Di tahun 2015 dari 24 kegitan di lingkungan Setda Pemkab Lampung Tengah, anggaran yang dihabiskan untuk biaya makan dan minum mencapai angka Rp. 3,229,013,000. Dari 19 kegiatan pengadaan makan dan minum dilakukan secara penunjukan langsung karena di bawah angka 200 juta, sedangkan lima proyek pengadaan makan dan minum dilakukan melalui proses lelang
Sedangkan, sambung Jajang untuk tahun 2016 anggaran yang dihabiskan biaya makan dan minum di lingkungan Setda mengalami kenaikan menjadi Rp. 3,521,092,100.
“Pengadaan biaya makan dan minum, kelima (5) di antaranya melalui proses lelang dan sisanya penunjukan langsung,” paparnya.
Center for Budget Analysis (CBA) memiliki beberapa catatan terkait biaya konsumsi di lingkungan Setda Pemkab Lampung Tengah. Pertama, untuk tahun 2015 besaran biaya konsumsi yang mencapai angka Rp. 3,2 miliar lebih di tubuh Pemkab Lampung.
“Jika diakumulasikan, perbulan Setda Pemkab Lampung menghabiskan anggaran sebesar Rp. 269,084,417 dan perminggunya setara Rp. 67,271,104. Sedangkan untuk tahun 2016 dari Rp. 3,521,092,100 Setda Pemkab Lampung Tengah perbulan menghabiskan anggaran sebesar Rp. 293,424,342 sedangkan untuk perminggunya mencapai Rp. 73,356,085,” ungkapnya.
Kedua, anggaran konsumsi yang paling besar menghabiskan anggaran adalah; makan dan minum untuk agenda rutin rapat pejabat lingkungan Setda, makan minum untuk tamu, makan minum untuk agenda rapat kepala daerah dan wakil kepala daerah, dan bagian rumah tangga kepala daerah dan wakil kepala daerah.
“Untuk biaya makan dan minum kegiatan tersebut antara tahun 2015 dan 2016 mencapai Rp. 5,244,600,600,” katanya.
Dan catatan terakhir CBA, terdapat dua perusahaan langganan Setda Pemkab Lampung tengah yang selalu memenangkan proyek pengadan konsumsi untuk lingkungan Setda Pemkab Lampung Tengah.
“Kedua Perusahaan tersebut adalah CV. Parti yang beralamat di Jl. Kunang No.15 Kauman Kel.Metro Kec.Metro Pusat Kota Lampung dan CV. Radjasa Perkasa beralamat di Unyi No 143 RT. 001 RW. 001 Gunung Sugih – Lampung Tengah Kabupaten Lampung,” paparnya
Dari data di atas, menjadi tambahan preseden catatan buruk terkait kinerja Pemerintah di daerah dalam mengelola anggaran.”Sudah masalah klasik nampaknya, sebagian aliran uang APBD dihabiskan untuk yang tidak produktif seperti yang terjadi di Kabupaten Lampung Tengah bahkan terindikasi proyek makan dan minum pada prakteknya hanyalah proyek para pejabat setempat,” jelasnya.[Nik]
Comment