Seminar Nasional KMI : ‘Stabilitas Harga dan Pasokan Kebutuhan Bahan Pokok

Berita537 Views
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Momen hari besar, keagamaan jelang Ramadhan dan Idul Fitri telah dekat namun yang menjadi dilema selalu dibarengi dengan kenaikan harga komoditas kebutuhan pokok dengan kisaran 5 hingga 10%, yang biasanya selama bulan Ramadhan siklusnya naik turun harga.

Di pekan pertama kenaikan harga dilanjutkan pertengahan bulan Ramadhan mengalami penurunan harga, kemudian akhir minggu jelang Lebaran kenaikan harga tinggi diibanding kenaikan di awal bulan Ramadhan. Kondisi ini dikarenakan konsuimen berkeinginan stok sejumlah komoditas sampai lebaran, berhubung dimulai dua hari menjelang lebaran banyak pedagang tidak berjualan.

Mencermati terkait dengan siklusnya naik turun harga tersebut.diatas, Viva Yoga Mauladi, Wakil ketua Komisi IV DPR RI angkat bicara seraya menyampaikan,”Tugas Pemerintah harus men-stabilisasi harga jelang lebaran,” imbuhnya, saat mengisi sesi seminar nasional bertajuk,’Stabilitas Harga dan Pasokan Kebutuhan Bahan Pokok Menjelang Ramadhan & Idul Fitri 2017′ yang digelar oleh Kaukus Muda Indonesia (KMI) di Hotel Sahid, Selasa (16/5).

Hadir di sesi seminar nasional tersebut, Sarman Simanjorang, Ketua Komite Daging Sapi Jakarta Raya, Abdullah Manuri, Ketua Ikatan Pedagang Pasar Indonesia, DrH. Dinal Rifqi MSi, Perwakilan dari Dirjen peternakan kesehatan hewan Kementerian Pertanian dan puluhan aktivis, mahasiswa serta khalayak umum.

Viva menyampaikan supaya segala pihak, baik pihak pemerintah, pelaku usaha, masyarakat bahu membahu guna mensiasati gejolak kenaikan harga.”Hingga ada ‘win win solution’,” harapnya, seraya optimis nantinya Indonesia ‘lumbung’ pangan dunia.

Selain itu, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu berperspektif bahwa harga pangan naik memperhatikan supply dan demand, ditambah faktor distorsi, seperti terkadang ada kelompok atau individu melakukan penimbunan.

“Karena ada pihak bisa peroleh keuntungan luar biasa, namun bisa rugikan konsumen dan belum tentu menguntungkan,” paparnya.[Nicholas]

Comment