Photo: Copyright dailymail.co.uk |
RADARINDONESIANEWS.COM, JAKARTA – YV Di dunia ini, ada banyak penyakit yang bisa menyerang siapa saja dan
kapan saja. Dan penyakit itu sendiri mulai dari penyakit yang umum
terjadi pada semua manusia hingga penyakit langka yang hanya dialami
oleh segelintir manusia saja. Kali ini, kisah sedih tengah dirasakan
oleh seorang gadis berusia 25 tahun bernama Samara Rose Ingraffia asal
Michigan, Amerika Serikat. Bagaimana tidak sedih, gadis manis ini
mengaku sering merasakan tubuhnya seperti terbakar hidup-hidup. Kondisi
ini pun membuat sekujur tubuhnya muncul luka bakar tingkat dua.
kapan saja. Dan penyakit itu sendiri mulai dari penyakit yang umum
terjadi pada semua manusia hingga penyakit langka yang hanya dialami
oleh segelintir manusia saja. Kali ini, kisah sedih tengah dirasakan
oleh seorang gadis berusia 25 tahun bernama Samara Rose Ingraffia asal
Michigan, Amerika Serikat. Bagaimana tidak sedih, gadis manis ini
mengaku sering merasakan tubuhnya seperti terbakar hidup-hidup. Kondisi
ini pun membuat sekujur tubuhnya muncul luka bakar tingkat dua.
Dikutip dari laman dailymail.co.uk,
akibat kondisi yang ia alami, ia tidak bisa bermain atau sekedar
berlama-lama di luar rumah. Karena apa? Karena, setiap kali ia berada di
bawah paparan sinar matahari langsung, tubuhnya kembali terasa seperti
terbakar. Diakuinya, kondisi ini sangat menyiksanya. Samara mengatakan,
akibat kondisi yang ia alami, ia tidak bisa bermain atau sekedar
berlama-lama di luar rumah. Karena apa? Karena, setiap kali ia berada di
bawah paparan sinar matahari langsung, tubuhnya kembali terasa seperti
terbakar. Diakuinya, kondisi ini sangat menyiksanya. Samara mengatakan,
“Aku
tidak tahu apa yang aku alami ini. Ini benar-benar buruk dan
menyakitkan. Kondisi ini benar-benar mempengaruhi segala aktivitasku
sehari-hari. Ini membuatku merasa marah, jengkel dan sedih. Tubuhku
rasanya seperti terbakar hidup-hidup.”
tidak tahu apa yang aku alami ini. Ini benar-benar buruk dan
menyakitkan. Kondisi ini benar-benar mempengaruhi segala aktivitasku
sehari-hari. Ini membuatku merasa marah, jengkel dan sedih. Tubuhku
rasanya seperti terbakar hidup-hidup.”
Menurut
ahli kesehatan dan dokter yang memeriksa kondisi Samara, kondisi ini
disebut sebagai erythomelalgia atau sindrom manusia terbakar. Ada juga
yang menyebut kondisi ini sebagai sindrom Renauld atau suatu kondisi
langka yang membuat tubuh bereaksi secara dramatis terhadap penurunan
atau peningkatan suhu. Akibat reaksi ini, tubuh pun akan terasa seperti
terbakar dan sering kali meninggalkan bekas luka atau ruam.
ahli kesehatan dan dokter yang memeriksa kondisi Samara, kondisi ini
disebut sebagai erythomelalgia atau sindrom manusia terbakar. Ada juga
yang menyebut kondisi ini sebagai sindrom Renauld atau suatu kondisi
langka yang membuat tubuh bereaksi secara dramatis terhadap penurunan
atau peningkatan suhu. Akibat reaksi ini, tubuh pun akan terasa seperti
terbakar dan sering kali meninggalkan bekas luka atau ruam.
Singkat
cerita, kondisi langka pada tubuh Samara ini bermula ketika ia masih
berusia 9 tahun. Awalnya, ia dan keluarga tidak tahu menahu akan kondisi
langka yang ia derita. Setelah memeriksakan kondisinya ke lebih 100
dokter dan bertahun-tahun lamanya, akhirnya ia didiagnosa dengan
erythomelalgia. Dan karena kondisi ini, Samara pun tak bisa meneruskan
pendidikannya di sekolah. Setiap kali belajar di kelas dan suhu ruangan
meningkat, tubuhnya akan kembali terasa terbakar. Untuk itulah, sejak
terdiagnosa dengan erythomelalgia, orang tua memutuskan agar Samara
belajar dengan pendidikan homeschooling.
cerita, kondisi langka pada tubuh Samara ini bermula ketika ia masih
berusia 9 tahun. Awalnya, ia dan keluarga tidak tahu menahu akan kondisi
langka yang ia derita. Setelah memeriksakan kondisinya ke lebih 100
dokter dan bertahun-tahun lamanya, akhirnya ia didiagnosa dengan
erythomelalgia. Dan karena kondisi ini, Samara pun tak bisa meneruskan
pendidikannya di sekolah. Setiap kali belajar di kelas dan suhu ruangan
meningkat, tubuhnya akan kembali terasa terbakar. Untuk itulah, sejak
terdiagnosa dengan erythomelalgia, orang tua memutuskan agar Samara
belajar dengan pendidikan homeschooling.
Rupanya,
ayah Samara yang bernama Brian (53) juga mengidap kondisi ini. Hanya
saja, kondisi sang ayah tidak separah apa yang dialami oleh Samara.
Brian mengatakan,
“Aku
sangat sedih ketika mengetahui putriku mengidap kondisi yang sama
denganku. Apalagi, saat tahu bahwa kondisinya lebih parah dan lebih
menyakitkan dari apa yang aku alami. Setiap kali peningkatan suhu, tubuh
akan bereaksi secara berlebihan. Darah seperti membanjiri lapisan bawah
kulit. Rasanya sangat mengerikan. Rasanya seperti berada di dalam oven.
Kapan pun seseorang dengan kondisi ini berada di suhu yang panas, darah
akan tertarik dari kulit. Ini menyebabkan tubuh seperti terbakar dan
sangat panas.”
sangat sedih ketika mengetahui putriku mengidap kondisi yang sama
denganku. Apalagi, saat tahu bahwa kondisinya lebih parah dan lebih
menyakitkan dari apa yang aku alami. Setiap kali peningkatan suhu, tubuh
akan bereaksi secara berlebihan. Darah seperti membanjiri lapisan bawah
kulit. Rasanya sangat mengerikan. Rasanya seperti berada di dalam oven.
Kapan pun seseorang dengan kondisi ini berada di suhu yang panas, darah
akan tertarik dari kulit. Ini menyebabkan tubuh seperti terbakar dan
sangat panas.”
Mengerikan
sekali ya Ladies. Semoga, dokter yang menangani kondisi Samara bisa
segera menemukan obat untuknya dan ia pun bisa sembuh dari kondisi ini.
Tetap semangat Samara..[VEM]
sekali ya Ladies. Semoga, dokter yang menangani kondisi Samara bisa
segera menemukan obat untuknya dan ia pun bisa sembuh dari kondisi ini.
Tetap semangat Samara..[VEM]
Comment