Foto : Copyright Thinkstockphotos.com |
sebagian orangtua. Karena di usia ini, umumnya si kecil akan banyak
tingkah,berlarian ke sana ke mari, dan susah diatur. Nah, bagaimana jika
yang terjadi sebaliknya?
Jika si kecil bersikap pemalu dan
cenderung pasif, Anda perlu mencari tahu lebih lanjut alasan di balik
sikap pemalu dan pasifnya. Sebab, sikap pasif seorang anak bisa jadi
tanda bahwa ada sesuatu yang tidak berkembang sesuai dengan tahapan
usianya.
Disebutkan dalam laman www.psychologytoday.com,
aktif tidaknya seorang anak sangat dipengaruhi oleh perkembangan emosi
yang terjadi pada dirinya. Perkembangan emosi ini akan berpengaruh pada
bagaimana anak menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya.
Pada
usia batita, emosi yang timbul adalah perasaan takut dan marah. Bentuk
ketakutan pun bisa bermacam-macam seperti perasaan khawatir, malu,
cemas, menarik diri, maupun pasif dan pendiam. Perasaan takut bisa
disebabkan oleh lingkungan rumah yang tak pernah memberi kesempatan
padanya, sehingga akhirnya ia tak mau mencoba. Sedangkan perasaan marah
biasanya ada kaitannya dengan sikap agresivitas, impulsif, ataupun
meledak-ledak.
Jika si kecil cenderung pasif, sebaiknya
ditelusuri, apakah perkembangan emosi si kecil normal? Karena anak yang
pasif bisa saja disebabkan karena ada hal yang berhubungan di baliknya.
Misalnya, ada kekhawatiran pada suatu hal. Masalah kesehatan yang
dialami anak juga bisa membuatnya bersikap menarik diri ataupun pasif.
Anda
bisa meminta bantuan dokter maupun psikolog untuk berkonsultasi
mengenai sikap pasif si kecil. Sebab, di usia batita, Anak tidak bisa
mengekspresikan dirinya dengan baik, maka tugas kitalah sebagai orangtua
untuk selalu aware dengan tumbuh kembangnya.
So, Bunda cerdas,
lebih kritis dengan perkembangan emosional si kecil, ya. Sebab,
perkembangan emosi si kecil saat usia batita menentukan perkembangan
emosionalnya saat tumbuh menjadi remaja dan dewasa kelak.[vem]
Comment