Karena itulah, sambung Sofyano Zakaria menyampaikan kinerja PTDI yang sudah mulai bangkit dari keterpurukan menjadi kembali menjadi sebagai satu satunya perusahaan pembuat pesawat terbang di Asia Tenggara, menjadi sedikit menurun kinerja nya akibat ketidakbecusan jajaran Produksi PTDI yang dipimpin Ari Wibowo.
“Jadi sepertinya ada benang merah antara keinginan Ari Wibowo untuk bisa menggantikan posisi Dirut PTDI agar dengan keterlambatan memenuhi pesanan pelanggan PTDI yang disalahkan justru Dirut nya dan jajaran lainnya,” kemuka Direktur Eksekutive Pusat Study Kebijakan Publik menelaah.
Padahal, menurutnya apabila ada kekompakan dan tidak ada kepentingan pribadi seharusnya PTDI mampu tepat waktu dalam memproduksi pesanan dari konsumen PTDI.”Dan tidak perlu kena penalti oleh para konsumen nya akibat terlambat pesanannya,” paparnya.
“Untung saja Direksi Jajaran lainnya mampu melakukan negoisasi, baik secara personal maupun lewat arbitrasi internasional agar dapat mengurangi beban pembayaran ganti rugi dari klaim para konsumen PTDI yang memesan produk PTDI dan terlambat pesanannya,” jelasnya lagi.
“Apapun PTDI harus Jadi kebanggaan bangsa Indonesia dan Karena itu menteri BUMN harus hati-hati menempatkan seseorang untuk posisi Dirut PTDI dan Direksi nya,” tukasnya.
“Ditambah lagi saat ini PTDI sudah menjadi sebuah perusahaan yang banyak memproduksi alusista untuk kebutuhan pertahanan dan keamanan negara,” pungkasnya.[Nicholas]
Comment