![]() |
Furqon Bunyamin Husein |
RADARINDONESIANEWS.CO, JAKARTA – Komisi Penyiaran Indonesia memiliki peran strategis terhadap pembentukan karakter generasi mendatang. Peran strategis ini sangat berdampak bagi karakter dan cara berpikir masyarakat Indonesia melalui program-program dan acara baik di media elektronik, radio dan media lainnya.
Salah satu yang patut diacungkan jempol adalah pelarangan oleh KPI terhadap media elektronik mempertunjukkan pria bertindak dan berperilaku kebanci-bancian. Apa yang dilakukan Gilang Iskandar dari KPI yang bertemu dengan para pengisi acara TV merupakan langkah strategis yang perlu mendapat dukungan masyarakat dan para pendidik.
Namun perlu ditambahkan bahwa dalam tayangan sinetron dan juga program lain yang masih terdapat nilai-nilai yang bertentangan dengan kultur bangsa Indonesia. KPI harus lebih tegas bukan saja terhadap perilaku kebanci-bancian namun juga terhadap program TV dan radio yang dapat menggempur nilai-nilai dan kultur kebangsaan.
Dalam obrolan dengan Rizal Harahap, seorang warga masyarakat yang berlatar belakang sebagai pembuat video klip, Sabtu (27/2/2016), beberapa point penting bisa dijadikan masukan. Menurut Rizal, sinetron yang tidak mendidik dan menampilkan tayangan yang bertentangan dengan kultur bangsa Indonesia juga perlu dibenahi KPI.
Banyak sinetron lanjut Rizal, yang memberikan tayangan yang mengajarkan anak masa bodoh dan membully teman-teman mereka yang mendapat musibah. Padahal kultur dan tradisi bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi nilai gotong royong dan budaya ringan tangan membantu orang yang berada dalam kesusahan.
Ini menjadi catatan bagi KPI untuk memainkan perannya agar ke depan, masyarakat tetap mendapat tayangan yang membangun karakter bangsa seutuhnya.[GF]
Comment