Harga Minyak Meroket, Rakyat Menjerit

Opini465 Views

 

Oleh : Arsy Novianty, Aktivis Remaja Muslimah

__________

RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA– Minyak Goreng merupakan salah satu bahan pokok utama dalam kehidupan sehari-hari, minyak goreng sangat dibutuhkan oleh masyarakat baik itu untuk kebutuhan rumah tangga maupun pedagang. Lalu bagaimana jadinya jika harga minyak goreng meroket? Tentu saja rakyat dan pedagang pasti menjerit.

Dilansir media premnews (6/10/2021), harga minyak goreng di Kabupaten Bandung, Jawa Barat, mengalami kenaikan secara signifikan. Kenaikan harga minyak goreng ini diungkapkan langsung pedagang gorengan yang membuka lapak di kawasan Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung.

Salah seorang pedagang gorengan, Ade menuturkan bahwa harga minyak goreng curah maupun minyak goreng kemasan bermerek mengalami kenaikan secara signifikan.

Dari data di atas, sangat jelas sekali bahwa para pedagang sangat mengeluh terhadap kenaikan harga yang melangit.

Para pedagang pastinya mengambil laba dari dagangannya, ketika harga minyak naik otomatis laba yang diterima sangat minim sekali, dan tentu mereka bingung harus bagaimana, bahkan ada yang sampai tidak berjualan.

Sungguh miris sekali, kasihan para ibu rumah tangga dan begitu juga para pedagang, mereka benar-benar kebingungan. Naiknya harga minyak goreng di Indonesia, tidak lain dampak dari naiknya harga CPO dunia. Efek domino ini terjadi karena Indonesia mengekspor CPO sehingga konsekuensinya harga CPO di dalam negeri mengikuti pergerakan harga CPO dunia.

Harga CPO dunia naik disebabkan naiknya permintaan CPO, sementara stok CPO menurun. Turunnya suplai akibat gagal panen minyak kedelai di Brazil (karena kekeringan) dan minyak sawit di Malaysia (terhentinya kegiatan panen akibat pandemi). Selain itu, akibat beralihnya Cina ke energi biodiesel karena mengalami krisis energi, sehingga melakukan impor minyak sawit secara besar-besaran ke beberapa negara.

Lalu bagaimana solusinya mengatasi hal ini?

Seharusnya, Indonesia sebagai penghasil minyak terbesar dunia bisa mencegah dampak kenaikan harga CPO di dalam negeri. Stop ekspor CPO yang mencapai 55%, untuk menormalkan kembali stok CPO dalam negeri sehingga harga CPO menurun yang diikuti dengan kembali stabilnya harga minyak goreng di pasaran.

InsyaAllah jika kekayaan yang dimiliki Indonesia diurus langsung oleh negara, rakyat tidak akan banyak mengeluh bahkan rakyat akan merasakan kesejahteraan.

Para penentu kebijakan di negeri ini  seharusnya lebih memperhatikan kesejahteraan masyarakat, jangan sampai membuat masyarakat terzalimi. Mereka harus bisa mengayomi dan mengurus rakyat sebaik mungkin.

Polemik harga CPO global hingga lokal bagaimanapun telah mencederai hakikat pemenuhan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan asasi manusia, individu per individu, baik dari sisi petani pekebun maupun rakyat selaku konsumennya.

Seseorang dapat dikatakan sebagai pemimpin zalim, ketika malam harinya ia telah kenyang bahkan makanan di rumahnya masih tersisa, padahal jutaan rakyatnya tidur dalam keadaan menahan lapar karena tidak ada makanan. Wallahualam bishshawab.[]

Comment