Zulyana Aksan: Dimanakah Keadilan Itu Kini?

Berita373 Views
Zulyana Aksan:
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Manusia hanya bisa membisu saat dewi ketidak adilan makin lincah menari dan bernyanyi namun langit dan bumi sudah mulai gerah dan mulai menggerakkan tubuhnya. nBencana sudah terjadi dimana mana namun semua hanya dilirik sebelah mata saja. Disaat sebuah konser musik tak berfaedah menghabiskan belasan milyar dana negara di sisi lain di ujung sana ribuan anak negeri mengalami banjir bandang dan dana yang diperuntukkan bagi mereka hanyalah segelintir dari banyak dana yang berhak mereka terima. 
Adilkah ini jika ribuan nyawa yang terancam bencana kelaparan setelah banjir surut,  hanya dibantu seadanya sedang yang hanya hura-hura menghabiskan 18M rupiah?? 
Alangkah tidak adilnyaa?
Alangkah teganya memperlakukan itu wahai tuan yang berdasi dan mengendarai mercy?? Tidak ingatkah kau wahai tuan kalau apa yang kau nikmati adalah titipan rakyat?  Apakah kau lupa jika rakyat bisa membuatmu naik ke posisi ini tapi juga bisa membuatmu turun ke tempatmu semula!!! 
Lupa?
Di sana ada anak manusia yang dengan pose dua jari sudah memdapatkan sanksinya sedang di lain pihak yang jelas kampanye mendukung kubu sebelah malah bebas melenggang dan memasang peranannya. Apakah beda mereka wahai kau para penguasa? 
Bukankah mereka mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat mereka sesuai dengan amanat UUD 1945 ataukah undang-undang itu pun kini telah berubah? 
Mohon maaf kalau begitu karena sebagai generasi yang mengalami berbagai jaman dan pemerintahan enam presiden sebelumnya kurasa semua belum ada perubahan atau mungkihkah sudah terjadi perubahan undang-undang tengah malam dan diam-diam seperti halnya naiknya harga BBM dan TDL? 
Duh,  dewi ketidakadilan kenapa kau begitu angkuh menari membuat perih anak negeri yang seharusnya lebih berhak buat di prioritaskan. 
Bukan hanya karena mereka adalah pemilik syah negeri ini tapi karena kini mereka lebih membutuhkan daripada sesuatu yang hanya menghasilkan onggokan sampah di mana-mana. Onggokan sampah dari hura-hura yang sama sekali tidak menghasilkan apa-apa. 
Haruskah kita hanya diam saja melihat semua ini terjadi lagi dan lagi di depan hidung kita. Haruskah kita cukup hanya berkata… “Sudahlah,  biarkan pihak berwenang yang mengurusnya,  kita hanya rakyat,  lihat sajalah dan tidak usah mengurusi yang bukan urusan kita….!”
Benar memang itu bukan urusan kita tapi kita berkewajiban buat mengingatkan jikalau mereka yang menjadi wakil kita salah langkah. Bukankah tiada manusia di dunia ini yang luput dari khilaf dan salah? Tugas kitalah memberikan pendapat juga peringatan.
Sedih rasanya mendengar 1M buat saudaraku yang sedang menderita di Papua sana,  miris melihat mereka di anak tirikan oleh hak yang harusnya mereka dapatkan. 
Juga pada enam saudaraku yang kini pun terancam karena pose dua jari yang sudah mereka lakukan. Merugikankah mereka dengan perbuatan itu. Berapa banyak anggaran negara yang mereka habiskan buat berfose seperti itu?  Sedang para petahana bebas berbuat apa saja. Adilkah ini duhaj kalian yang mengerti banyak tentang keadilan di dunia ini. 
Mari kita bergandengan tangan wahai saudaraku, menjaga saudara dan tanah air ini dengan adil,  dengan kesamaan hak dan kewajiban,  juga dengan prioritas dalam setiap kegiatan. 
Bagi kalian yang sudah menyalahgunakan jabatan dan amanah rakyat karena berbagai kepentingan ingatlah bahwa dunia ini hanyalah persinggahan,  semua yang kita lakukan akan diminta pertanggungjawabannya nanti di akhirat. 
Jangan kau pikir semua akan berlalu begitu saja. TIDAK! Semua akan ada akibatnya,  semua akan ada timbal baliknya. []


Penulis adalah anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) Bengkulu

Berita Terkait

Baca Juga

Comment