Pidato Menteri Agama RI Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437H

Berita493 Views
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan Hari Raya Idul
Fitri 1 Syawal 1437 Hijriyah jatuh pada hari Rabu, 6 Juli 2016.
Keputusan tersebut ditetapkan pada Sidang Itsbat Penetapan 1 Syawwal
1437 Hijriyah yang berlangsung tertutup di Auditorium HM. Rasjidi,
Gedung Kementerian Agama, ada Senin (4/7) setelah semua titik pengamatan
hilal di seluruh tanah air melaporkan tidak melihat hilal.
Menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, Menteri Agama mengucapkan
selamat berhari raya kepada Umat Islam di seluruh Indonesia. Berikut
Pidato Menteri Agama menyambut Hari Raya Idul Fitri:
PIDATO MENTERI AGAMA RI MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1437H 
Assalamu’alaikum Wr  Wb
Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia telah
mengadakan sidang itsbat yang diikuti oleh para alim ulama, pimpinan
ormas Islam, anggota Badan Hisab Rukyat, dan para ahli astronomi. Forum
tersebut telah menyepakati dan memutuskan bahwa Hari Raya Idul Fitri 1
Syawal 1437H jatuh pada hari Rabu tanggal 6Juli 2016.
Marilah kita sambut Hari Raya Idul Fitri dengan mengumandangkan takbir dan tahmid sebagai ungkapan syukur dan pengakuan ataskeagungan Allah SWT.
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT, kita telah sampai di
penghujung bulan suci Ramadan. Setelah sebulan kita berpuasa, kita akan
mengakhiri bulan penuh berkah ini dengan merayakan Idul Fitri, hari
besar yang membawa kita kepada kesucian diri.
Bulan Ramadan yang telah kita lalui memiliki misi utama mengembalikan
jati diri kemanusiaan kita melalui aktivitas ibadah
puasa, qiyamullail, dan ibadah-ibadah lainnya. Seluruh aktivitas ibadah tersebut disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai pensuci jiwa
kita.
Zakat fitrah merupakan aktualisasi sikap ketaatan kepada Allah SWT
dan kepedulian dalam upaya memenuhi kebutuhan orang yang kurang
beruntung (mampu). Kewajiban menunaikan amalan zakat, baik fitrah maupun mal (harta kekayaan), merupakan bentuk kepedulian Islam untuk membangun keserasiansosial agar sesama manusia bisa saling berbagi, saling mengasihi, dan saling mengisi dalam hidup, sebagai wujud dari misi agama yang hanif. Pada posisi

inilah ibadah puasa dengan jelas menanamkan sikap kepedulian sosial yang perlu kita aktualisasikan terus menerus guna mengatasi problem ketimpangan sosial.

Ibadah Zakat, Infaq,dan Shadaqah (ZIS) adalah instrumen yang tepat
untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan menurunkan angka
kemiskinan di Indonesia. ZIS juga merupakan solusi dalam memenuhi 3
(tiga) kebutuhan kaum dhuafa, yaitu kebutuhan materi, kebutuhan aqidah,
dan kebutuhan keilmuan. Setiap orang yang diberikan keluasan rezeki
harus memiliki kesadaran mengeluarkan zakat untuk didistribusikan dan
mengalir kepada para dhuafa agar terpenuhi 3 (tiga) kebutuhan tersebut.
Demikian pula kepada seluruh Badan Amil Zakat hendaklah benar-benar
memantapkan pemanfaatan potensi harta ZIS untuk menguatkan kebutuhan
ekonomi, aqidah dan ilmu pengetahuan kepada tiap-tiap keluarga dhuafa.
Zakat memiliki misi menciptakan keluarga yang kekurangan menjadi
berkecukupan, dan keluarga tidak berdaya menjadi berkemampuan.
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA
Ibadah puasa menitipkan pesan yang luas tanpa batas yang menyentuh
seluruh elemen dan dimensi kehidupan manusia. Puasa mendidik para hamba
Allah SWT menajamkan nilai-nilai keseimbangan antara kesenangan dan
kepedulian, antara kerja keras dan ibadah berkualitas, antara kesenangan
lahir dan kesenangan batin, serta antara kepentingan individual dan
kepentingan sosial. Pola hidup seimbang inilah yang diinginkan Allah SWT
yang menciptakan jagad raya ini dengan keseimbangan. Lawan dari
keseimbangan adalah ketimpangan, dan ketimpangan adalah bentuk
kezhaliman. Ketika manusia bekerja keras namun melupakan ibadah, berarti
dia berlaku zhalim terhadap dirinya sendiri. Ketika orang kaya tidak
berbagi untuk kaum dhuafa berarti dia berlaku zhalim terhadap dirinya
dan orang lain, dan dikategorikan sebagai orang yang mendustakan ajaran
agama. Firman Allah SWT:
Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama. Itulah
orang yang menghardik anak yatim. dan tidak menganjurkan memberi makan
orang miskin
.”
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA
Puasa juga mendorong umat Islam untuk melakukan keseimbangan antara ilmu dan amalantara rasa takut dan harapanserta keseimbangan dalam menjalankan ajaran agamaHasil akhir dari ibadah puasa adalah membentuk manusia yang bertaqwadan ketaqwaan merupakan manifestasi dari nilai-nilai keseimbangan kekuatan hubungan secara vertikal kepada Allah SWT dan secara horizontal kepada manusia dan alam semesta.
Kita harus menciptakan suasana penuh keakraban berlandaskan nilai
kemanusiaan dan persaudaraan. Kita semua harus menguatkan sikap
kepedulian sosial, saling berbagi, agar tiap-tiap individu dapat
mengaktualisasikan jati diri kemanusiaannya sebagai hamba Allah dan
khalifah di muka bumi ini.
Dengan berbekal spiritualitas Ramadhan yang baru saja kita lewati,
mari kita jadikan hari raya Idul Fitri ini untuk menguatkan tekad saling
melebur dosa di antara kita dengan saling memaafkan,menguatkan niat
untuk menebar kasih sayang dengan saling mengunjungi dan saling
bersilaturrahim. Dengan demikian menjadi sempurnalah kesucian diri kita,
bersih dari dosa kepada Allah SWT, dan bersih pula dari dosa kepada
sesama.
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua
pengusaha dan pengelola media cetak maupun elektronik yang telah
menghadirkan program-program religi, baik berupa talkshowsiaran dakwahsinetron religidan lain sebagainya yang sangat membantukaum muslimin dalam meningkatkan kualitas ibadah puasaDemikian jugakami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi positif selama pelaksanaan ibadah bulan Ramadhan.
Akhirnya, atas nama Pemerintah maupun pribadi, saya mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437H kepada seluruh umat Islam Indonesia
di seluruh tanah air dan dimanapun berada.
Semoga kita tergolong orang-orang yang kembali kepada jati diri
kemanusiaan kita, dan tergolong orang-orang yang menang dalam
mengendalikan hawa nafsu. Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah
kita dan kualitas kehidupan kita terus semakin membaik.
Jakarta, 1 Syawal 1437H
Menteri Agama RI
Lukman Hakim Saifuddin

[mina]

Comment