Elite PKS yang Ngotot Minta Fahri Mundur itu Bekas Menteri Loch

Berita542 Views
Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah. [Gofur/radarindonesianews.com]
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Ternyata, elite PKS yang paling ngotot
menginginkan Fahri Hamzah mundur dari jabatannya adalah bekas menteri.
Namun siapa nama bekas menteri itu, sayangnya Fahri enggan
menyebutkannya.
 
“Saya dengar isu mantan menteri ditekan-tekan kalau saya tidak
diturunkan, maka yang bersangkutan akan kena sasaran karena pernah
menjabat dan ada kasusnya,” ungkap Fahri kepada wartawan di Gedung DPR
RI, Rabu (13/1/2016).


Bekas menteri kolega di partainya itu, tambah Fahri menginginkan
dirinya mundur dari jabatannya saat ini, karena kalau tidak maka yang
bersangkutan akan menjadi sasaran kasus hukum.


“Itu yang saya dapat ketika menghadap saya diminta menghadap Badan Penegak Disiplin Organisasi (BPDO) PKS,” ujarnya.


Dia mempertanyakan mengapa dirinya diperlakukan seperti itu, yaitu
dijadikan sebagai posisi tawar bagi mantan menteri itu untuk selamat
dari jerat hukum.


“Saya bertanya mengapa dibeginikan, yang jelas di luar sana ada
otoritasnya,” katanya seraya berharap orang tersebut kembali kepada
sistem dan mekanisme di internal PKS serta tidak perlu membuat
penggalangan opini.


Menurut dia internal PKS yang mengatur adalah aturan bukan orang
perorang sehingga siapapun yang memimpin akan tetap berjalan karena
melaksanakan aturan.


“Di PKS tidak ada feodalisme dan senioritas. Siapa yang benar dan
hafalan Alquran paling banyak maka dia bisa menjadi imam (pemimpin),”
ujarnya.


Mengomentari terkait pernyataan anggota Majelis Pertimbangan Partai
PKS Tifatul Sembiring yang meminta dirinya jangan melawan partai, Fahri
menegaskan bahwa dirinya tidak melawan partai namun ingin memperjelas
permasalahan agar selesai.


“Tifatul jangan menggunakan terminologi feodal misalnya kata-kata
jangan melawan partai atau mengatakan saya masih muda,” ujarnya.


Bahasa kekuasaan seperti itu, membuat anak-anak muda di PKS menjadi
kesal karena tradisi partainya tidak dibangun atas dasar feodalisme dan
senioritas, demikian penegasan Fahri Hamzah. (Aldo/BB)

Comment