Perawat Harus Lebih Pintar Mengejar Peluang dibalik Banyaknya Perawat Di Beltim

Berita466 Views
Foto: Danny/radarindonesianews.com
RADARINDONESIANEWS.COM,  BELTIM – Lulusan Sekolah Keperawatan hendaknya jangan hanya bercita-cita jadi pegawai pemerintah. Banyak peluang kerja di luar negeri yang menjanjikan dan punya pangsa pasar yang luas.

Hal ini diungkapkan Pembicara dari Indonesian Nursing Trainer, Syaifoel Hardy pada Kegiatan Seminar dan Workshop Keperawatan di Auditorium Zahari MZ, Minggu (25/9). Kegiatan diikuti oleh 250 orang perawat, baik dari Kabupaten Belitung Timur (Beltim) dan Belitung.

Syaifoel mengatakan peluang kerja untuk perawat yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) di luar negeri, khususnya di Timur Tengah sangat besar. Bahkan saat ini di Kuwait setidaknya dibutuhkan 1.000 orang perawat terampil. Angka tersebut belum termasuk negara lain, seperti Arab Saudi, Qatar, ataupun Jepang.

“Setahu saya perawat dari Bangka Belitung belum ada yang kerja di luar negeri, jika pun ada hanya sedikit sekali jumlahnya. Mereka biasanya lebih suka menunggu dibukanya lowongan jadi pegawai pemerintah, padahal peluangnya sedikit sekali,” kata Syaifoel.

Menurutnya hal tersebut wajar adanya, mengingat para perawat di Kepulauan Bangka-Belitung kekurangan informasi. Selain itu, adanya pola pikir di kalangan perawat yang merasa kurang mampu bersaing, keterbatasan kemampuan bahasa, serta biaya hidup mahal di luar negeri.

“Mereka ini miskin informasi, karena saya lihat minim sekali even atau sosialisasi tentang pangsa pasar kerja bagi perawat di luar negeri. Kalau kemampuan dan kendala bahasa dengan pelatihan mereka bisa dapatkan. Gak perlu lama nunggu, atau nyogok lewat belakang. Paling cuman fee itu pun investasi, nanti juga kembali,” ungkap Syaifoel.

Mantan perawat yang pernah 21 tahun kerja di luar negeri ini membandingkan, jika di dalam negeri seorang perawat digaji Rp 2 – 5 juta per bulan, maka di luar negeri mereka akan menerima minimal Rp 7 juta perbulan.

“Biaya transportasi, akomodasi, dan makan minum ditanggung. Tiap bulan minimal lima juta bisa ditabung. Cuman syaratnya mereka harus punya skill, dan kemauan,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Beltim, Burhanuddin saat membaca Pidato Sambutan Bupati Beltim, Yuslih Ihza menekankan lulusan perawat di Kabupaten Belitung dan Beltim jangan hanya mengejar jadi pegawai honor Pemerintah. Mereka harus mampu bersaing untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).

“Jangan hanya cari pangsa pasar di tingkat lokal terus. Mereka harus meningkatkan kemampuan mereka, baik kemampuan di bidang keperawatan, bahasa dan juga teknologi biar dak tertinggal,” kata Aan sapaan akrab Burhanudin.

Aan menilai dengan adanya Seminar dan Workshop Keperawatan, para perawat di dua Kabupaten tersebut akan dapat meningkatkan kemampuan profesi mereka. Selain itu, wawasan dan pola pikir mereka akan lebih terbuka.

“Seminar kayak gini kan bagus, bisa nambah kemampuan dan membuka wawasan, sesuai Undang-Undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan. Jadi setelah ini profesionalitas mereka untuk melayani masyarakat juga akan lebih baik,” ujarnya.

Kegiatan Seminar dan Workshop Keperawatan ini diadakan oleh Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Beltim. Seminar seharu tersebut diikuti oleh perawat dari RSUD Beltim, RSUD dr. H. Marsidi Judono, RS Almah, RS Utama Tanjungpandan, perawat puskesmas di Kabupaten Beltim dan Belitung serta mahasiswa Akper Tanjungpandan.[Danny]

Comment