Andi Arsyil, Pemuda Penuh Inspirasi, Kreasi dan Inovasi

Berita582 Views
Andi Arsyil di kantornya Genius Reads usai ngobrol santai dengan jurnalis Radar Indonesia News, Ayu Yulia Yang
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Persepsi akan kata profesionalitas dan loyalitas mungkin sering terbesit dan diucapkan setiap pengusaha dan pekerja. Sebenarnya apa makna kata keduanya? Profesionalitas merupakan sikap para anggota profesi benar – benar menguasai, sungguh – sungguh kepada profesinya.  Berupa kualitas, derajat pengetahuan dan keahlian yang dimiliki untuk dapat melakukan tugasnya. Sementara loyalitas adalah suatu kesetiaan karyawan kepada perusahaan. Ada yang berpendapat lebih perlunya profesionalitas, ada pula yang berpendapat lebih utamanya loyalitas. 
Lain halnya kepada salah satu aktor yang namanya sudah dikenal publik, yakni Andi Arsyil Rahman Putra atau yang akrab disapa Andi Arsyil. Pria kelahiran tahun 1987 ini mengungkapkan kepada salah satu jurnalis Radar Indonesia News, Ayu Yulia Yang perkara dua hal itu. Dikatakannya di kantornya yang berlokasi di jalan Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat bahwa dua – duanya perlu adanya. Loyalitas dan profesionalitas. Loyal tanpa profesional omong kosong. Profesional lebih berfokus pada skill, bidang dan pekerjaan. Loyal itu lebih kepada kesetiaan. Kedua hal itu memang berbeda. Profesional lebih ke arah kinerja. Loyalitas lebih ke arah culture. Hal ini biasanya berhubungan erat dengan dunia bisnis.
Pria yang memang juga menggeluti dunia bisnis dan menjadi pengusaha, memandang dua sisi berbeda yang diterapkan, Dalam hal culture, diterapkan yang dinamakan ICARE pada usahanya. Sementara dalam membangun bisnis, Andi mencari karyawan itu berdasarkan apa yang dibutuhkan, bukan mencari seseorang paling pintar. Diumpamakan seperti mencari pasangan. Mencari yang cocok dan sesuai yang dikuasai.
Andi membangun beberapa diantaranya usaha travel, penerbitan, aplikasi baca dan rumah produksi. Semuanya bukan semata – mata trendy dan ikut – ikutan. Bukan sekedar monkey business atau bisnis kacang goreng. Walaupun memang bisnis demikian gampang dapat uang, balik modal dan dapat untungnya. Tapi dirasa ini tidak akan bertahan lama karena sumber daya manusia tidak akan bodoh terus menerus, tentu akan berkembang. Konsep dasar usaha Andi menyesuaikan sesuatu yang menjadi hobinya untuk dirintis. Bukan sekadar musiman. Andi memang memiliki beberapa hobi yang menarik seperti suka jalan – jalan, membaca dan syuting. Dalam hal membaca, semua genre buku pernah dibacanya. Baik itu novel, agama atau motivasi.
Andi meraih ini bukan tanpa jerih payah. Pria kelahiran Makassar memulai karir sudah lama, sudah dari SMA kelas 2 atau 3. Berbekal dari dunia modeling. Awalnya, Andi memang tidak suka dunia entertainment. Andi agak sedikit tidak fokus kesana. Fokus pada pendidikan dan organisasi. Tapi, setelah itu ada teman yang mengajak Andi ke dunia modeling. Andi memang hanya ikut – ikut saja, tidak menyangka bakal menjadi juara. Andi mengikuti ajang modeling bukan hanya modal jual tampang atau fisik. Dirinya menjadi duta pariwisata dan duta teknologi contohnya. Dirinya memang harus menjual otak pula.
Dunia modelingnya berlanjut sampai Andi mendapat peran antagonis di salah satu film tv swasta. Kemudian Andi harus mengikuti ujian nasional, memutuskan untuk berhenti dari dunia itu. Kemudian Andi sibuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Strata 1. Dirinya menempuh pendidikan pada tiga kampus dengan tiga jurusan berbeda. Dia juga tetap menyambi bekerja. Bekerja di perusahaan telekomunikasi. Dalam hal pendidikan, dia berusaha mencari untuk bisa mendapatkan beasiswa. Beasiswa yang diincarnya adalah super smart. Kesibukan dia memang begitu padat. Senin sampai Minggu selalu saja berutinitas. 
