Ummu Dzakiyah: Peran Perempuan Sejati Di Bumi Pertiwi

Berita380 Views
Ummu Dzakiya
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Ucapan populer Ir. Soekarno hingga saat ini masih tersimpan jelas di benak masyarakat Indonesia, “Jangan Sesekali Melupakan Sejarah “ atau disingkat “JASMERAH “. 
Maka kita ingat dalam sistem Islam (Masa Rasulullah Saw, khulafaur rasyidin dan khilafah Islam) perempuan mendapatkan hak-haknya baik dalam ranah domestik maupun dalam ranah publik tanpa mencabut kehormatan dan fitrahnya sebagaii seorang perempuan. Dalam metodologi Islam, sejarah memiliki peranan yang sangat besar. Walaupun tidak boleh dijadikan sumber hukum, namun mempelajari sejarah peradaban Islam & Khilafah memberikan gambaran jelas bagaimana penerapan syariah Islam di muka Bumi yang mampu mendatangkan rahmat dari langit maupun Bumi.
Hal ini pula yang ditakuti Barat, sehingga dengan segala upaya mereka berusaha mengubur dan mengaburkan sejarah seraya melakukan demonisasi Islam & Khilafah dan mengangkat Mustafa Kamal sebagai pahlawan revolusi yang menghancurkan khilafah. Jadi barat pulalah yang menuntut hak-hak perempuan untuk bebas  dan yg mencabut fitrah serta merusak kehormatan perempuan. Barat juga yang berusaha menutupi sejarah sistem Islam yang benar dlm mengurus perempuan dan menggantinya dengan informasi-informasi yg “hoaks” yg menjelekkan ajaran dan sistem Islam dengan tuduhannya bahwa Islam mendiskriminasi para perempuan.
Perempuan dalam ranah sistem Islam akan kembali ke fitrahnya yaitu sebagai ibu yang mendidik generasi masa depan bangsa. Coba tanya pada naluri ibu, apakah bermain bersenda gurau dengan putra putri kecilnya itu bkn merupakan kesenanganya? Apakah kerja dari pagi hingga sore yang terpisah dengan putra putrinya itu cukup membahagiakan hidupnya? Banyak yang mengaku bahwa bekerja hingga keluar negeri meninggalkan keluarganya itu hanya sebagai tuntutan ekonomi yang kurang. Itu juga penyebabnya tidak lain dunia kapitalis yang mencengkram di distem kapitalisme. 
Tuntutan yang harus menyamakan wanita dengan laki-laki adalah tuntutan yang diluar kodrat. Allah SWT sebagai pencipta manusia lebih tau akan ciptaanya termasuk naluri yang diberikanya, maka dari itu Allah memberikan aturan yang berbeda namun juga ada hal yang dituntut sama. Sebagaimana ibadah solat, zakat, puasa, menuntut ilmu dan lain sebagainya di tuntut sama yaitu wajib melakukan jika sudah baligh, jika tidak melakukan akan mendapat ganjaran kesengsaraan akherat. 
Namun Allah memberikan beban yang berbeda pada masing-masing jenis kelamin. Laki-laki tugas mencari nafkah sedang perempuan pengatur rumah tangga, dan pendidik anak. Sehingga jika tugas tadi sama-sama terlaksana baik dan faham sadar akan posisinya masing-masing akan terbentuk sakinah ma waddah wa rahmah dalam keluarga. 
Pun jika suami atau laki-laki tidak mampu bekerja maka negara mengangkat wakil untuk mencari nafkah, jika tidak ada wali yang tersisa maka negara yang bertanggung jawab penuh atas nafkah keluarga perempuan. 
Jadi layak lah sistem tatanan kehidupan islam kita perjuangkan demi mengembalikan peranya perempuan sejati di bumi pertiwi ini. Wallahua’lam bi as showaf. [] 

Penulis adalah ibu rumah tangga lulusan UIN Sunan Ampel Surabaya.

Berita Terkait

Baca Juga

Comment