Penulis: Ika Kartika | Aktivis Dakwah
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Narkotika menjadi ancaman besar bagi bangsa Indonesia, terutama generasi muda yang notabene adalah penerus bangsa.
Bukan hal yang tabu lagi di kalangan anak muda maupun orang dewasa- penggunaan narkotika sudah sangat marak.
Bahkan, pelaku dan penggunanya bukan hanya berasal dari latar belakang yang bermasalah. Orang-orang dengan taraf hidup baik dan berpendidikan juga menjadi pelaku atau tersangka.
Banyak aktor dan aktris film Indonesia yang terlibat sebagai pengguna maupun pengedar narkotika. Setelah tertangkap pihak berwajib, alasan mereka seringkali tidak masuk akal; ada yang mengatakan hanya untuk menghilangkan lelah, ada yang bingung memutar uang, dan ada pula yang menggunakannya untuk menghilangkan stres akibat kehidupan glamor dan padatnya pekerjaan.
Seperti baru-baru ini, kasus Fahri Albar yang sudah cukup lama mengonsumsi narkotika jenis ekstasi. Ini bukan kali pertama ia terjerat penyalahgunaan narkotika (Liputan6.com, 12-12-2024).
Bahkan, pengedar sampai memberi narkoba secara cuma-cuma kepada pemula, baik remaja maupun orang dewasa.
Berikut beberapa fakta mengenai penggunaan narkotika:
Mereka memakai berbagai jenis narkotika, seperti sabu-sabu, ekstasi, dan ganja.
Hasil survei terhadap anak-anak jalanan yang hidup tanpa pengawasan menunjukkan bahwa mereka sudah akrab dengan penggunaan narkotika.
Zat terlarang tersebut telah menjadi bagian dari rutinitas harian mereka, seolah menjadi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman.
Penelusuran lanjutan mengungkap bahwa mereka mendapatkan narkoba dari pemasok yang rutin memasok dan terhubung dengan sindikat narkoba.
Jenis narkoba yang diedarkan bervariasi, mulai dari pil yang harganya hanya beberapa ribu rupiah hingga ratusan ribu.
Saat para pengguna mulai mengalami ketergantungan, muncul berbagai tindak kriminal demi memenuhi kebutuhan mereka.
Kondisi ini terjadi karena mereka sudah kecanduan berat hingga kehilangan kemampuan berpikir rasional — dalam istilah sehari-hari dikenal sebagai sakau.
Sungguh miris melihat kasus narkotika di negara kita, karena solusi yang dapat dilakukan negara masih terbatas. Meski begitu, ada sedikit hasil dari kinerja BNN (Badan Narkotika Nasional), seperti penggagalan penyelundupan dan penangkapan pengguna serta pengedar narkotika.
Namun, semua itu hanya solusi sementara. Pada akhirnya, baik pengguna maupun pengedar narkotika terus berkembang dengan cepat, bahkan beberapa di antaranya berasal dari kalangan aparatur negara sendiri.
Tidak banyak solusi efektif dari negara dalam menyelesaikan masalah ini; bahkan penanganannya sering carut-marut.
Keadaan ini muncul karena negara masih menjalankan sistem kapitalisme yang memisahkan agama dari berbagai aspek kehidupan.
Anak-anak dan remaja yang seharusnya mendapat arahan moral justru harus menyesuaikan diri dengan aturan sistem kapitalis. Akibatnya, banyak yang kehilangan arah, mengalami kerusakan moral, dan terjerumus dalam perbuatan maksiat secara bebas.
Sebagai warga negara Indonesia, kita tentu menginginkan generasi yang sehat, cerdas, dan berakhlak mulia. Harapan ini hanya dapat terwujud jika kita memilih dan menerapkan sistem kehidupan yang sehat dan berlandaskan akhlak mulia.
Solusi Islam
Islam menawarkan berbagai solusi untuk menekan bahkan memberantas masalah narkotika sampai ke akarnya:
Membangun karakter Islami
Ini berarti mengembangkan pola pikir dan perilaku yang selaras dengan ajaran Islam, berlandaskan keimanan dan keyakinan dalam akidah. Karakter Islami tercermin dari peningkatan kualitas ibadah dan kedekatan dengan Tuhan.
Ketika seseorang memiliki keyakinan kuat kepada Rabb-nya dalam hati, godaan atau tawaran barang haram tidak akan mudah menggoyahkan iman dan kesetiaannya. Pondasi agama yang kokoh menjadi pelindung dari berbagai godaan.
Ketakwaan dan peran sosial
Ketakwaan yang disertai kepribadian Islami harus didukung dengan pengawasan orang tua dan masyarakat. Pengawasan ini merupakan amal ma’ruf nahi munkar yang dapat menjadi benteng agar segala bentuk narkotika, sekecil apa pun, tidak bisa masuk ke lingkungan mereka.
Peran negara
Negara memegang peranan tertinggi dan seharusnya berperan aktif dalam upaya pencegahan dan pemberantasan narkotika.
Namun, seluruh solusi Islam tersebut tidak akan berjalan efektif dan membawa perubahan nyata selama negara masih menerapkan sistem kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan.
Karena terpisah dari sistem negara, mereka tidak lagi mengutamakan halal dan haram sebagai pedoman, melainkan hanya mempertimbangkan keuntungan semata.
Oleh karena itu, sangatlah wajar jika mereka tidak memikirkan masa depan generasi bangsa.
Maka, hanya Islamlah solusi masalah narkotika ini, karena negara yang menerapkan aturan Islam dapat mengikat masyarakat sehingga terbentuk ketaqwaan individu dan sosial secara menyeluruh.[]
Comment