Genosida Palestina antara Solusi Pragmatis dan Solusi Hakiki

Opini96 Views

 

 

Penulis: Devita Deandra | Pegiat Literasi

 

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA — Hingga kini masih kita dengar dan kita saksikan kekejaman Israel terhadap warga Palestina. Hampir setiap waktu jerit tangis anak-anak Gaza dan rintihan tangis ibu-ibu Gaza kita dengar. Namun tak banyak daya yang mampu kita lakukan untuk mengakhiri genosida dan penderitaan saudara-saudara muslim di sana.

Terlebih ketika mendengar stok makanan yang kian menipis di Jalur Gaza memperparah kelaparan di wilayah kantong Palestina di tengah perang Israel yang menghancurkan, kata UNRWA, Minggu (27/04/25).

“Kelaparan semakin parah di Gaza,” kata badan PBB untuk pengungsi Palestina itu dalam sebuah pernyataan.

Bahkan disebutkan bahwa persediaan tepung di Gaza semakin berkurang pekan ini. “Hampir 3 ribu truk bantuan UNRWA bersiap memasuki Gaza,” kata UNRWA. “Pengepungan harus dihentikan.”

Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan bahwa anak-anak Palestina di Gaza menderita kelaparan karena Israel terus mencegah masuknya pasokan makanan dan kebutuhan pokok lain.

Dia menambahkan bahwa kelaparan di wilayah itu “bermotifkan politik” karena izin untuk memasukkan pasokan makanan “tidak dihiraukan” oleh Israel.

Sejak 2 Maret, Israel telah menutup pintu penyeberangan ke Gaza sehingga bantuan makanan, medis, dan bantuan kemanusiaan tidak bisa masuk, sehingga memperparah bencana kemanusiaan, menurut laporan pemerintah dan organisasi-organisasi HAM dan internasional.

Hampir 51.500 warga Palestina di Gaza telah terbunuh oleh serangan brutal Israel sejak Oktober 2023. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan dan anak-anak. (ANTARA)

Mendengar kabar yang kian mengiris tentu kita tidak sanggup lagi untuk diam. Bagaimana mungkin kita akan terus diam dengan kebrutalan Israel terhadap saudara muslim kita? Apakah kita kurang peduli dalam hal Donasi? Tentu tidak. Persoalan ini bukan hanya terkait donasi namun ada hal lain yang seharusnya menjadi perhatian kita.

Mengapa kekejaman ini tidak di hentikan melalui akar persoalan. Bukankan Israel adalah penjajah? Lantas mengapa tidak ada yang berani mengusir penjajah ini dari tanah yang diberikan untuk kaum muslim.

Akankah jutaan kaum muslim yang menyaksikan kekajaman ini terus berdiam diri? Akankah negeri-negeri muslim di belahan dunia ini tetap ridho melihat kekejaman yang terus dirasakan oleh anak – anak dan warga Palestina?

Ini bukan lagi persoalan politik semata namun lebih kepada persoalan kemanusiaan. Penjajah zionis tidak hanya membombardir warga Palestina  dengan persenjataan namun juga memblokade sumber makanan sebagai sumber kebutuhan mereka.

Hal ini sangat tidak manusiawi dan tentu saja menjadi sebuah penyiksaan yang sangat brutal dan kezaliman yang membabi buta. Lantas apakah dengan kondisi ini kita masih berharap dengan solusi pragmatis yang ditawarkan?

Allah SWT berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 190 yang artinya “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu dan jangan melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa solusi penjajahan terhadap rakyat Palestina tentunya adalah solusi yang hakiki untuk membebaskan mereka dari serangan Israel yang semakin parah.

Bukan solusi buatan dan pemikiran manusia namun solusi yang bersumber dari Pencipta manusia itu sendiri, yakni Allah SWT.  Ketika Allah mengharuskan untuk balas memerangi dengan jihad maka itulah solusi terbaik.

Hal ini menuntut kesadaran kaum muslim mengenai perlumya institusi pemersatu negeri-negeri muslim sehingga mereka kembali menjadi satu tubuh.

Keberadaan sebuah negara tentu akan mampu melindungi rakyatnya di seluruh dunia baik kaum muslim maupun nonmuslim. Namun negara yang dimaksudkan itu belum ada sehingga darah kaum muslimpun menjadi sangat tidak berharga.

Agama tanpa kekuasaan menjadikan kaum Muslim lemah tak mampu berbuat apa-apa. Islam mewajibkan adanya sebuah negara dengan seorang pemimpin yang mampu melindungi kaum muslim. Eksistensi seorang khalifah akan menjadi perisai bagi masyarakat.

Menerapkan sistem Islam ini akan menjadi solusi hakiki yang mampu melindungi warga di Gaza. Sistem ini pernah diimplementasikan di masa Rasullullah sampai kepemimpinan Abdul Hamid II selama kurang lebih 13 abad lamanya. Terbukti bahwa dengan sistem ini kaum muslim tidak ada yang terjajah.

Keberadaan negara yang sesuai dengan perintah Allah akan menjamin kehidupan masyarakat sejahtera dan terlindungi dari penindasan.

Saatnya kaum muslim kembali menghadirkan solusi hakiki ini dan kembali kepada Al Qur’anul karim. Wallahu a’lam.[]

Comment