Jangan Sampai Sikap Menghakimi Kita Menghancurkan Hidup Seseorang

Berita429 Views
Ilustrasi:radarindonesianews.com
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – Saat ini mudah sekali kita menilai dan menghakimi
seseorang dari satu sudut pandang. Padahal apa yang kita lihat belum
tentu itu yang terjadi sebenarnya. Bisa saja ada sebuah perjuangan atau
pengorbanan yang telah ia lakukan tapi ia sembunyikan. Apa yang kita
lihat mungkin hanya permukaannya saja. 
 
Ada
banyak hal yang tak kita ketahui dari kehidupan seseorang, sekalipun ia
adalah orang terdekat kita. Kadang apa yang tampak atau ia tunjukkan
sebenarnya hanyalah satu lapis aspek kehidupannya saja. Jangan sampai
sikap menghakimi kita malah berujung melukai hati atau menghancurkan
hidup seseorang, Ladies.

Soal
status misalnya. Menikah atau lajang. Mungkin kita menganggap mereka
yang sudah menikah hidupnya sudah dalam tahap aman dan bahagia
selamanya. Tapi di sisi lain, bisa jadi perjuangannya untuk bisa sampai
menikah tak mudah. Ada usaha yang jatuh bangun sebelum ia akhirnya
menemukan jodohnya.

Sementara
yang masih lajang, kita tak bisa begitu saja menganggapnya terlalu
pemilih atau “nggak laku”. Bisa jadi saat ini ada prioritas lain yang
lebih penting dalam hidupnya yang sedang ia perjuangkan. Atau mungkin
saat ini sebenarnya dia juga sedang memperjuangkan cintanya dan sangat
berharap bisa segera bertemu sang belahan jiwa, hanya saja waktunya
masih belum tepat.

 
 
“The
most beautiful people we have known are those who have known defeat,
known suffering, known struggle, known loss, and have found their way
out of the depths. These persons have an appreciation, a sensitivity,
and an understanding of life that fills them with compassion,
gentleness, and a deep loving concern. Beautiful people do not just
happen.” ― Elisabeth Kübler-Ross 
 

Soal
pilihan karier dan pekerjaan juga. Pilihan karier juga bisa jadi hal
yang sensitif. Ada yang memilih untuk jadi ibu rumah tangga, bekerja di
rumah, atau tetap bekerja di kantor. Seorang ibu rumah tangga juga punya
tugas mulianya untuk bisa lebih fokus mengurusi berbagai urusan di
keluarganya. Mungkin juga ia sendiri sedang dalam pergulatan batin
sebelum akhirnya mantap memutuskan untuk jadi ibu rumah tangga.

Buat
yang bekerja di rumah pun, mungkin kita melihat kehidupan kariernya
menyenangkan. Bisa tetap dapat penghasilan tanpa keluar rumah. Tapi
tetap saja pasti ada usaha yang tak mudah untuk benar-benar bisa fokus
bekerja di rumah. Sementara untuk yang bekerja di kantor, kita tak bisa
langsung menuduh ia egois karena lebih mementingkan karier di luar
daripada keluarga di rumah. Mungkin pilihan bekerja di kantor jadi yang
terbaik untuknya. Tak hanya demi membantu keuangan keluarga tapi juga
karena ia ingin lebih bermanfaat untuk lebih banyak orang di luar sana.

Pun
soal bentuk tubuh. Biasanya perkara bentuk tubuh jadi hal yang paling
gampang membuat seorang wanita merasa tersinggung. Kita mungkin
menganggap ia yang bertubuh kurus adalah yang paling beruntung, makan
sebanyak apapun tak akan membuatnya lebih gemuk. Tapi bisa jadi ia
sebenarnya sedang berusaha untuk membuat tubuhnya lebih berisi. Sudah
banyak cara yang ia coba tapi tetap tak berhasil. 

Kita
juga tak bisa begitu saja menghakimi ia yang bertubuh gemuk itu karena
kebanyakan makan dan malas olahraga. Bisa jadi ada faktor genetik yang
membuatnya bertubuh gemuk dan butuh usaha yang jauh lebih keras untuk
mendapatkan tubuh yang lebih proporsional. Atau mungkin bisa jadi ia
sedang mengidap sebuah penyakit dan tubuh gemuknya itu merupakan efek
dari konsumsi obat atau pengobatan yang sedang ia jalani. We never know, don’t we?

Kata-kata
yang kita ucapkan bisa lebih tajam dari pedang. Menghakimi seseorang
seenak kita sendiri pun bisa membuat hati seseorang terluka. Memang tak
ada orang yang sungguh begitu sempurna di dunia ini, Ladies. Semoga kita
pun bisa lebih menjaga apa yang kita ucapkan pada orang lain.[vem]

Comment