70 Tahun Indonesia Merdeka Masih Banyak Masyarakat Jember Buta Aksara

Berita509 Views
Anis Baswedan
RADARINDONESIANEWS.COM, JEMBER – Hari ini 70 tahun sudah Indonesia merdeka,pembangunan adalah wujud keberhasilan pendidikan di Indonesia sebab salah satu contoh gedung yang berdiri kokoh seperti saat ini,dibangun oleh insiyur hasil pendidikan di Indonesia, bahkan mikrofon yang kita lihat  sekarang ini adalah hasil buah karya putra putri Indonesia. Semua yang dinikamati oleh rakyat merupakan buah karya pendidikan di Indonesia.
Namun seringkali hal itu kita lupakan. Kalau kita melihat sejarah awal Indonesia merdeka,jumlah penduduk Indonesia hanya kisaran 70 juta dan 90% dari jumlah tersebut masih buta huruf. Namun keadaan saat ini sudah berbalik, jumlah buta aksara di Indonesia hanya 3,7% dari 250 juta lebih penduduk Indonesia.
Perlu disadari bahwa tidak banyak memang mengubah buta aksara secara total namun bisa secara bertahap bisa dilakukan perubahan ke arah yang lebih luas. Dulu pada tahun 1945 masyrakat Jember untuk mengenyam pendidikan tinggi harus ke luar negeri seperti Mesir, tepatnya ke Universitas Al Azhar di Kairo karena pada saat itu melek huruf di Mesir sudah lebih tinggi dibanding Indonesia. Di Mesir, 15%  masyarakatnya sudah melek huruf sedangkan di Indonesia hanya 5%.
Namun di tahun 2015 keadaan berbalik justru di Negara Mesir penduduknya lebih dari 30% ternyata masih buta aksara dibanding Indonesia. Namun sangat disayangkan bahwa masih terdapat jumlah buta aksara di  6 Propinsi dan 25 Kabupaten/kota di provinsi Jawa Timur. Meskipun presetase untuk melek aksara dikatagorikan cukup baik karena 94% sudah melek huruf bila dihitung berdasari angka absolute yaitu 1,4 juta jiwa dengan jumlah penduduk di seluruh Jatim, jumlah tersebut sangat kecil sekali. Kabupaten yang memiliki prosentase buta aksara lebih tinggi adalah Kabupaten Jember.

Ironis bahwa setelah 70 tahun Indonesia merdeka masih ada masyarakat di negeri ini yang buta aksara. Menteri Pendidikan Republik Indonesia Anis Bawedan mengatakan, “Di Jawa Timur kurang lebih 1,4 juta jiwa buta huruf dan yang terbesar adalah Kabupaten Jember. Kita sudah 70 tahun merdeka masa ada yang buta huruf?” ungkapnya.
Namun hal itu bukan sepenuhnya kesalahan Pemerintah Jember, sebab sosialisasi pemberantasan buta huruf membutuhkan waktu yang tidak singkat. Pemberantasan buta huruf bukan hanya tanggung jawab Pemerintah Daerah tapi peran serta Pemerintah pusat juga sangat diperlukan baik motivasi juga anggaran yang mumpuni,agar program untuk Indonesia pintar bisa dilaksanakan secara maksimal dan sesuai dengan harapan Pemerintah Pusat.[JK]

Comment