“Kalaupun ada intimidasi pasti yang melakukan dari pihak incumbent di setiap pilkada bukan dari lawan incumbent,” cetus Arief..
Bagi Arief, hal itu dikarenakan pihak lawan incumbent tidak punya struktur di pemerintahan untuk melakukan intimidasi.
Bahkan, sambung Wakil Ketua Umum DPP Gerindra ini, yang mengusung Paslon nomor 3 Anies-Sandi untuk pencoblosan lusa nanti, mengatakan kalau pengerahan massa ke TPS oleh masyarkat Jakarta bukan intimidasi sepanjang berjalan tertib.
Karena menurut Arief, pengerahan massa sebagai bagian dari pengawasan di setiap TPS untuk mengantisipasi adanya intimidasi dan kecurangan kecurangan untuk mengagalkan Anies – Sandi menjadi kepala daerah Jakarta yang baru.
“Kan lucu kok baru kali ini ada Presiden ikut cawe cawe dan statement akan adanya intimidasi ini jelas sebuah ketidaknetralan dari Presiden Joko Widodo dalam pilkada DKI Jakarta. Dan juga menganggap seakan akan kami akan lakukan intimidasi. Justru
pernyataan Joko Widodo lah yang bisa memicu intimidasi pada masyarakat” urainya seraya curiga.
Tidak ada intimidasi dan dijamin pilkada Jakarta pasti akan berjalan lancar dan Damai jika dilakuka tanpa kecurangan dan statemen statemen akan adanya intimidasi dari Joko Widodo,” jelasnya.
“Isu akan adanya intimidasi sebuah bentuk ketakutan pemerintah akan kalahnya Basuki – Djarot,” tandasnya.[Nicholas]
Comment