Karena keperibadiannya yang demikian maka Novel adalah menjadi seorang perwira Polri yang dicintai dan juga dibenci. Dicintai; oleh kalangan Polri karena integritas dan moral kelas wahid, dibenci okeh kalangan sesama polri terlebih oleh para koruptor karena Novel tak mengenal kompromi untuk koruptor, siapapun pelakunya, polisikah, politisilah, pejabatkah pemerintah kah, konglomeratkah, tak ada kata kompromi di hadapan Novel, sampai ke dalam kubur pun akan dikejarnya,
Novel adalah seorang perwira muda yang agamis, terbukti dengan bagaimana pun capeknya, Novel bekerja, pulang larut malam pun dia tetap berupaya Sholat Subuh berjama’ah kebiasaan ini ternyata dijadikan inceran dan target oleh lawan Novel yang tak takut dosa,
Novel seorang perwira cemerlang dalam karir, tapi dia tidak haus jabatan dan tidak haus pangakat, dia haus pengabdian dan haus akan memberantas kejahatan terutama korupsi yang menyengsarakan rakyat, bangsa dan negaranya yang tercinta.
Hal ini terbukti, dia rela melepas statusnya sebagai anggota Polri demi tetap melanjutkan kariernya di KPK, demi mengejar sang koruptor, kapan pun, dimana pun dan siapapun,
Demikian sekelumit pribadi Novel Baswedan yang saya kenal yang tentu pribadinya jauh lebih baik dari apa yang saya ketahui. Saya dapat bercerita demikian karena semasa saya menjabat Kabareskrim Polri, Novel bertugas sebagai perwira Bareskrim Polri yang diperbantukan pada KPK, sayalah sebagai pembina fungsi reserse / penyidik dikala itu,
Atas kejadian terhadap diri Novel Baswedan sebenarnya negara sudah harus waspada dan melindungi yang bersangkutan sejak awal, bukankah kita masih ingat, beberapa kejadian telah terjadi pada diri Novel Baswedan ditabrak mobil ketika sedang mengendarai sepeda motor menuju kantor KPK dan beberapa kali dicoba dan dipidanakan dengan tuduhan penganiayaan berat hingga meninggal dunia atas tahanan Polres Bengkulu sekian belas tahun yang lalu. Begitu pula dalam bentuk teror lain yang diabaikan begitu saja oleh Novel.
Novel dikenal sebagai penyidik senior KPK yang menangani berbagai perkara korupsi besar di negeri ini yang melibatkan elit politik, elit pemerintah, konglomerat dan orang ternama yang selama ini dianggap kebal hukum, ternyata di hadapan Novel tiada kenal kata kompromi. Novel mengungkap perkara korupsi simulator SIM di kepolisian dengan terpidana antara lain Inspektur Jenderal Djoko Susilo. Saat ini Novel sedang menyidik perkata mega korupsi E-KTP yang melibatkan elit politik, elit pemerintah, pengusaha besar. Novel juga mengungkap berbagai perkara korupsi yang melibatkan kalangan elit yang terpidananya sudah mendekam di penjara,
Pelaku penyiraman air keras terhadap Novel sudah pasti terencana, bukan kebetulan, bukan kecelakaan, bukan tidak sengaja. Dan ini pasti ada kaitannya dengan sepak terjang Novel selama ini yang tiada kompromi di dalam memberantas berbagai mega korupsi di negeri ini,
Perkara ini harus terungkap. Polri dan semua pihak harus berupaya keras mengungkap perkara ini sampai tuntas, sebab apapibila perkara ini tidak terungkap maka akan timbul berbagai tudingan khususnya kepada pihak yang selama ini perkaranya disidik oleh Novel, kalau tidak terungkap dapat berkerkembang berbagai isue san berita hoax. Polri juga harus bekerja keras ungkap perkara ini supaya tidak ada tudingan miring kepada Polri seandainya gak bisa ungkap perkara ini. Siapapun pelakunya baik pelaku langsung atau otak dari pelaku ini, Polri harus berani menindak tegas tanpa pandang bulu.
Seluruh komponen anak bangsa yang cinta akan negeri yang non korupsi harus mengutuk peristiwa ini, harus membantu sesuai kemampuan masing-masing guna mengungkap perkara ini, Kita prihatin dan tidak lagi terjadi kekerasan phisik dan non phisik terhadap siapapun yang berkomitmen memberantas korupsi di negeri ini,.
Di negeri ini dengan sistem hukum yang ada sekarang ini tidaklah sulit merekayasa suatu perkara kepada orang yang berkomitmen memberantas korupsi, bukankah contoh sudah banyak,
Apa yang harus dilakukan? Orang yang berkomitmen memberantas korupsi; penyidik, jaksa, hakim, pengacara, lsm harus mendapatkan perlindungan yang cukup oleh negara baik perlindungan phisik maupun non phisik / perlindungan hukum.
Pelaku yang melakukan penistaan phisik dan penistaan hukum (oleh aparat) harus ditindak tegas. Kita berdoa semoga Polri dengan segala kemampuannya mampu mengungkap pelaku penistaan terhadap Novel,
Dan juga semoga peristiwa ini tidak membuat ciut para abdi hukum (penyidik, jaksa, hakim, pengacara, lsm dan perorangan) yang berkomitmen memberantas korupsi. Semoga peristiwa ini menjadi pemacu berbagai pihak untuk tetap berpegang teguh pada komitment memberantas korupsi.[]
Comment