Oleh: Lilis Sulistyowati, S.E
Pemerhati Sosial
__________
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Tiap tahun inflasi selalu terjadi, berbagai alasan pun dijadikan faktor penyebab naiknya harga komoditi. Janji manis pun dibuat untuk menyenangkan hati, tapi ironi harga minyak terus melambung tinggi.
Membayangkan bisa hidup tercukupi, bahan – bahan pokok terus mencekik diri ini. Pada siapa lagi rakyat harus menyampaikan aspirasi, karena rakyat butuh semua janji ditepati dan tak ada lagi harga komoditi yang melambung tinggi.
Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS), menyebut struktur industri minyak goreng sejak lama ditengarai sebagai pasar oligopoli, di mana pembentukan harga pasar rawan dimanipulasi produsen. (kumparanbisnis.com)
Direktur IDEAS, Yusuf Wibisono, mengatakan pada 2010 Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menghukum 20 produsen minyak goreng karena terbukti membentuk kartel untuk mengatur harga minyak goreng.(kumparanbisnis.com)
KPPU juga menemukan industri minyak goreng berfokus pada beberapa pelaku usaha, di mana perilaku kartel seperti adanya harga paralel dan price signalling terlihat dalam kegiatan promosi pada waktu yang berbeda.(kumparanbisnis.com)
“Ini akibat dualisme dalam penentuan harga yaitu yang satu melayani oligarki, yang satu menyogok masyarakat bawah. Jadi kita tahu, dalam ekonomi ketika terjadi selisih, maka yang terjadi pertama kali adalah penyelundupan, itu sudah jadi rumus,” kata pengamat politik, Rocky Gerung dikutip Pikiran-Rakyat.com.
“Tentu Mendag Lutfi tidak sanggup, kan Presiden Jokowi yang menjanjikan dia sanggup melakukannya. Jadi sebetulnya kalau Lutfi bilang dia tidak sanggup, mestinya diambil alih Presiden.” ujar Rocky Gerung. (pikiranrakyat.com)
Sungguh ironi, di saat rakyat terhimpit ekonomi ditambah lagi masa pandemi, ada saja oligopoli para oligarki. Bagaimana agar tidak terjadi inflasi?
Memahami Masalah Kelangkaan
Harga komoditi ini tidak hanya dipengaruhi oleh faktor iklim, politik luar negeri akan tetapi juga permainan pasar yang dikuasai oleh Oligarki.
Tak ada harga satupun dipasar yang langsung ditentukan oleh produsen dan pengecer, akan tetapi kebanyakan pada pedagang besar dulu yang mereka memiliki kekuasan untuk menimbunya dulu sehingga mereka keluarkan ketika pasar sangat membutuhkan.
Ketika pasar banyak yang membutuhkan, dan barang tidak ada maka permintaanpun akan naik otomatis penawaran juga banyak. Darisinilah kemudian harga secara otomatis akan naik.
Begitulah skema perdagangan di era kapitalis ini. Sebenarnya kelangkaan yang terjadi bukan karena barang tidak ada akan tetapi sengaja disembunyikan atau ditimbun. Sehingga kelangkaan tidak selalu tidak adanya barang secara nyata, akan tetapi barang tidak segera didistribusikan.
Mekanisme Pasar Dalam Ekonomi Islam
Distribusi yang baik, hanya ada dalam sistem ekonomi Islam. Dalam Islam ada pelarangan untuk menimbun barang dagangan. Hal ini karena akan merusak harga pasar.
Selanjutnya dalam Islam setiap hari ada operasi pasar, yang menindak segala jenis kecurangan dan menstabilkan harga barang dagangan. Hal ini dilakukan dalam rangka memastikan barang bisa segera terdistribusikan dengan adil.
Qadhi pasar pun juga akan selalu memantau harga pasar setiap hari untuk mencegah terjadinya inflasi dan memastikan jalur distribusi barang agar mudah terdistribusikan kepada masyarakat tanpa ada penimbunan barang.
Amirul mukminin pun memerintahkan polisi untuk selalu menjaga agar rakyatnya tidak bermaksiat ketika malam hari. Polisi keliling dan memastikan kemanan warga serta mencegah kemungkaran yang terjadi. Seperti kisah si penjual susu yang ingin mencampurkan susu dengan air pada malam hari.
Insya Allah dengan mekanisme seperti itulah harga komiditas stabil termasuk harga minyak tidak akan mengalami inflasi kembali. Wallahu’alam bi sowab.[]
Comment