Irfan Juhari*: Mendidik Sesuai Fitrah Sang Anak

Berita368 Views
Irfan Juhari
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Benarkah tidak apa-apa jika ada anak laki-laki memainkan boneka barbie, masak-masakan hingga berkerudung, berdandan mengikuti sang ibu? Atau sebaliknya, bolehkah seorang anak perempuan bermain mobil-mobilan, main robot-robotan, bergaya pake peci atau pura-pura punya kumis mengikuti sang ayah?
Mungkin sebagian orang tua tidak akan mempermasalahkan hal semacam itu karena dianggapnya sekedar lucu-lucuan atau biar anak tidak rewel. Nanti juga jika sudah besar akan faham dengan sendirinya. Tapi tentunya sikap dari orang tua yang secara mutlak melarang anak perempuan maupun laki-laki memainkan atau melakukan aktifitas yang “menyalahi kodrat” masing-masing juga ada. Alasannya adalah kebiasaan kecil akan terbawa hingga dewasa.
Islam sebagai agama sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan manusia, tentu tidak melewatkan aturan dalam mendidik anak laki-laki dan perempuan. Adanya perbedaan gender ini tentu membawa hikmah tersendiri bagi manusia dan secara otomatis, perangkat aturan main dalam mendidik anak pun sudah tersedia dalam agama samawi ini.
Hal pertama yang bisa orang tua jadikan bekal untuk buah hati tercinta adalah menanamkan aqidah yang benar dan kuat se-dini mungkin. Tentu Bahasa penyampaian yang sederhana, mudah dimengerti dan dipenuhi cinta yang sesuai usia anak menjadi cara terbaik dalam menanamkan aqidah terebut. Dimana penampakan aiqdah itu sendiri akan nampak jika anak mau mengikuti perintah Allah tanpa ada paksaan. Misalnya sang buah hati karena ingin selalu disayang Allah, maka ia akan makan dan minum menggunakan tangan kanan sambil duduk. Contoh lain karena ingin mendapatkan pahala, sang buah hati bergegas ambil wudlu saat kumandang adzan terdengar.
Tahap selanjutnya, tanpa meninggalkan penguatan aqidah, mulailah memberikan penjelasan bahwa pria dan wanita itu memiliki batasan aurat yang berbeda. Sampaikan dengan kasih sayang dan sabar Batasan anggota badan mana saja yang boleh dan tidak boleh nampak saat bertemu lawan jenis. Tidak lupa sampaikan juga siapa saja yang boleh melihat aurat mereka. Apa saja yang boleh dan tidak boleh disentuh oleh orang asing. Dengan mengenalkan aurat sedini mungkin, maka fasilitas untuk anak berupa pakaian yang sesuai hukum Islam pun harus disediakan oleh para orang tua.
Yang ketiga, berikan pengertian jika anak tidak boleh bersikap ataupun menggunakan barang-barang yang khas untuk lawan jenisnya. Misal kerudung hanya boleh dipakai wanita, peci hanya untuk laki-laki dan lainnya. Hal ini harus dibiasakan sejak kecil agar tercipta suatu pemahaman yang kuat dan kebiasaan yang benar. Sebagai orang tua, jujur saja kepada sang buah hati jika ancaman Allah kepada peniru lawan jenis baik dalam perilaku maupun penggunanan barang sangat keras dan tegas sebagaimana dalam hadis yang disampaikan oleh Ibnu Abbas ra.
“Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki” [HR. Al-Bukhâri]
Memilih lingkungan yang baik adalah tahapan selanjutnya. Dengan pemahaman benar dan sama antara di rumah dan dengan lingkungan sekitar, maka anak tidak akan mendapatkan pertentangan dalam kehidupan sehari-harinya. Ketika seorang anak perempuan faham jika keluar rumah ia harus mengenakan kerudung dan jilbab dan teman-teman perempuannya juga sama mengenakan busana Muslimah, tentu anak akan merasa nyaman dan yakin jika ia mengenakan baju yang tepat. Kasusnya tentu akan berbeda jika teman-teman wanitanya tidak berhijab.
Poin penting terakhir yang tentu akan membawa keberhasilan pada poin-poin sebelumnya adalah tauladan dari orang tua itu sendiri. Bukankah aneh jika anak perempuan diharuskan menggunakan hijab syar’i namun sang ibu sendiri tidak berhijab. Yang anak lelaki harus shalat ke masjid namun ayah selalu sibuk depan TV dan shalat tidak tepat waktu.
Mendidik anak adalah kewajiban bagi ayah dan ibu. Siapa saja yang menginginkan buah hatinya sukses dan mendapat ridho Allah di masa depan, maka perjuangannya harus dimulai sedini mungkin. Jangan tunda untuk mendidik anak sesuai tuntunan Islam dan sesuai fitrahnya masing-masing. Wallahu’alam []

*Kepala SDIT Khairul Ikhwan Paseh, Kabupaten Bandung

Berita Terkait

Baca Juga

Comment