sistem Islam, pemberian dari penguasa alam semesta.
Wallahu a’lam bishshawab.[]

Comment