RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Tokoh ulama kembali mendapatkan tindakan intoleran di Kalimantan
Barat. Jika beberapa waktu lalu, aksi intoleran menimpa Wasekjen MUI, KH
Tengku Zulkarnain, kini hal itu dialami oleh Ketua Umum Front Pembela
Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis.
Barat. Jika beberapa waktu lalu, aksi intoleran menimpa Wasekjen MUI, KH
Tengku Zulkarnain, kini hal itu dialami oleh Ketua Umum Front Pembela
Islam (FPI), KH Ahmad Shabri Lubis.
Dari informasi yang berkembang di media sosial, KH Ahmad Shabri
Lubis, sedianya dikabarkan akan melantik Ketua DPC FPI Kubu Raya di
Komplek Sakura, Jalan Adi Sucipto Pontianak, Kalimantan Barat.
Lubis, sedianya dikabarkan akan melantik Ketua DPC FPI Kubu Raya di
Komplek Sakura, Jalan Adi Sucipto Pontianak, Kalimantan Barat.
Ustadz Shabri Lubis datang bersama Hidayat Quaiandri Batang Taris,
dari Jakarta, dengan pesawat Lion Air JT 716, sekitar pukul 20.00 WIB
usai menghadiri Aksi Simpatik 505, Jum’at (5/5/2017).
dari Jakarta, dengan pesawat Lion Air JT 716, sekitar pukul 20.00 WIB
usai menghadiri Aksi Simpatik 505, Jum’at (5/5/2017).
Kehadiran beliau yang sudah ditunggu puluhan laskar FPI Pontianak itu
akhirnya urung dilaksanakan, lantaran aparat kepolisian mencegah Ustadz
Shabri Lubis, hadir di lokasi yang telah direncanakan. Aparat
memulangkan kembali Ustadz Shabri ke Jakarta
akhirnya urung dilaksanakan, lantaran aparat kepolisian mencegah Ustadz
Shabri Lubis, hadir di lokasi yang telah direncanakan. Aparat
memulangkan kembali Ustadz Shabri ke Jakarta
“Setibanya rombongan Ustadz Ahmad Sobri Lubis turun dari Pesawat
Lion JT 716 dengan pertimbangan keamanan wilayah pihak Polresta
Pontianak dan Kodim 1207/Bs, Brimobda Kalbar dan Kasiintel Lanud
Supadio, kedua orang tersebut langsung dinaikkan pesawat Citilink
tujuan Jakarta,” demikian berita yang beredar di media sosial, Jum’at (5/5/2017).
Lion JT 716 dengan pertimbangan keamanan wilayah pihak Polresta
Pontianak dan Kodim 1207/Bs, Brimobda Kalbar dan Kasiintel Lanud
Supadio, kedua orang tersebut langsung dinaikkan pesawat Citilink
tujuan Jakarta,” demikian berita yang beredar di media sosial, Jum’at (5/5/2017).
Sempat terjadi insiden penangkapan terhadap rombongan umat Islam yang
menjemput, lantaran kecewa terhadap sikap aparat yang memulangkan Ketua
Umum FPI ke Jakarta.
menjemput, lantaran kecewa terhadap sikap aparat yang memulangkan Ketua
Umum FPI ke Jakarta.
“Masa FPI yang di perkirakan 20 orang yang berada di depan pintu
kedatangan dan akan menjemput rombongan, mengetaui pimpinan FPI
dipulangkan merasa kecewa dengan kebijakan Kapolresta Pontianak terkait
prihal tersebut dan berteriak di luar pintu kedatangan dengan seruan
‘Allah Akbar’ mengakibatkan memicu suasana menjadi tidak kondusif.
kedatangan dan akan menjemput rombongan, mengetaui pimpinan FPI
dipulangkan merasa kecewa dengan kebijakan Kapolresta Pontianak terkait
prihal tersebut dan berteriak di luar pintu kedatangan dengan seruan
‘Allah Akbar’ mengakibatkan memicu suasana menjadi tidak kondusif.
Masa akhirnya dibubarkan paksa oleh pihak keamanan bandara dengan
sedikit insiden penangkapan ke beberapa orang yang diduga provokator
namun dilepas kembali oleh pihak keamanan,” lanjut isi berita tersebut.
sedikit insiden penangkapan ke beberapa orang yang diduga provokator
namun dilepas kembali oleh pihak keamanan,” lanjut isi berita tersebut.
Hingga berita ini ditulis, Ketua Umum FPI, KH Ahmad Shabri Lubis,
masih belum bisa dihubungi, untuk memberikan konfirmasi. Namun, kabar
insiden aksi intoleran terhadap Ketua Umum FPI itu sudah dimuat di
halaman (fanpage) jejaring sosial Facebook, Front Pembela Islam.
masih belum bisa dihubungi, untuk memberikan konfirmasi. Namun, kabar
insiden aksi intoleran terhadap Ketua Umum FPI itu sudah dimuat di
halaman (fanpage) jejaring sosial Facebook, Front Pembela Islam.
Siapa yang intoleran kami atau kalian? baru saja KH Achmad Soebri
Lubis, Ketua Umum FPI ditolak dan dipaksa balik ke Jakarta, saat
mendarat di Kalbar dalam rangka menghadiri Tablik Akbar atas undangan
masyarakat Kalbar.
Lubis, Ketua Umum FPI ditolak dan dipaksa balik ke Jakarta, saat
mendarat di Kalbar dalam rangka menghadiri Tablik Akbar atas undangan
masyarakat Kalbar.
Sikap gubernur non muslim yang dalam berapa hari lalu langsung
memprovokasi massa masyarakat untuk menolak para ulama FPI dari Jakarta,
membuat masyarakat dayak non muslim yang didukung aparat, menolak
kehadiran Ketua Umum FPI malam ini.
memprovokasi massa masyarakat untuk menolak para ulama FPI dari Jakarta,
membuat masyarakat dayak non muslim yang didukung aparat, menolak
kehadiran Ketua Umum FPI malam ini.
Apakah ini sikap toleransi yang selama ini kalian dengungkan? jadi siapa yang intoleren itu kami atau kalian? [AW]
Comment