Bangun Dan Kerja Yang Betul Jangan Mimpi Indah Mas Joko Widodo

Berita415 Views
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief
Poyuono SE, MKom
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA
– Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) menilai pertumbuhan
ekonomi pada 2017 bisa mencapai 5,2%, atau lebih tinggi dari proyeksi
5,1% dengan perkuat sumber pertumbuhan dalam negeri.
Sebelumnya, Rabu (22/3) 2017 Sri Mulyani menanggapi proyeksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia 2017 dari Bank Dunia sebesar 5,2% di Jakarta, Rabu.
Dimana ia menyampaikan kalau domestik demand lebih bagus dan kuat, 5,2%
sesuatu yang mungkin achievable bisa dicapai, demikian ungkapnya.
Menanggapi
pernyataan Sri Mulyani itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief
Poyuono SE, MKom merasa pesimis SMI mampu mencapai pertumbuhan 5,2% di
2017. “Kalau saya sih prediksi di bawah 5%. SMI mimpi kali hingga dia
optimis  pertumbuhan di atas 5%,” tukasnya, Jumat (24/3.
Jakarta
Menurut Arief Poyuono,
situasi ekonomi dunia dan ekonomi nasional serta kebijakan paket ekonomi
Presiden Joko Widodo masih belum memperlihatkan hasil.”Hingga tidak
memungkinkan  untuk mencapai pertumbuhan di atas 5 persen,” ujarnya.
Bahkan, tambah tokoh buruh
ini, tidak ada kebijakan yang dapat menarik investor untuk berinvestasi di Indonesia. “Kalau mau jujur analisa JP Morgan
yang memberikan penilaian terhadap nilai imbal balik investasi di
Indonesia pada status under weight sudah sangat benar dan mencerminkan investasi di Indonesia tidak akan banyak memberikan keuntungan di
tahun 2017,” ungkapnya.
“Kalau stuasinya
seperti ini bagaimana ekonomi akan tumbuh di atas 5%, apalagi 5,7% hingga 6
%. Joko Widodo  mimpi kali ye,” paparnya.
Arief melanjutkan, belum lagi situasi perekonomian China paling
banyak menyerap produk tambang dan CPO Indonesia dalam keadaan Backward
Economic Growth
, dan atau mengalami balik ke arah penurunan pertumbuhan
ekonomi.”Sehingga ekspor Indonesia akan turun dan berpengaruh pada
pertumbuhan ekonomi akibat lesunya ekspor Indonesia,” ujarnya.
“Memburuknya
perekonomian China di tahun 2017 contoh paling konkrit yakni di mana serbuan tenaga kerja asing
asal China ke Indonesia dalam jumlah jutaan. Bagaimana kue
pertumbuhan ekonomi China bisa berdampak pada meningkatnya pertumbuhan
ekonomi indonesia ?,” cetusnya.
Di samping
itu, tambah Arief, di saat ekonmi China bertumbuh di 8-9%
saja tahun yang lalu pertumbuhan  Indonesia Indonesia paling top di 6% –
6,5 %. Sekarang pertumbuhan ekonomi China diprediksi hanya 6,2%.
Bagaimana mungkin mencapai 5,2%  pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih sangat
tergantung kondisi global?  Belum lagi kebijakan Ekonomi Amerika Serikat di bawah presiden
Donald Trump yang akan memanggil balik Investor Amerika untuk menanamkan
modal di negerinya sendiri.
“Kenaikan suku bunga ‘the fed’ yang pasti akan berpengaruh dengan
pertumbuhan ekonomi indonesia. Apalagi Indonesia dianggap bukan tempat
yang menarik untuk investasi Amerika, akibat masalah Freeport yang
diperlakukan dengan tidak baik,” tukasnya mengkritisi.
Di
sisi lain tambahnya, daya beli masyarakat yang makin anjlok  akibat pendapatan
masyarakat yang turun drastis
akibat harga BBM dan harga pangan yang mahal.
“Dan
juga menjadi sebab banyaknya pabrik-pabrik dan sektor usaha UKM
berguguran. Nah gimana ekonomi tumbuh di atas 5 persen seperti kata Sri
Mulyani,” tutupnya.[Nicholas]

Berita Terkait

Baca Juga

Comment