Sri Nurhayati, S.Pd.I*: Hanya Islam yang Mampu Menjaga Kedamaian Umat

Opini764 Views

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Kembali hati merasa teiris melihat saudara seiman mengalami pendiskriminasiaan yang berujung pada pertumbahan darah.

Seminggu ini setiap buka facebook, penuh dengan berita kondisi kaum Muslim di India yang dikabarkan terjadi bentrok setelah mengadakan unjuk rasa terhadap UU Kewarganegaraan yang dinilai diskriminatif.

Seperti yang diberitakan oleh Republika.co.id, bahwa ratusan ribu Muslim di seluruh negeri, Bano menghabiskan berminggu-minggu memprotes Undang-Undang Kewarganegaraan baru.

Muslim di India juga khawatir bahwa usulan warga negara tersebut dapat membuat banyak dari mereka tidak memiliki kewarganegaraan. India merupakan negara dengan 80 persen Hindu, sedangkan umat Islam hanya 14 persen dari 1,3 miliar populasi.

Menurut para kritikus, Pemerintah Perdana Menteri Narendra Modi telah mengejar agenda pro-Hindu yang ketat sejak terpilih kembali tahun lalu. Dia mengkalim, undang-undang baru diperlukan untuk membantu minoritas yang teraniaya dari Afghanistan, Bangladesh, dan Pakistan.

Pernyataan tersebut pun menyangkal adanya bias terhadap populasi Muslim India yang lebih dari 180 juta orang. Ketika protes dimulai pada Desember, bentrokan sebagian besar terjadi antara demonstran anti-pemerintah dan polisi. Setidaknya 25 orang meninggal bulan desember, terutama di negara bagian utara Uttar Pradesh. (https://www.republika.co.id/berita/q6e3le382/kedamaian-warga-muslim-dan-hindu-terkoyak-di-india).

Dalam sebuah artikel yang di tulis oleh Restu Diantina Putri, bentrokan ini dipicu serangan terhadap kelompok Muslim penolak Undang-Undang Citizienship Amendement Bill (CAB) oleh kelompok Hindu pendukung UU tersebut di tengah kunjungan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Bentrokan itu terjadi sepanjang tiga hari berturut-turut dan hingga kini telah menewaskan lebih dari 30 orang dari kedua belah pihak maupun polisi.

Bentrokan meluas, massa mulai membakar masjid-masjid. Dalam sebuah video viral yang diunggah pegiat HAM India @arjunsethi18 di media sosial, seorang pemuda bahkan sempat mencabut simbol bulan bintang di sebuah masjid.

Bersamanya, seorang laki-laki mengibarkan Bendera Saffron, lambang kelompok sayap kanan Hindu India. Entah bagaimana muasalnya, kerusahan ini bukan lagi tentang kewarganegaraan melainkan menjadi isu sektarian.

Banyak orang diserang lantaran agamanya. Tak heran jika kerusuhan kemudian menjadi kekerasan berbasis agama terburuk yang terjadi selama beberapa dekade di negeri itu. (https://tirto.id/kerusuhan-delhi-memahami-biang-keladi-konflik-hindu-muslim-india-eBNd).

Sesungguhnya, bentrok yang terjadi ini merupakan sesuatu yang dapat dihindari, ketika otoritas yang berwenang, yakni pemerintah melalui aparat dan para pengambil kebijakan yang mampu menjaga kedamaian antar umat.

Namun sayang seribu sayang, hal ini tak bisa kita harapkan, karena justru inilah keinginan mereka untuk menjadikan kaum muslim sebagai pihak tertuduh.

Islamofobia yang mereka tanamkan di benak-benak mereka yang tak memahami hakikat dalam berkehidupan bernegara, menjadikan mereka menaruh kebencian terhadap kaum muslim.

Nasionalisme Menjadi Akar Masalah Tertindasnya Umat

Peristiwa yang menimpa kaum muslim di India, bukan suatu yang baru yang menimpa kaum muslim. Sebab apa yang terjadi pada saudara kita di India, sama seperti yang terjadi di Palestina, Afghanistan, Irak, dan Ronghiya menjadi bukti penindasan demi penindasan terjadi pada kaum muslim.

