Gaza Porak Poranda, Di Mana Pasukan Islam Dunia?

Opini988 Views

 

Penulis: Tia Ummu Balqis | Ibu Pembelajar

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Kondisi Gaza semakin memburuk. Semua derita telah mereka rasakan. Mereka berteriak ribuan kali meminta pertolongan agar serangan zionis dihentikan. Namun apalah daya, teriakan itu tak mampu menghentikan kebrutalan zionis. Bahkan pemimpin Arab yang sangat dekat dengan mereka pun seakan bisu, tuli dan terbelenggu.

Dilansir dari Cnnindonesia (19/04/2025), “Imbas serangan brutal Israel sejak Oktober 2023, lebih dari 60 ribu warga di Palestina meninggal, ratusan ribu rumah hancur, dan jutaan orang terpaksa menjadi pengungsi”.

Kejam, zionis menghabisi warga sipil Gaza yang tak berdosa. Bayi, anak-anak, wanita, lansia tak ada ampun bagi mereka. Rumah sakit, sekolah dan fasilitas umum lainnya hampir habis tak tersisa. Para dokter, wartawan, guru semua dihabisi. Zionis telah melakukan semua pelanggaran perang di Gaza.

Sebagaimana dilansir dari Tempo.co (23/12/2024) “Israel telah melanggar semua aturan perang di Jalur Gaza, kata komisaris jenderal badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) pada Minggu, 22 Desember 2024”.

Anehnya pelanggaran perang ini diakui oleh pihak PBB, akan tetapi PBB pun tak mampu menghentikan kekejaman zionis. Mengapa semua tak berkutik atas kebiadaban zionis. Jika demikian bisa disimpulkan, PBB gagal menjaga perdamaian dunia. Oleh karena itu, solusi untuk Palestina tidak bisa diserahkan ke PBB.

Harapan selanjutnya, negeri Arab terdekat dengan Gaza, yang mayoritas muslim sangat memungkinkan untuk membantu saudaranya. Namun faktanya itu tidak juga terjadi. Penguasa Arab yang merupakan boneka AS tidak akan berani melawan tuannya. Ancaman hilangnya kekuasaan lebih ditakuti dibandingkan ancaman Allah SWT atas diamnya mereka terhadap saudaranya yang dibantai.

Berharap pada penguasa muslim lainnya yang jauh dari Gaza? Mereka sudah terlanjur kecewa. Hampir dua tahun sejak Oktober 2023 mereka telah menunggu pasukan Islam datang mengusir zionis. Namun, hasilnya nihil. Gaza telah porak poranda, puluhan ribu telah syahid. Di manakah pasukan Islam yang sangat banyak jumlahnya? Lantas apa yang menyebabkan kelemahan pasukan Islam di dunia?

Sebagaimana dilansir dari Cnnindonesia (05/12/2023), Pakistan memiliki pasukan 654.000 personel militer, 363 pesawat tempur, 58 helikopter serang, 3.742 tank, 6 kapal fregat, 2 kapal korvet, 9 kapal selam, dan ribuan artileri. Kepemilikan senjata nuklir juga memperkuat kekuatan militer Pakistan.

Turki memiliki 425.000 personel tentara militer, didukung persenjataan dengan 2.229 tank, 3.140 artileri, 205 jet tempur, 110 helikopter serang, 16 kapal fregat, 9 kapal korvet, dan 12 kapal selam.

Indonesia tercatat memiliki sekitar 400.000 personel militer yang aktif ditambah 314 tank dan 567 artileri, 41 jet tempur dan 15 helikopter serang untuk kekuatan militer di udara, sedangkan kekuatan militer di perairan, Indonesia memiliki sekitar 10 kapal fregat, 21 kapal korvet, dan 4 kapal selam.

Mesir memiliki 440.000 personel militer dengan bantuan 4.664 tank dan 3.78 artileri, 254 pesawat tempur serta 92 helikopter serang, kemudian 7 kapal korvet, 13 kapal fregat, dan 8 kapal selam.

Belum lagi dengan jumlah tentara Islam di negeri lain, seperti di Arab Saudi, Iran, Irak, Yaman, Malaysia, Brunei Darussalam dll. Dari segi jumlah tentu negeri Islam memiliki jumlah tentara dan fasilitas perang yang lebih banyak dari zionis. Namun ada satu hal yang menyebabkan pasukan ini lemah, yaitu tersandera dengan sekat nasionalisme.

Andai saja seluruh negeri Islam berani mencampakkan nasionalisme dan bersatu di bawah naungan dengan satu komando, sudah pasti zionis sangat mudah dan cepat dikalahkan. Dengan demikian Gaza bisa dibebaskan. Sungguh kita tak akan pernah rela Gaza jatuh ke tangan zionis.

Bantuan kemanusiaan telah dikirimkan, akan tetapi terhambat di perlintasan Rafah. Boikot pun sudah dilakukan, akan tetapi seolah tak memberi efek, serangan tambah brutal. Doa tak henti kita panjatkan agar pertolongan segera datang. Satu ikhtiar yang belum terealisasikan, yaitu pengiriman tentara Islam ke Gaza.

Negara – negara Islam di bawah satu komando, menjadi satu-satunya harapan untuk membebaskan Gaza. Islam tidak akan tunduk pada penguasa barat. Karena ketundukan terhadap barat adalah kehinaan terbesar. Pemimpin Islam yang beriman kepada Allah tidak akan takut pada musuh Allah. Hidup mulia atau mati syahid selalu tertanam dalam jiwa pemimpin dan umat Islam lainnya.

Lihatlah, tanpa negara Islam, ratusan ribu tentara Islam tidak mampu berbuat apa-apa meskipun di hati para prajurit/pasukan sangat menginginkan untuk berjihad. Namun karena tak ada komando dari pemimpin, mereka tak bisa bergerak.

Zionis kuat karena disokong oleh negara adidaya AS. Sehingga untuk mengalahkan zionis tidak bisa hanya mengandalkan kelompok militan yang ada di Palestina atau negeri Arab lainnya.

Negara adidaya harus dikalahkan oleh negara adidaya pula. Saatnya umat Islam mewujudkan itu. Wallahu alam.[]

Comment