Sri Yana: Islam Memuliakan Perempuan

Uncategorized347 Views
Sri Yana
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Islam adalah syariat yang bertujuan memuliakan perempuan. Perempuan amatlah berharga. Hanya saja di zaman milenial ini telah di salah artikan oleh banyak kalangan.
Seperti diadakannya peringatan Hari Perempuan Internasional atau International Women’s Day pada tanggal 8 Maret 2019 yang mengusung tema ‘balance for better’ keseimbangan yang lebih baik.
Dalam situs resminya, International Women’s Day mengungkapkan alasan kenapa ‘balance for better menjadi tema pada 2019 ini. “Pada 2019 ini ditunjukkan untuk kesetaraan gender, kesadaran yang lebih besar tentang adanya diskriminasi dan merayakan pencapaian perempuan. Hal ini temasuk mengurangi adanya gap pendapatan atau gaji pria dan wanita. Memastikan semuanya adil dan seimbang dalam semua aspek, pemerintahan, liputan media, dunia kerja, kekayaan dan dunia olahraga.”(m.kumparan.com)
Jika ditelisik lebih jauh agenda kesetaraan gender ini, yang salah satunya adalah peringatan Hari Perempuan Internasional telah dimotori oleh Barat yang menuntut hak- hak perempuan untuk bebas mencabut fitrah perempuan dan merusak kehormatannya.
Sudah sejatinya fitrah laki-laki dan perempuan adalah berbeda. Laki-laki memiliki tugas sebagai pemimpin atau qowam dan pencari nafkah bagi keluarganya. Sedangkan perempuan sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya (madrosatul ula). Sebagaimana firman Allah SWT: 
اَلرِِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسآَءِ بِمَا فَضَّلَ اللّٰهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَّبِمَآ اَنْفَقُوْا مِنْ اَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (An Nisaa’: 34)
Berdasarkan ayat diatas, dijelaskan bahwa laki-laki dilebihkan dari kaum perempuan karena kaum laki-laki menafkahkan sebagian hartanya untuk keluarganya. Ini menyebabkan kenapa laki-laki mendapatkan warisan lebih banyak daripada perempuan, kebolehan poligami, aturan menutup aurat, kepemimpinannya laki-laki, konsep nusyuz dan lain-lainnya. Bukan merupakan diskriminasi yang dituduhkan Barat kepada Islam. Melainkan melindungi perempuan dan laki-laki dari kemaksiatan.
Selain itu, perempuan juga sudah diatur karena memiliki fungsi, bentuk tubuh, dan karakter yang tidak bisa sama dengan kaum laki-laki. Namun dalam meraih pahala sama-sama mendapatkan ridho Allah SWT. Di ranah domestik perempuan sebagai ibu sekaligus pengatur rumah tangga (ummun warabbatul bayt) bertugas mendidik anak, mengurusi suami, manajer rumah tangga dan sebagainya, sedangkan di ranah publik kaum perempuan di beri kesempatan menuntut ilmu dan berdakwah. Apakah itu dikatakan diskriminasi? 
Diskriminasi sebenarnya telah digadang-gadang oleh kaum feminisme yang memandang adanya ketimpangan relasi perempuan dalam keadaan tertindas. Dan Barat jualah yang menanamkan  ide-ide liberal, sehingga  berakibat hancurnya keluarga muslim. Ini dibuktikan semakin banyaknya  tingkat perceraian. Padahal perceraian sangat dibenci Allah. Karena dalam Islam separuh agama adalah aqad yang sangat berat di hadapan Allah. Hal inilah yang telah merusak tatanan pernikahan.
Di samping itu, Barat juga merusak tatanan kaum perempuan dengan akan disahkan nya RUU P-KS (Penghapusan Kekerasan Seksual) yang bisa berakibat masuknya ide-ide liberalisasi, seolah-olah memberikan solusi, padahal menikam syariat Islam.
Karena RUU ini berisi kebebasan atas alat reproduksinya dan orang lain tidak boleh menentangnya, perempuan boleh menyalurkan dengan sesama perempuan, atau laki-laki dengan laki-laki asal suka sama suka dan sebagainya. Naudzubillah.
Oleh karena itu, dibutuhkanlah Intitusi Islam  yang hadir di tengah-tengah umat untuk menyelesaikan seluruh problematika kehidupan, terutama bagi kaum perempuan. Karena Islam adalah agama yang sangat memuliakan perempuan. Dimana perempuan benar-benar dijaga dan dihormati. Seperti kisah pada masa Rasulullah SAW tentang perempuan Arab yang datang ke pasarnya orang Yahudi Bani Qaunuqa. 
Kemudian perempuan yang sedang duduk itu diikat kerudungnya tanpa sepengetahuannya. Yang akhirnya ketika bangkit, tersingkaplah auratnya. Dengan spontan ia lalu berteriak. Dan seorang laki-laki muslim langsung membunuhnya. Orang Yahudi tersebut kemudian membalasnya juga dengan membunuhnya. Mendengar berita itu Rasullullah SAW langsung menyiapkan pasukan kaum Muslim untuk mengepung tempat Bani Qaunuqo.
Seyogyanya perempuan hanya akan memperoleh kemulian hakiki, ketika hidup di masa penerapan Institusi Islam. Tidak seperti sekarang ini, perempuan banyak diekploitasi  atas nama kesetaraan gender yang nyata-nyata telah menyengsarakan kaum perempuan. Waallahu a’lam bish shawab.[]

Penulis adalah mahasiswi S1 di STIT INSIDA Jakarta, jurusan PGSD

Comment