Ancaman Nuklir Untuk Gaza, Sebuah Kehinaan Terhadap Para Pemimpin Dunia Islam 

Opini51 Views

 

Penulis: Sayidah Aisyah, S. KM | Pendidik dan Aktivis

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Menanggapi pembunuhan dua staf kedutaan Israel di Washington, DC. Anggota Kongres dari Partai Republik Randy Fine mengusulkan di Fox News bahwa Gaza harus “dibombardir dengan bom nuklir” seperti Hiroshima dan Nagasaki selama Perang Dunia II (21-5-2025).

Hamas yang merupakan gerakan perlawanan Palestina menyampaikan kecaman keras terhadap pernyataan Randy Fine, anggota Kongres Amerika Serikat (AS), yang menyarankan penggunaan bom nuklir terhadap wilayah Jalur Gaza.

Dalam pernyataan resminya, Hamas menilai seruan dari politikus Partai Republik itu merupakan bentuk hasutan genosida terhadap rakyat Palestina.
Seruan oleh politikus AS dari partai Republik itu dinilai Hamas melanggar hukum humaniter internasional dan Konvensi Jenewa.

Hamas menekankan bahwa seruan Fine tersebut menghasut publik untuk menggunakan senjata pemusnah massal terhadap lebih dari 2 juta warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

Hamas juga menyatakan bahwa seruan “mengerikan” itu tidak akan melemahkan perjuangan Palestina, tetapi “lagi-lagi mengungkap wajah asli” Israel dan “para pendukungnya.”

Pernyataan ini adalah bentuk hinaan kepada seluruh umat manusia dan juga menambah bukti kebiadaban zionis israel di mata dunia. Bagaimana mungkin yang mengaku sebagai manusia bisa melakukan hal biadab itu?

Mau berapa banyak lagi nyawa yang harus dikorbankan hanya demi keserakahan manusia?

Sejak Mei 2025 Setidaknya 54.249 warga Palestina tewas dalam genosida Israel sejak Oktober 2023 di Gaza yang hampir 70 persen adalah wanita dan anak-anak. Namun, genosida ini masih terus berlanjut hingga detik ini.

Bagi saudara kita di Palestina tidak ada waktu untuk mereka merasa tenang walau sejenak. Tiap detik mereka diserang dengan bom dan teror secara biadab oleh tentara zionis.

Di sisi lain, negeri-negeri kaum Muslim masih belum tergugah hatinya agar segera mengerahkan pasukannya demi menolong mereka. Malah, para penjajah dengan tidak tahu malu mengeluarkan statement menjijikan bak lebih rendah dari binatang untuk menggunakan senjata nuklir. Astaghfirullah!

Benarlah peringatan yang pernah disampaikan oleh Rasulullah saw., beliau bersabda,
”…… Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi kalian seperti buih di lautan. Allah akan cabut rasa takut dari dada musuh kalian dan Allah akan mencampakkan penyakit wahn dalam hati kalian. Kemudian seseorang bertanya, ”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata,”Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no. hadits 4297 dan Ahmad 5: 278, ditashih oleh Syaikh Al Albani).

Saat ini para penguasa Muslim sibuk menyelamatkan kursi kekuasaannya masing-masing. Tanpa sadar mereka diperbudak hawa nafsu demi mempertahankan kenikmatan duniawi yang sementara dan mengorbankan kehidupan akhirat yang abadi.

Di dunia kapitalisme kini, sudah menjadi hal lumrah jika para pemimpin mengorbankan apapun demi materi bahkan agamanya sendiri. Maka sudah sangat jelas bahwa sistem kapitalis-sekuler inilah yang menjadi akar masalah sistemik yang menghalangi umat untuk bangkit.

Dalam kondisi ini, umat sangat berharap dan merindukan para pemimpin bersatu dalam satu naungan pemerintahan global yang adil dan komprehensif.

Segera campakkan sistem kapitalis-sekuler dan beralih ke penerapan sistem Islam yang adil dan komprehensif.

Di sisi lain, seluruh muslim segera mengerahkan segala daya upaya menyatukan umat dalam sistem mulia yang pernah Rasulullah saw. contohkan 14 abad silam demi perlindungan dan jaminan keamanan bagi umat islam secara keseluruhan.

Nasionalisme merupakan penghalang bagi persatuan islam global dan ini tidak pararel denga Al-Qur’an dan Sunah Nabi-Nya. Umat Islam adalah satu umat dan persaudaraan. Allah berfirman dalam QS Al-Hujurat: 10, “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Oleh sebab itu, damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.”

Umat membutuhkan pemimpin yang sigap berani melindungi rakyatnya tanpa takut apapun kecuali murka Allah SWT.
“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai yang (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)-nya. Jika seorang imam (khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’azza wajalla dan berlaku adil, dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad).

Peran Khalifah sebagai perisai akan mendorong demi mewujudkan pasukan terbaik yang akan maju di garda terdepan untuk segera membebaskan tanah mulia Palestina.

Untuk mewujudkan hal tersebut maka kita sebagai muslim memiliki kewajiban untuk memahami syariat Islam yang telah lengkap mengatur kehidupan manusia demi bisa menjadi pribadi pejuang yang siap menyampaikan kebenaran agar umat terbaik ini segera bangun dari tidur lelapnya.

Harus disadari bahwa urgensi berjuang secara berjamaah mengikuti metode yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw dengan seruan dakwah demi mengembalikan kemuliaan Islam di muka bumi. Wallahu a’lam bii showab.[]

Comment