Andi menempuh jenjang pendikan dengan tiga jurusan berbeda dan tiga kampus berbeda karena merasa bodoh. Baginya pelajaran pada pendidikan Strata 1 merupakan pendidikan yang isinya membangun pelajaran yang sudah ada sebelumnya. Misal Fisika itu pengembangannya, seperti hukum kecepatan, analisis dari dasarnya. Komputer itu algoritma, statistik yang mana ada pada matematika dasar yang mana integral dan hukum probabilitas sebagai bentuk pengembangannya. Ekonomi lebih gampang lagi, seperti debit kredit. Dasar dan pengembangannya saja yang perlu dipahami dan dianalisa. Pengembangan dalam bahasa yang berbeda.
Selang waktu setelah lulus, Andi mengikuti audisi casting film Ketika Cinta Bertasbih. Hampir 1 tahun prosesnya. Lolos. Itu merupakn film pertamanya. Lanjut casting film kedua, lolos lagi. Tapi memang merasa masih berat banget karena first time. Sinetron lanjut terus sampai Tukang Bubur, Dunia Terbalik hingga menjadi produser. 
Selain terkenal dengan keahlian dunia aktingnya, Andi juga terbilang cukup sukses dalan usahanya. Andi menceritakan bahwa ada suatu ketika, seorang pelamar kerja, sudah lolos semua test berupa test psikotest dan IQ test. Kemudian test terakhir adalah ketemu dan wawancara dengan Andi. Pelamar kerja membanggakan ijazahnya. Pelamar kerja ditolak. Bukan masalah punya kertas ijazah atau tidak bagi Andi. Menurutnya, permasalahan sebenarnya bukan pada titik itu. Lebih kepada bagaimana seseorang mengerti, mempunyai analisa yang baik dan mempunyai teman yang banyak. Sekolah itu mencari link, ilmu dan teman. Fokus pada sesuatu yang lebih substansial. Lebih ke daya nalar atau konsep penalaran yang mana nantinya bakal seberapa jauh memahami dan menganalisa usai menuntaskan pendidikan. 
Pendidikan memang berat. Perlu juga adanya ujian. Itu untuk sebuah keseriusan dalam pendidikan untuk sebuah kata kesuksesan. Ya memang istilah tidak usah sekolah bisa sukses juga ada. Tapi, tentu saja pendidikan juga banyak manfaat termasuk pada kehidupan social dasar yang baik. Memang, pakem khusus kesuksesan itu seperti jalan menuju Roma. Ada karena orang tua sukses, duit banyak dan sukses dari bawah. Tidak ikuti apapun terus sukses juga ada. 
Di lain sisi dalam usahanya, Andi memakai manajemen tersendiri. Tidak seperti manajemen lainnya, Saham 100 persen semua miliknya, termasuk pengelolaan dan konsep juga. Andi memang merasa takut akan gagal dan mengalami rugi. Namun, dia tetap gigih berusaha menepis hal itu. Ternyata, dibalik kegigihannya, Andi juga pernah mengalami hal pahit dalam meniti usahanya. Ditipu teman sendiri. Itu dijadikannya sebuah kata pembelajaran. Dia menganggap bahwa kelalaian ada dalam diri. 
Disamping itu, Andi juga pernah mengalami hal yang tidak terlupakan dan membuatnya bisa survive seperti sekarang. Berontak sama orang tua  karena pernah jatuh miskin. Ketika itu, dia masih SMA. Latar belakang orang tuanya memang tergolong kaya banget, bukan kaya baru. Mempunyai pabrik pengelolaan emas, direktur BUMN dan profesor pula. Tak pelak kemudian mengalami bangkrut bak ulah ditipu teman. Andi yang tadinya merasakan kemewahan naik mobil menjadi hanya mampu merasakan naik angkot. Itu merupakan pembelajaran lagi dan rasa syukur baginya karena bisa survive pada akhirnya.
Luar biasa perjuangan hidup dalam dunia pendidikan dan karir yang dilalui oleh Andi Arsyil. Bisa menjadi contoh bagi semua untuk tidak menyepelekan hal apapun. Menjadi sosok pemuda yang penuh inspirasi, kreasi dan inovasi.[Ayu Yulia Yang]

Comment