Hanimatul Umah*: Solusi Islam Atasi Pandemi 

Opini467 Views

 

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Tahun 2020 diwarnai berbagai persoalan yang semakin pelik, mulai dari permasalahan ekonomi, pendidikan hingga Kesehatan. Terutama rakyat kecil yang larut dalam penderitaan akibat dampak dari pandemic yang berkepanjangan dalam beberapa bulan hingga saat ini.

Fakta yang sesungguhnya dari system kapitalisme yang tak mampu menyelesaikan secara tuntas pandemi Covid-19 ini.

Dalam aspek ekonomi, tingkat perekonomian rakyat semakin menurun seiring dengan turunnya daya beli masyarakat, dan dengan diiringi oleh pendapatan yang tidak stabil bahkan lebih sedikit daripada biaya hidup dan pengeluaran rumah tangga.
Banyak kita jumpai juga PHK dibeberapa perusahaan yang mengakibatkan jumlah angka pengangguran di negeri ini semakin meningkat. Hal ini pun yang mengakibatkan tidak terpenuhinya kebetuhan mendasar bagi masyarakat sehingga kesejahteraan semakin menurun.

Dalam bidang Pendidikan, dengan diberlakukannya system pembelajaran online hal ini tidak menjadikan kualitas Pendidikan menjadi meningkat karena minimnya interaksi atau tatap muka antara guru dengan murid. Bagaimana mungkin anak bangsa akan cerdas jika hanya terbiasa dengan menjawab soal pertanyaan dan dibantu dengan google dan materi pelajaran tidak diterangkan oleh guru ?

Meskipun orang tua ikut andil memberikan support kepada anak, tetapi hal tersebut tidaklah optimal. Anak-anak dituntut untuk berpikir secara mandiri sekaligus menerangkan pelajaran kepada dirinya sendiri. Sedangkan biaya Pendidikan pada era system kapitalisme ini sangat tinggi apalagi di jenjang perguruan tinggi hal ini sangat menjadi suatu beban bagi masyarakat di tingkat menengah kebawah. Seperti yang dikutip dalam Bantennews.co.id (https://www.bantennews.co.id/puluhan-mahasiswa-uin-banten-tuntut-ukt-digratiskan/).

Dapat kita pahami bahwa dengan melihat sistem saat ini yang cenderung memihak kepada kaum elite maka tentu saja seorang mahasiswa pintar yang berada di kelas ekonomi kebawah tentu saja sangat keberatan dengan biaya UKT PTN yang mahal.

Hal ini dapat mempengaruhi kualitas SDM di negeri ini akibat dari kurangnya SDM yang mumpuni akibat dari pendidikan yang tidak berkualitas.

Dalam bidang Kesehatan masyarakat dibebani dengan pembayaran BPJS dan BPJS tidak mampu memberi jaminan kepada masyarakat yang terkena wabah COVID 19. Salah satu contohnya adalah biaya rapid test, tes ini wajib dilakukan bagi masyarakat yang menggunakan transportasi umum. Seperti yang dikutip dari (https://today.line.me/id/pc/article/Wajib+Tes+Covid+19+di+Transportasi+Umum+Dinilai+Bebani+Masyarakat-3wxYlv).

Berbagai permasalahan tersebut menimpa kehidupan masyarakat di negeri kita saat ini dalam kurun waktu yang cukup Panjang.

Jika kita telaah lebih dalam, persoalan yang terjadi akibat dari system kapitalisme ini sebenarnya sudah terjadi hamper satu abad lamanya sejak aturan islam dan institusinya ditinggalkan oleh manusia dan para penguasa.

Masalah demi masalah pun semakin dating menghampiri dan tidak kujung ada solusi. Padahal Allah SWT telah memerintahkan kepada umatNya untuk Kembali kepada ampunanNya dan mengikuti aturan yang telah dicontohkan melalui rosulullah SAW. Dalam surat Ali Imran Allah SWT berfirman:

وَسَارِعُوْا اِلىَ مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجنَّةٍ عَرْضُهَا السَّموتُ وَالاَرْضُ
اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ

Artinya: “Bersegeralah menuju ampunan Tuhanmu dan bersegeralah menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang bertaqwa” (Qs. Ali Imran: 133).

Islam memberi jalan keluar untuk mengatasi berbagai macam peroslan dalam kehidupan ini, hanya Islam lah satu-satunya agama yang mengatur segala persoalan kehidupan mulai dari individu hingga tatanan negara. Sistem ekonomi islam dapat menjamin rakyatnya dalam pemenuhan kebutuhan dan melindungi rakyatnya, muali dari kebutuhan sandang, panga, hingga papan. Bahkan lapangan pekerjaan disediakan secara baik untuk mensejahterakan rakyatnya. Sumber daya alam tidak diberikan kepada asing dan swasta, melainkan negara sendiri yang mengelolanya untuk kepentingan umum dan kebutuhan rakyat.

Ditengah wabah pandemi ini dalam aspek kesehatan, seorang muslim hendaknya menerapkan pola hidup sehat sesuai dengan tuntunan yang telah dijelaskan pada Alqur’an dan hadits. Dapat kita ketahui ada beberapa makanan yang berasal dari hewan hukumnya haram dimakan seperti babi, anjing, dan lain-lain hal itu tidak lepas dari aturan Islam yang mementingkan kesehatan sebagai prioritas utama pada setiap makhluk hidup.

Islam juga mengajarkan untuk makan Ketika lapar dan berhenti makan sebelum kenyang termasuk menjaga dan mengisi perut 1/3 makanan, 1/3 air dan 1/3 udara. Islam juga menyari’atkan untuk berpuasa wajib dan puasa sunnah.

Dalam pembiayaan kesehatan seperti biaya rumah sakit dan tenaga medis dalam aturan tatanan Islam diatur melalui kas pada Baitul mal. Sehingga rakyat pun menerima fasilitas dengan baik tanpa biaya yang dikeluarkannya. Negara akan mengakrantina pasien yang terkena wabah pandemi dengan sigap, menutup pintu dan keluar masuk perbatasan, sehingga perekonomian dalam negeri tetap berjalan dengan semestinya.

Dalam kasus ini, Rosulullah SAW pernah melarang untuk mendekati lingkungan yang terkena wabah penyakit. Sabda Rosulullah:

“Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah janganlah kalian memasuki wilayah tersebut. Sebaliknya jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempay itu”.

Vaksi yang diciptakan negara dalam Islam tidak untuk dikomersialkan. Cikal bakal vaksinasi itu berasal dari dokter-dokter muslim zaman khilafah Utsmaniyyah, bahkan mungkin sudah dirintis sejak zaman Abbasiyyah.

Oleh karena itu, hanya Islam yang mampu menuntaskan suatu wabah pandemic tanpa harus menakuti dan mengurangi kesejahteraan rakyatnya. Hingga dalam bidang pendidikan pun tidak ada kendala dalam pelaksanaaanya meskipun terdapat wabah pada masa tersebut.

Kesehatan dan gizi masyarakat tercukupi dan para ibu pun tidak pusing dalam mengatur keuangan keluarga karena biaya pendidikan dan kesehatan sudah terfasilitasi dengan baik.

Sehingga terciptalah kebahagiaan haqiqi dalam naungan Islam dan untuk mencapai itu semua diperlukan institusi islam rahmatan lil alamin. Wallahu’alam bishowab.[]

Comment