Oleh : Hardita Amalia SriAyu Lestari, S.Pd.I.,M.Pd.I, Dosen Tetap STIES Mitra Karya Bekasi
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Kampanye LGBT di Indonesia begitu massif seperti fenomena gunung es yang perlu diwaspadai oleh semua keluarga muslim dan masyarakat pada umumnya. Tidak hanya itu, massifnya LGBT ini kampanye dan eksistensinya Di Indonesia ini perlu menjadi kewaspadaan bagi para pendidik, satuan pendidikan juga pemerintah.
Sebab kampsnye LGBT yang semakin terang – terangan disampaikan oleh para pelakunya dengan dukungan segelintir publik figure menjadi catatan keprihatinan bagi kita semua.
Indonesia merupakan negeri muslim terbesar di dunia. LGBT bukanlah sebuah pemakluman namun sebuah bentuk penyimpangan perilaku yang sangat merusak moral generasi. Konsekuensi logis dari perilaku penyimpangan seksual adalah munculnya berbagai penyakit kelamin (Vinerral Diseases). Atau penyakit akibat hubungan seksual (Sexually Transmitted Diseases/STD).
Dampak negatif fenomena LGBT tidak hanya berdampak terhadap sisi kesehatan namun juga mengikis dan menggugat keharmonisan hidup bermasyarakat. Dari sudut agama dan sosiologi, LGBT menyebabkan peningkatan gejala penyimpangan sosial dan kemaksiatan hingga tidak dapat dikendalikan.
Dilihat dari sisi psikologi, LGBT dapat mempengaruhi kejiwaan dan memberi efek yang sangat kuat pada syaraf.
Saat ini begitu massif kampanye dan propaganda LGBT di media yang disampaikan secara terang – terangan dan sangat berdampak pada generasi. Sasaran dan target yang mempropagandakan LGBT ini juga bisa diakses oleh anak – anak.
Baru-baru ini, mantan pesulap yang kini menjadi kreator YouTube terkenal, Deddy Corbuzier, mendapat banyak kecaman dari masyarakat setelah ia mengundang pasangan Gay Ragil Mahardika dan suaminya, Fred Vollert – pada 7 Mei 2022 lalu.
Meski video telah ditakedown, nyatanya makin banyak kelompok LGBT yang mempromosikan LGBT secara terang – terangan dan bahkan tak sedikit publik figure yang dengan lantang menyuarakan LGBT.
Prilaku penyimpangan seksual LGBT ini begitu berbahaya baik dari segi medis maupun moral generasi. Apa lagi saat ini generasi begitu dekat dengan arus informasi digital berkorelasi dengan penggunaan gadget pada anak sehingga konten LGBT pun bisa ditonton dengan bebas.
Dengan dilegalkan arus informasi ini, jutaan anak dapat secara bebas mengakses informasi tentang LGBT yang akan berdampak sekaligus merusak generasi islam di Indonesia.
LGBT pun mulai masuk ke ruang pendidikan sehingga perlu upaya serius oleh pihak sekolah untuk memastikan apakah lingkungan mensupport pembentukan kepribadian Islam anak.
Dalam Islam LGBT merupakan penyimpangan perilaku yang diharamkan oleh Allah SWT sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Al – A’raf ayat 80 berbunyi :
وَلُوطًا إِذْ قَالَ لِقَوْمِهِۦٓ أَتَأْتُونَ ٱلْفَٰحِشَةَ مَا سَبَقَكُم بِهَا مِنْ أَحَدٍ مِّنَ ٱلْعَٰلَمِينَ
Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?”
Dalam hadits nabi disampaikan, Allah melaknat siapa saja yang berbuat seperti perbuatan kaum Nabi Luth” (HR Ahmad).
Generasi saat ini adalah generasi Yang menjadi harapan Islam dan negara. Tidak bisa dibayangkan bagaimana dampaknya bila ide LGBT ini semakin massif digencarkan dan berapa banyak generasi yang harus terjerumus pada LGBT.
Maka perlu usaha preventif pencegahan dan solusi tuntas yang dilakukan oleh pemerintah mulai dari penguatan aqidah Islam (moralitas) pada anak di lingkup orang tua, lingkungan hingga sekolah, juga bahaya dan dampak LGBT, penguatan fitrah alami laki – laki yang nanti akan menjadi qawam bagi perempuan dan perempuan sebagai madrasatul ula bagi generasi.
Pemerintah diharapkan membuat aturan dan sanksi tegas terhadap pelaku LGBT dan sanksi hukum bagi penyebaran ide LGBT dan menfilter media terkait penyebaran gaya hidup kamu Sodom tersebut.
Semoga generasi Indonesia terjaga dari pengaruh LGBT Dan menjadi generasi muslim yang hebat, tangguh dan mampu menjadi tonggak kemajuan bangsa.[]
Comment