![]() |
ilustrasi/radarindonesianews.com |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Begitu banyak waktu dan tenaga kita habiskan untuk mengejar kehidupan yang lebih sejahtera ke depan. Kita habiskan waktu untuk belajar dan menuntut ilmu baik di dalam maupun di luar negeri. Namun kita lupa bahwa ada ada faktor penentu kesejahteraan hidup kita yang kita lupakan. Itulah pikiran atau pemikiran.
Sejahtera dan kesejahteraan yang menjadi tujuan hidup masyarakat tentu tidak berdiri sendiri. Banyak hal dan faktor yang mengitarinya. Dalam konteks materi, Pendidikan tinggi, posisi dan jabatan dengan penghasilan yang tinggi menjadi bagian penting mencapai kesejahteraan. Namun dari konteks psikologi dan moral, pemikiran menjadi bagian yang tak kalah penting untuk menggapai kesejahteraan.
Pemikiran yang salah, keliru dan tidak tepat tentu berdampak buruk terhadap individu dan akan memberi pengaruh negatif dalam kehidupan individu secara umum.
Sebagai ilustrasi, kita ambil contoh jalan tol,jalan yang dibangun sebagai lintasan cepat sebagai solusi untuk menghindari kemacetan. Namun sekarang, kita sering mendapati dan terjebak macet di jalan tersebut. Mengapa?
Kemacetan di jalan tol disebabkan banyak pengemudi, di saat yang sama “berpikir” bahawa jalan tol sebagai jalan yang bebas macet. Semua pengemudi yang “berpikir” sama ini memenuhi “Tol” dengan kuantitas yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan tol tersebut. Ditambah sistem pengaturan dan manejmen jalan tol yang apa adanya, maka kemacetanpun terjadi tidak ubahnya di jalan biasa.
Dari pikiran, keinginan dan pilihan yang sama oleh para pengemudi memilih jalan tol secara masif itulah akhirnya fungsi jalan tol tidak ubahnya dengan jalan pada umumnya. Macet dan bahkan stag.
Sejahtera sangat ditentukan oleh cara berpikir, keinginan dan pilihan-pilihan kita. Oleh karena itu, berhati-hatilah mengendalikan pikiran dan pilihan anda. Jangan sampai anda terjebak macet di jalan tol yang sebelumnya anda anggap sebagai jalan yang dapat memuluskan kendaraan yang anda kemudikan.Pikiran anda menentukan hidup anda. [Abel Khonz]
Comment