Penulis: Novita Mayasari, S.Si | Pemerhati Generasi
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Indonesia, yang dikenal negara Gemah Ripah lohjinawi, tetapi seakan tak pernah luput dari berbagai persoalan. Seperti kasus korupsi, ketidakadilan dalam hukum, kekerasan, perceraian, pembunuhan dan lain sebagainya.
Indonesia ibarat kapal tanpa nahkoda, terombang-ambing hingga kehilangan arah dan tujuan. Tentu saja kondisi ini membuat masyarakat menjadi jenuh, kesal, kecewa, bahkan kehilangan harapan dan kepercayaan pada penguasa dan sistem hari ini.
Belum lama ini aksi mahasiswa kembali digelar di Patung Kuda, Jakarta Pusat. Mahasiswa yang tergabung dalam aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) ini menyerukan aksinya yang bertajuk “Indonesia Gelap” pada Senin (17/02/2025). Bahkan tagar “Indonesia Gelap” sempat menjadi trending topik di X (twitter) yang diunggah sekitar 743.000 oleh warganet.
Dalam gelaran aksi ini sebagai ungkapan rasa kecewa dan marah atas keputusan pemerintah yang dianggap merugikan rakyat dan meresahkan para mahasiswa terhadap nasib masa depan generasi muda sekaligus terhadap kondisi negaranya.
Dari aksi tersebut menghasilkan beberapa tuntutan mulai dari evaluasi Program Makan Bergizi (MBG), pendidikan, efisiensi anggaran, Undang-Undang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), Proyek Strategis Nasional (PSN) dan lain sebagainya.
Tak hanya itu, aksi mahasiswa ini tidak hanya dilakukan di Jakarta, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya seperti, Palembang, Medan, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Mataram, Makassar, Banjarmasin dan Samarinda dengan memanfaatkan internet para mahasiswa tidak kesulitan dalam mengoordinasikan aksi serentak seluruh Indonesia.
Fokus pada Akar Masalah
Tema “Indonesia Gelap” yang diusung para mahasiswa ini menggambarkan karut marutnnya persoalan negara ini bak benang kasut yang tak mampu diurai.
Walaupun aksi mahasiswa telah memberikan tuntutan kepada negara terkait persoalan yang merugikan rakyat seperti program MBG yang dipertanyakan kelayakan prioritasnya, pemagaran laut, kebijakan efisiensi anggaran, bahkan korupsi, dan sederet persoalan lainnya, justru respon dari pemerintah dan pejabat tidak menunjukkan sikap yang bijak ketika mendapat kritik dari masyarakat.
Melihat kondisi masyarakat hari ini yang makin terpuruk, tentunya kita ingin negara ini makin baik dan berbagai persoalan yang ada dapat diselesaikan hingga akarnya. Lantas, apakah sederet persoalan yang ada serta tuntutan-tuntutan dari para mahasiswa dapat memecahkan akar masalah di negeri ini?
Sesungguhnya, persoalan yang ada di negara ini hanya sekadar cabang dari akar persoalan yang lebih besar. Adanya berbagai undang-undang yang tidak pro terhadap rakyat bahkan sampai merugikan dan memeras rakyat merupakan hasil dari penerapan sistem politik demokrasi yang telah dipilih negeri ini sebagai sistem politiknya.
Tak hanya itu, sistem demokrasi itu sendiri adalah problem (masalah) besar, terlebih demokrasi transaksional yang berkuasa bukan lagi rakyat, tetapi para pemilik modal.
Adapun slogan “Dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat” merupakan prinsip daripada sistem demokrasi ini berdiri. Manusia diberi kedaulatan hukum untuk membuat aturan secara legal berkumpul dan bersepakat atas sebuah aturan yang akan diterapkan.
Kemudian dari sisi praktiknya, sistem demokrasi ini nyatanya penuh dengan kebohongan di sana sini serta rekayasa yang menyesatkan umat manusia sehingga rakyat tidak berkuasa secara mutlak karena kekuasaan atas segala kepentingan umum berada di tangan pemimpin negara (pemerintah).
Sebagaimana yang dikatakan oleh Syeikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya ‘Nidzomul Islam’ pada bab tentang qiyadah fikriah bahwasanya Ideologi kapitalisme mengambil sistem demokrasi sebagai sistem politiknya, dan tentu saja kapitalisme itu sendiri merupakan wadah bahkan surga bagi para pemilik modal.
Karena, sistem ekonomi kapitalisme berdiri di atas asas kebebasan kepemilikan. Artinya, kebebasan tersebut dijamin negara melalui undang-undang yang tentunya dibuat oleh penguasa tersebut.
Oleh karena itu, sistem demokrasi sebagai sistem politik sekaligus ideologinya para kapitalis ini menjadi penyebab rakyat diliputi kekecewaan, kekhawatiran, ketidakjelasan hidup, serta kegelapan di masa depan. Siapa pun pemimpinnya selama sistem demokrasi kapitalisme yang diterapkan (eksis), sudah pasti aturan yang dihasilkan akan pro terhadap penguasa dan para pemilik modal.
Mahasiswa Agen Perubahan Islam Kaffah
Dengan munculnya berbagai persoalan di tengah-tengah umat harusnya dapat membuka mata hati kita, bahwasanya persoalan yang ada bukan hanya sebatas kezaliman. Akan tetapi, ini adalah sebuah kemungkaran yang terjadi di depan mata. Segala sesuatu yang dilarang Allah Subhanahu Wata’ala dan Rasulullah ﷺ serta dinyatakan haram dan buruk merupakan sebuah kemungkaran yang harus diberantas. Sebagaimana hadis Rasulullah ﷺ:
“Barangsiapa dari kalian melihat kemunkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” [HR. Muslim, no. 49]
Dari hadis di atas, Rasulullah ﷺ telah melakukan perubahan sebagaimana yang telah ditetapkan Allah Subhanahu Wata’ala dalam surah Ali-Imran ayat 104, “Hendaklah ada di antara kamu segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan (Islam), menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah daripada yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Maka sudah seharusnya generasi muda berada di garda terdepan dalam perubahan, karena generasi muda (pemuda) inilah yang akan jadi pelopor perubahan dan berpotensi menjadi pemimpin perubahan di masa depan.
Dengan demikian, hendaklah para mahasiswa meneranginya dengan dakwah Islam kafah. Karena dengan dakwah tersebut Insya Allah penerapan Islam akan membawa perubahan dari kegelapan menuju terang benderang. Islam akan menjadi solusi hakiki bagi Indonesia dan seluruh penjuru dunia.
Maka, salah satu cara untuk mewujudkan perubahan tersebut, para mahasiswa perlu mengkaji tsaqofah Islam secara berkelanjutan (intensif), serius, dan mendalam, serta berdakwah sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah ﷺ. Wallahu’alam Bishawaab.[]
Comment