RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – H.R. Muhammad (Romo) Syafei, anggota DPR RI Komisi III, Fraksi Gerindra menduga Basuki Tjahya Purnama alias Ahok itu hanya pion di mana di belakangnya ada kekuatan luar biasa, menjadikannya sebagai batu taruhan.
Menurut Wakil Rakyat dari sayap Oposisi Pemerintah ini beberapa ciri munculnya PKI seperti di tahun 1965 sudah nampak sekali. Hal ini dikatakannya saat menjadi narasumber saat forum diskusi Halaqah Islam dan Peradaban (HIP) edisi ke-69 bertajuk,”PILKADA DKI JAKARTA: Catatan Politik Untuk Umat Islam,” diselenggarakan oleh HTI di Aula DHN Gd Joang 45 Jalan Cikini Raya Jakarta, Kamis (2/3).
Hadir dalam diskusi tersebutantara lain Karebet Wijaya, serta narasumber Ust Ismail Yusanto (Juru Bicara HTI), Satrio Wiseno (Dirut Group Riset Potensial), Ustad Rahmat S Labib, Romo Syafeii (anggota DPR RI Komsi III, Fraksi Gerindra) yang menghadiri diskusi.
Romo Syafeii menambahkan bahwa kriminalisasi ulama terulang kembali dan dimana pendataan ulama yang nyatanya di’sembelih’.
Sementara itu, papar anggota DPR RI Komisi III menyebutkan,”persoalan alat transaksi bangsa dan negara, yakni mata uang RI terindikasi berlambang palu arit, kok dirasa mulai terulang kembali lagi,” ungkapnya lagi penuh tanda tanya besar.
Lalu, selanjutnya menurut anggota DPR RI Fraksi berlogo kepala Burung Garuda dengan warna kuning keemasan, itu menyebutkan bahwa pasukan terelite dari Tiongkok sudah ada di Jakarta, dimana tiap bulan muncul alumni-alumni baru yang bertugas menjaga objek vital mereka di negara kita.”Awalnya dia minta ada pihak kita mengawal, menjaga, lalu kemudian ada tahapan mereka akan kawal sendiri,” ujarnya menduga dan khawatir.
Menurutnya bahwa Ahok ini hanyalah semacam simbol, dimana kuat tidak apa yang dia dapatkan. Mengenai pandangan mengapa ahok bisa seperti itu, sambungnya mengutarakan hal ini dikarenakan pejabat di negara kita indikasinya sudah korup.”Dimana secara politik tidak terbuka, namun secara sosiologis sudah dikuasai oleh komunis,” bebernya lagi.
“Semua yang bisa membuktikan kesalahan ahok, dipatahkan. Namun bila kesahan pada ulama, langsung ditindak,” ungkap anggota DPR RI dari Fraksi kubu Opisisi Pemerintah itu.
Romo Syafei juga mengulas kembali di mana beberapa waktu lalu Ahok sempat dituduh RS Sumber waras, saat ke KPK diping-pong ke BPK, lalu malahan dibilang BPK yang salah.
“Jadi ini persoalan bukan Gerindra, PKS, atau Anies Sandi, namun persoalan Islam dan Kafir, dimana Jakarta ingin dijadikan Singapura kedua nantinya ?,” ungkapnya khawatir.
Bahkan, menurutnya persoalan yang terjadi adalah mengkriminalisasi ulama. Yang intinya, kata Romo Syafei, ada yang berupaya mencelakakan ulama dan itu dibela.
Seperti GMBI, suku di Kalimatan di mana mengepung pesawat, atau yang terakhir ini di mana indikasi keuangan teman Ahok yang temuan tidak akan ada yang bakal diproses satupun.
“Statemen atau melakukan sesuatu ga jelas atau apapun pasti akan diproses, seperti Bachtiar Nasir, dana infak disamakan dengan dana korupsi, dimana dia dikenakan pasal tindak pidana pencucian uang. Di mana bukan kasus yang berdiri sendiri, narkoba kah atau teroris kah itu?,”Ujarnya.
Lalu tentang Habib Rizieq, sambung Romo Syafei, dikenakan pasal 154 (A) KUHP pidana dengan pasal 68 UU 24 tahun 2009′ ttd lambang negara.”Pancasila itu bukan lambang negara, tapi dasar negara.” ujarnya merasa aneh kok bisa dikenakan ke Habib Rizieq, mungkin juga karena beliau adalah ulama.
Saat peristiwa Presiden RI dianggap menginjak bendera saat pidato, menurutnya juga selain itu pernah pula bendera dituliskan ‘bebaskan Ahok’ yang di Bunderan HI, ada tulisan bebaskan Ahok malahan tidak apa apa. Sedangkan, kejadian bendera merah putih yang ada tulisan “La-ilaha illallah”, Nurul Fahmi dianggap menodai lambang negara, dikarenakan pendukung ulama.”Ini yang menjadi pertanyaan kenapa dibilang tidak ada kriminalisasi ulama, kan dasarnya seperti itu?” pungkasnya.[Nicholas]
Comment