Oleh: Analisa, Muslimah Peduli Generasi
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Hampir semua media baik massa cetak dan mainstream telah memberitakan bahwa, fenomena spirit doll kian hari marak terjadi dalam kurun waktu terakhir ini. Hal ini dimungkinkan untuk mengalihakan tekanan pekerjaan, masalah asmara dan lain sebagainya.
Di samping itu, mencuatnya spirit doll menjadi trending hingga para artis dan selebritispun mengadopsi boneka arwah yang dianggap anak sendiri.
Kemewahan, popularitas dan kekayaan berlimpah menjadikan para penghamba berperilaku di luar kendali normal. Sangat disayangkan bahwa pelakunya sebagian adalah Muslim yang akan merusak sisi aqidah yang sangat fundamental.
Bagaimana mungkin boneka diasuh layaknya seorang anak manusia dan diberikan perhatian hingga disediakan pengasuh untuk merawatnya. Sungguh ironi. Padahal di negeri ini banyak sekali anak-anak yang terlantar, anak yatim piatu, yang sangat kurang perhatian dari pemerintah dan masyarakat.
Tentu hal ini harus menjadi perhatian dan perlu diwaspadai. Pasalnya, mengadopsi boneka dan diasuh layaknya manusia sungguhan merupakan sesuatu yang berlebihan, karena tidak sesuai dengan kadarnya. Benda mati yang diciptakan manusia tidaklah sama dengan penciptaan Allah SWT, sehingga fungsi dan perannya sangat jauh berbeda.
Bila hal ini disamakan, sungguh mengindikasikan sebuah kedangkalan berpikir dan persepsi yang salah jalur. Kebebasan yang menyerang umat tidak luput dari tenggelamnya akidah dan kedangkalan berfikir umat yang berkarat sejak lama.
Sungguh ironi hidup di negeri yang menganut sekularisme ini, kita digiring untuk senantiasa menafikan kebenaran dan dijauhkan dari Pencipta alam, serta mencampuradukkan sendi-sendi kehidupan dengan hal di luar batas wajar dan normal.
Kebebasan seakan telah berhasil mencengkram pemikiran yang merusak moral, jiwa, harta, keamanan, serta tatanan kehidupan.
Sekular kapitalis telah menancapkan pemikiran berkedok kebaikan dengan dalih kebebasan. Bebas bertingkah laku, bebas berpendapat, bebas mengutarakan apapun. Kebebasan betingkah laku akhirnya melahirkan pemikiran Untuk mengadopsi boneka layaknya anak manusia yang mengarah kepada perbuatan yang menyimpang dari agama.
Sistem sekuler Dan kapitalis Yang usang dan jebol telah menghasilkan kerusakan pemikiran manusia terutama bagi umat Islam. Dampaknya, arus kebebasan merajai pemikiran membutakan tujuan kehidupan sesungguhnya serta menjadikan generasi penerus tidak melek dengan tugasnya sebagai seorang khalifah dimuka bumi ini.
Perbuatan yang dilakukan hanya berlandaskan hawa nafsu dan tindakan yang diluar nalar manusia.
Padahal, telah jelas Allah turunkan firmannya dalam Quran Surah An- Nisa ayat 48:
اِنَّ اللّٰهَ لَا يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرَكَ بِهٖ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذٰلِكَ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۚ وَمَنْ يُّشْرِكْ بِاللّٰهِ فَقَدِ افْتَرٰٓى اِثْمًا عَظِيْمًا
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.
Islam telah menjelaskan bahwa pernikahan merupakan titik temu untuk menghasilkan keturunan. Menciptakan ketentraman sepasang manusia dalam naungan keluarga sakinnah, mawaddah, dan warohmah. Semua dilandaskan pada aturan yang benar yang terpaut dalam Al Quran dan As sunnah bukan asal ambil yang mana yang disukai sesuka hati.
Betapa besar keagungan Allah SWT yang telah mengatur kehidupan manusia dengan peran masing-masing. Misalnya hubungan manusia kepada sang kholiq, hubungan manusia kepada manusia lain, serta hubungan manusia dengan dirinya sendiri.
Di samping itu, islam dengan seperangkat aturannya menjadikan keimanan sebagai fundamental utama agar umat tidak terjebak bahkan masuk dalam kesesatan. Peran keluarga masyarakat sangat penting agar tetap mengingatkan dalam koridor syara’.
Islampun meriaya umat dengan sepenuh hati agar senantiasa menerapkan aturan syariah, mengayomi, melindungi jiwa, raga, harta dan keimanan agar tetap maksimal dalam melakukan aktivitas kehidupan.
Sungguh sebuah kerinduan hidup dalam aturan islam yang senantiasa diliputi taqorub illallah. Selalu mendekatkan diri kepada Allah serta takut melanggar ketentuan syariat.Wallahu a’ lam bissowab.[]
Comment