Konflik sengaja diciptakan pemerintahan yang ada untuk menjadikan pihak tertuduh dan pihak yang menjadi korban pendiskirminasian.

Nasionalisme atau paham kebangsaan merupakan paham yang dilandasi dari naluri mempertahankan hidup. Di mana masing-masing ingin mendominasi terhadap yang lain agar mendapat hak-hak istimewa yang diperoleh dari adu kekuataan antar suku bangsa.

Nasionalisme buta adalah wabah bagi kaum muslim yang meracuninya sampai saat ini.

Nasionalisme menjadikan umat ini terkotak-kontak menjadi negeri-negeri yang kecil dan terpecah belah. Sehingga menjadi sangat mudah bagi mereka musuh-musuh umat untuk menghancurkan kaum muslim. (Akar Nasionalisme di Dunia Islam,1997).

Sehingga tak heran ketika terjadi penyerangan yang menimpa kaum muslim di India, atau yang menimpa di negeri-negeri muslim lainnya tidak ada yang bergerak untuk mengirimkan bantuan mereka secara nyata.

Padahal kalau sekat itu tidak ada tentunya kita akan leluasa memberikan bantuan kepada saudara-saudara kita yang sedang mengalami penindasan. Karena sejatinya pertolongan yang mereka butuhkan tidak hanya sekadar makanan, pakaian atau logistik yang sejenisnya.

Tapi pertolongan itu adalah dengan pengiriman tentara untuk membantu mereka melawan kekejian yang ada. Namun sayang semua itu tak akan pernah terwujud ketika nasionalisme masih menyelimuti kaum muslim.

Karena nasionalisme sengaja disusupkan ke dalam tubuh umat untuk menghancurkan kesatuan dan persatuan umat Islam. Sehingga penindasan demi penindasan akan terus terjadi di negeri-negeri kaum muslim.

Islam Pelindung Umat dari Para Mangsa Buas

Islam sesungguhnya menjadikan Negara sebagai perisai yang melindungi seluruh rakyatnya dengan seluruh kekuatan politik yang dimilikinya. Seperti sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya seorang pemimpin itu merupakan perisai; rakyat akan berperang dibelakang dengan dirinya.(HR.Muslim).

Penguasa dalam Islam menjamin darah, harta dan kehormatan warganegaranya, muslim ataupun non muslim dalam naungan Institusi Negara Islam warisan Rasulullah SAW. Negara yang akan menerapkan Islam secara kaffah. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Sesungguhnya otoritas kekuasaan itu merupakan naungan Allah di muka bumi. Setiap orang yang terzalimi di antara para hamba-Nya pergi berlindung kepada dirinya.(HR. Al-Baihaqi).

Karena itu Negara adalah perisai sejati bagi umat Islam, tidak akan membiarkan rakyatnya mengalami ketertindasan seperti yang dialami oleh saudara-saudara kita di India dan negeri-negeri muslim lainnya. Seorang pemimpin tidak akan mengabaikan satu nyawa Muslim pun menjadi korban. Ia tidak akan membiarkan wilayah kaum muslim jatuh ke tangan kafir penjajah.

Sungguh, tidak ada solusi lain untuk melindungi kezaliman yang ada kecuali dengan mewujudkan eksistensi kekuatan politik Islam di muka bumi ini yang akan memimpin seluruh umat di dunia dengan visi politiknya yang luhur akan membentuk dunia dengan keadilan Islam dan menjadikannya rahmat bagi semesta alam.

Dialah yang akan menhancurkan sekat-sekat nasionalisme di dunia Islam yang menjadi sumber kehancuran umat ini. Dia pula yang membebaskan tanah kaum muslim Palestina, Suriah, Myanmar, Xinjiang, Mindanao, Sulu, hingga Afrika Tengah. Karena dengannya yang akan menjadi perisai bagi nyawa dan kehormatan umat Islam. Wallahu’alam bi ash-shawab.[]

*Pengisi Keputrian SMAT Krida Nusantara

Comment