![]() |
Erdogan dan Obama |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Rangkaian upacara penghormatan terakhir untuk legenda tinju dunia
Muhammad Ali, ternyata menyisakan sebuah insiden yang membuat Presiden
Turki, Recep Tayyip Erdogan menyelesaikan kunjungannya ke Amerika
Serikat (AS) lebih awal.
Muhammad Ali, ternyata menyisakan sebuah insiden yang membuat Presiden
Turki, Recep Tayyip Erdogan menyelesaikan kunjungannya ke Amerika
Serikat (AS) lebih awal.
Erdogan telah datang pada saat petinju
muslim dimakamkan secara Islam pada Kamis (9/6/2016), sejatinya ia juga
dijadwalkan menghadiri upacara terakhir pada Jumat, 10 Juni, di
Louisville, Kentucky, AS, bersama para pemimpin dunia lainnya.
muslim dimakamkan secara Islam pada Kamis (9/6/2016), sejatinya ia juga
dijadwalkan menghadiri upacara terakhir pada Jumat, 10 Juni, di
Louisville, Kentucky, AS, bersama para pemimpin dunia lainnya.
Akan tetapi, dilansir dari viva.co.id, pempin Turki tersebut telah
meninggalkan Amerika sejak Kamis malam tanpa ada keterangan lebih lanjut
mengenai kepergiannya tersebut.
meninggalkan Amerika sejak Kamis malam tanpa ada keterangan lebih lanjut
mengenai kepergiannya tersebut.
Desas desus yang beredar di
publik adalah Erdogan kecewa karena tidak diijinkan untuk meletakkan
potongan kain dari Kabah di atas peti jenazah. Selain itu, Direktorat
Kementerian Agama Turki yang juga tidak diizinkan untuk membaca Al
Quran.
publik adalah Erdogan kecewa karena tidak diijinkan untuk meletakkan
potongan kain dari Kabah di atas peti jenazah. Selain itu, Direktorat
Kementerian Agama Turki yang juga tidak diizinkan untuk membaca Al
Quran.
Hal lain yang membuat Erdogan merasa dilecehkan adalah
dirinya tidak diberikan kesempatan untuk memberikan pidato pada saat
pemakaman oleh penyelenggara dengan alasan keterbatasan waktu.
dirinya tidak diberikan kesempatan untuk memberikan pidato pada saat
pemakaman oleh penyelenggara dengan alasan keterbatasan waktu.
Akan
tetapi, Erdogan pada malam harinya masih sempat berpidato pada acara
makan malam yang digelar oleh warga Turki yang ada di Amerika. Dalam
sambutannya tersebut, Erdogan menyebut Muhammad Ali sebagai ‘suara dari
orang-orang tertindas’.
tetapi, Erdogan pada malam harinya masih sempat berpidato pada acara
makan malam yang digelar oleh warga Turki yang ada di Amerika. Dalam
sambutannya tersebut, Erdogan menyebut Muhammad Ali sebagai ‘suara dari
orang-orang tertindas’.
“Fakta bahwa dia menjadi mualaf di usia
22 tahun di negara seperti AS dan menjaga keyakinannya tanpa beralih
dari jalan yang dia tahu benar…membuat kami terkagum,” kata Erdogan.[lebih lanjut]
22 tahun di negara seperti AS dan menjaga keyakinannya tanpa beralih
dari jalan yang dia tahu benar…membuat kami terkagum,” kata Erdogan.[lebih lanjut]
Comment