Diskusi KMI: Kesiapan Transportasi Dan Distribusi Kebutuhan Bahan Pokok

Berita519 Views
Diskusi KMI bertema Kesiapan Transportasi dan Distribusi Bahan Poko Jelang Lebaran.[Nicholas/radarindonesianews.com]
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA –  Anggota DPR RI Komisi V fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Nizar Zahro mengemukakan seputar kecelakaan beruntun di daerah Dago Cipayung, Bogor, Sabtu (22/4) 2017 lalu, dengan total belasan kendaraan terkena peristiwa naas itu.
Ini dikatakan Nizar saat menjadi pembicara di diskusi publik yang diadakan Kaukus Muda Indonesia (KMI) bertema,’Kesiapan Transportasi dan Distribusi Kebutuhan Bahan Pokok Dalam Menghadapi Lebaran 2017,” yang diadakan di Hotel Century Park, Jakarta Pusat. Jakarta, pada rabu (10/5).

Diskusi  yang dimoderatori Brigita Manohara (Presenter TVOne) ini juga dihadiri, Gemilang Tarigan (Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia), Indro Surachmat, selaku perwakilan SesDirjen Perhubungan Darat mewakili KemenHub RI,  Pak Mufti Jafari mewakili  PT KAI.

“Masyarakat dalam mencari transportasi, menurutnya semestinya yang bagus. Jangan yang murah. Dimana punya nama, baik dan bagus, serta memiliki track record yang baik,” Ujarmya.

Persoalan transportasi tertuang dalam amanah regulasi konstitusi  pasal 34 UUD’45 ayat 3 berbunyi, “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.”

Negara berkewajiban membuat sarana dan prasarana umum yang memadai dan berkualitas dalam pelayanannya, misalnya saja rumah sakit, pelayanan admisitrasi di Kelurahan dan Kecamatan, maupun penyediaan alat transportasi memadai dan kelengkapannya yang layak.

Anggota DPR RI komisi V itupun menyatakan, transportasi merupakan tugas negara, khususnya ialah tugas dan tanggungjawab Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemenpupera), sedangkan akomodasi, di mana modal transportasi, pesawat bus, kereta api, kapal laut merupakan tugas Kemenhub, dan penanganan ketertibannya, tentunya tugas aparat polisi.

“Maka itu, Masyarkat perlu dihimbau agar ditingkatkan kesadarannya, dimana tingkat keselamatan tergantung dari yang dia gunakan. Membangun kesadaran itu perlu,” jelasnya.

Untuk kejadian yang terjadi pada tahun 2016, akan ada evaluasi di mana 17 juta jiwa yang akan mudik lebaran, baik naik pesawat, KA, Mobil, Bus.”Namun terjadi kasus di Brexit itu, karena warga punya pemikiran akan lebih cepat, mudah, namun fasilitas belum siap. Di mana lintasan berkereta api, belum diperhutungkan, SPBU juga belum siap,” ungkapnya.

Ke depan, lanjut Nizar Zahro, biasanya H-10 momen mudik lebaran, akan dirapatkan dan biasanya diagendakan di Komisi V, “Upaya ditekan dan minimalisir, intinya kan transportasi itu ‘Zero Accident’,” ulasnya.

“Mau murah mau mahal, harusnya kan sama. Namun bila ada kejadian, penumpang akan bingung semua. Maka itu pengusaha transportasi mesti sadar,” tukasnya.

Nizar memberi masukan untuk pihak Dirjen Perhubungan Udara, di mana acapkali delay nya Maskapai penerbangan Lion. “Soalnya, tidak sebanding dengan penumpang yang diangkut dengan jumlah pesawatnya,” jelasnya.

“Bilamana ada maskapai penerbangan tidak mampu memenuhi dicabut saja izinnya,” tandasnya.[Nicholas]

Comment